- Nama Wuku dalam Kalender Jawa 1. Sinta 2. Landhep 3. Wukir (Ukir) 4. Kurantil 5. Tolu 6. Gumbreg 7. Warigalit atau Wariga 8. Warigagung atau Warigadean 9. Julungwangi 10. Sungsang 11. Galungan atau Dungulan 12. Kuningan 13. Langkir 14. Mandasia atau Medangsia 15. Pujut atau Julungpujut 16. Pahang 17. Kuruwelut (Kerulut) 18. Mrakeh (Marakeh) 19. Tambir 20. Mandangkungan (Medhangkungan) 21. Maktal (Natal) 22. Wuye (Uye) 23. Manahil 24. Prangbakat 25. Bala 26. Wugu (Ugu) 27. Wayang 28. Kulawu (Kelawu) 29. Dhukut 30. Watugunung (Gunung)
- Cara Menghitung Wuku
Dalam penanggalan Jawa, kita mengenal weton yaitu gabungan antara hari dengan pasaran, misalnya Jumat Kliwon. Selain weton, kalender ini juga mengenal perhitungan bernama wuku. Meski nama wuku dalam kalender Jawa tidak sepopuler weton, maknanya tidak boleh diabaikan.
Menurut Ida Bagus Gede Wiradnyana dalam buku Mapulang Lingga, wuku adalah sistem perhitungan waktu tradisional dalam budaya Jawa dan Bali yang menggunakan siklus 30 minggu (wuku) dalam satu putaran penuh, dengan total 210 hari per siklus dan 420 hari dalam satu tahun wuku (dua siklus). Setiap wuku memiliki nama, angka mistis (neptu), arah mata angin (mandala), dan dewa pelindung yang memengaruhi karakteristik waktu tersebut. Sistem ini penting dalam penentuan berbagai aspek kehidupan, termasuk padewasan, dan perhitungannya dimulai pada hari Minggu saat matahari terbit.
Penasaran dengan nama-nama wuku yang terdapat di dalam kalender Jawa, detikers? Mari kita simak penjelasan lengkap berikut!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nama Wuku dalam Kalender Jawa
Dihimpun dari buku Mapulang Lingga tulisan Ida Bagus Gede Wiradnyana, Horoskop Jawa tulisan Suroso Aji Pamungkas, serta Primbon Masa Kini tulisan By Donny Satryowibowo Ranoewidjojo (R), berikut adalah 30 nama wuku dalam kalender Jawa lengkap dengan artinya.
1. Sinta
- Urip: 7
- Arah: Pascima - Barat
- Dewa: Dewata Sanghyang Yamadipati
Wuku Sinta menggambarkan pribadi yang terlihat bijaksana dan ambisius, seperti seorang pendeta yang memiliki cita-cita besar. Sifatnya bisa lembut di awal namun berubah keras kemudian. Ia memiliki firasat tajam seperti burung gagak, dan sering kali menunjukkan kekayaan serta kebaikannya. Lambang pohon gendhayakan menandakan bahwa ia bisa menjadi tempat berlindung bagi yang menderita.
Namun, terdapat potensi bencana di usia tua dan wataknya keras kepala, kurang sabar, serta mudah stres. Wuku ini baik untuk mengobati, meminta hujan, dan mengadakan pernikahan anak perempuan, tetapi buruk untuk kegiatan spiritual dan pekerjaan besar.
2. Landhep
- Urip: 1
- Arah: Wayabya - Barat Laut
- Dewa: Dewata Sanghyang Mahadewa
Wuku Landhep menggambarkan seseorang yang rupawan, mudah mendapat pasangan yang baik, dan memiliki hati yang tenang serta cenderung suka bertapa. Perintahnya keras di awal tapi lembut pada akhirnya. Ia disenangi atasan seperti lambang burung kakaktua, tetapi suka memamerkan kekayaannya.
Lambang pohon gendhayakan memberi arti bahwa ia dapat menjadi tempat perlindungan bagi yang kesusahan. Bencananya bisa tertimpa kayu roboh, dan wataknya bersinar seperti matahari, ia pandai, ceria, dan mudah menghibur. Wuku ini baik untuk merawat senjata, taman, atau menjebak ikan, tapi tidak cocok untuk pindah rumah atau membangun tempat tinggal.
3. Wukir (Ukir)
- Urip: 4
- Arah: Uttara - Utara
- Dewa: Dewata Sanghyang Mahayekti
Wuku Wukir melambangkan pribadi dengan jiwa besar dan sulit ditandingi. Ia memiliki keberuntungan dan kedermawanan seperti air dalam jambangan, serta senang menonjolkan kekayaan. Lambang pohon nagasari menggambarkan wajah rupawan dan tutur kata manis.
Namun, seperti gunung yang terlihat indah dari jauh tapi berbahaya didekati, wataknya bisa sulit dipahami. Ia memiliki bakat seni, terutama dalam sastra. Bencana dapat datang dalam bentuk penganiayaan. Wuku ini baik untuk pernikahan dan renovasi rumah, tapi tidak cocok untuk berhenti dari pekerjaan atau membangun baru.
4. Kurantil
- Urip: 6
- Arah: Airsanya - Timur Laut
- Dewa: Dewata Sanghyang Langsur
Wuku Kurantil menggambarkan seseorang yang pandai mengambil hati orang lain, sabar, dan teguh pendirian. Perintahnya keras di awal namun lembut kemudian. Burung slinditan sebagai lambang menunjukkan seringnya tertimpa kesulitan namun mendapat bantuan dari orang penting. Sayangnya, ia boros dan tak pandai menyimpan kekayaan.
Lambang pohon ingas menggambarkan bahwa ia bukan pelindung yang baik. Wataknya seperti buah-buahan yang musiman, rezekinya naik turun dan tak menentu. Wuku ini baik untuk mencari pasangan atau berdagang, namun tidak baik untuk perayaan besar dan dilarang menggali atau pergi ke dataran rendah.
5. Tolu
- Urip: 5
- Arah: Purwa - Timur
- Dewa: Dewata Sanghyang Bhayu
Wuku Tolu mencerminkan pribadi yang lugas, spontan, dan menyenangkan hati orang lain, namun cenderung sombong dan mudah marah. Keberuntungannya datang di hari tua. Lambang burung branjangan menunjukkan sifat yang cepat dan kurang tenang. Ia senang menonjolkan kekayaan dan memiliki keberanian seperti pohon walikukun. Bencananya berupa serangan dari hewan bertaring atau berbisa.
Wataknya seperti pelangi, indah tapi tak abadi, sering dirundung kesulitan karena terlalu peduli pada orang lain. Wuku ini baik untuk mencari kesembuhan, tapi buruk untuk berlibur atau berjudi, serta dilarang bepergian ke arah barat laut.
6. Gumbreg
- Urip: 8
- Arah: Gneyan - Tenggara
- Dewa: Dewata Sanghyang Cakra
Wuku Gumbreg menggambarkan pribadi yang keras kemauan dan tidak suka ditunda-tunda dalam bertindak. Ia murah hati dan jujur tanpa kepura-puraan. Perintahnya terlihat lembut di awal tetapi berubah menjadi keras di akhir. Seperti pohon beringin, ia mampu melindungi keluarganya.
Lambang burung ayam hutan menandakan sifat cekatan dan sering beruntung. Ia tidak suka menonjolkan kekayaan dan lebih memilih memberi tanpa diketahui. Wataknya seperti suara gaduh di angkasa yang menunjukkan banyak bicara dan tidak mau kalah dalam diskusi.
Minggu ini baik untuk menikahkan anak laki-laki dan menjalankan usaha, sedangkan tidak baik untuk bercocok tanam, membangun rumah, memulai pekerjaan besar, atau bepergian jauh, dan dilarang menuju ke arah selatan.
7. Warigalit atau Wariga
- Urip: 9
- Arah: Daksina - Selatan
- Dewa: Dewata Sanghyang Asmara
Wuku Warigalit melambangkan pribadi yang rupawan dan selalu dipuji dalam berbagai pertemuan, tetapi cenderung doyan kawin, pencemburu berat, dan malas bergaul. Ia sulit dipahami isi pikirannya. Lambang pohon sulastri mencerminkan daya tarik wajah yang menawan dan menjadi idola banyak orang. Burung kepodang menunjukkan sifat pencemburu dan tidak suka bersosialisasi. Ia senang menyepi dan merenung seperti candi yang sepi. Wataknya membawa masalah seperti benalu yang mematahkan dahan.
Minggu ini baik untuk mempererat silaturahmi, mendoakan leluhur, dan mengatur pengairan, sedangkan tidak baik untuk bepergian jauh atau pergi berperang, dan dilarang naik ke tempat tinggi seperti gunung.
8. Warigagung atau Warigadean
- Urip: 3
- Arah: Nairiti - Barat Daya
- Dewa: Dewata Sanghyang Maharesi
Wuku Warigagung menggambarkan pribadi yang memiliki tanggung jawab besar dan ambisi tinggi. Ia berbakat menjadi orang mulia dan dipercaya banyak orang. Seperti pohon cemara, ia banyak bicara dan ucapannya manis hingga mudah ditaati. Burung bΓ©thΓ©t melambangkan pribadi yang keras dan pandai mencari nafkah.
Ia suka berbagi, baik dari depan maupun dari belakang. Wataknya seperti gempa bumi yang mengguncang keras dan tak mudah menarik kembali ucapannya.
Minggu ini baik untuk membangun rumah, menanam pohon, menikahkan anak laki-laki, dan belajar ilmu atau kesaktian, sedangkan tidak baik untuk bepergian jauh, pindah rumah, memelihara hewan, atau melakukan penyamaran, dan dilarang pergi ke arah utara.
9. Julungwangi
- Urip: 7
- Arah: Pascima - Barat
- Dewa: Dewata Sanghyang Sambhu
Wuku Julungwangi menggambarkan orang yang angkuh dan tidak mau dikalahkan. Ia murah rezeki dan dermawan seperti air jambangan yang mengalir. Burung kutilang menandakan suka berbicara, ucapannya berpengaruh, dan mudah mengambil hati, tetapi sering mengingkari janji sendiri. Lambang pohon cempaka wangi menunjukkan bahwa ia disukai banyak orang karena keharuman perilaku atau pesonanya.
Wataknya seperti hewan musang yang menyebarkan bau harum, penuh sesumbar tapi sering kali tidak terwujud karena mudah bosan. Minggu ini baik untuk bertirakat, membuka lahan, dan bercocok tanam, sedangkan tidak baik untuk bepergian jauh, mengadakan acara besar, membangun, atau mengobati anak yang sakit, dan dilarang ke arah barat daya.
10. Sungsang
- Urip: 1
- Arah: Wayabya - Barat Laut
- Dewa: Dewata Sanghyang Gana
Wuku Sungsang menggambarkan pribadi yang cerdas tetapi berwatak gelap, penasaran, dan kuat dalam pekerjaan fisik. Ia dermawan dan sopan seperti air jambangan yang terus mengalir. Lambang pohon tangan menunjukkan kreativitas, ketidaksukaan akan diam, dan keinginan atas milik orang lain. Burung nuri menggambarkan kebiasaan boros dan senang melakukan hal yang tidak pantas. Gedhong terbalik di belakang menunjukkan kebiasaan memberi tanpa butuh pujian.
Wataknya seperti bunga sepatu yang mencolok karena keinginan dan syahwatnya besar, meskipun masih bisa dikendalikan. Minggu ini baik untuk pindah rumah, bersilaturahmi, dan menanam pohon, sedangkan tidak baik untuk memanjat atau menebang pohon, bepergian jauh, perang, atau mengadakan acara, dan dilarang pergi ke arah timur.
11. Galungan atau Dungulan
- Urip: 4
- Arah: Uttara - Utara
- Dewa: Dewata Sanghyang Kamajaya
Pribadi dalam wuku Galungan dikenal berwajah menarik, berhati tulus, dan mampu menghibur mereka yang sedang bersedih. Ia senang memberi meski rezekinya tidak besar dan kadang bersikap boros. Seperti pohon tangan, ia rajin bekerja, tidak betah diam, kemauannya keras, dan suka menginginkan milik orang lain. Burung bido melambangkan sifat temperamen yang tinggi.
Wataknya seperti burung tinggi di angkasa, artinya rezeki datang dari keberhasilannya mengalahkan saingan. Minggu ini baik untuk berpuasa, mempelajari ilmu kesaktian, dan menjenguk tetangga, sedangkan tidak baik untuk menanam bambu, bepergian jauh, atau menikahkan anak, dan dilarang menuju ke arah timur laut.
12. Kuningan
- Urip: 6
- Arah: Airsanya - Timur Laut
- Dewa: Dewata Sanghyang Indra
Orang yang lahir di wuku ini dikenal memiliki kelebihan dan budi luhur. Ia memiliki potensi menjadi orang mulia karena selalu berada di depan dan tampil penuh wibawa. Seperti pohon wijayakusuma, ia rupawan, tertutup, tidak menyukai keramaian, dan bersikap teliti. Burung urang-urangan mencerminkan sifat pemalu tetapi cepat tanggap dan mudah marah. Gedhong tertutup di belakang mengisyaratkan sifat hemat dan penuh perhitungan.
Wataknya seperti air terjun yang banyak bicara dan tidak suka dipotong saat berbicara, serta suka berkata tidak benar. Minggu ini baik untuk menjalin silaturahmi dan membantu orang lain, sedangkan tidak baik untuk bertani, menikahkan anak, atau memperbaiki rumah, dan dilarang pergi ke arah barat.
13. Langkir
- Urip: 5
- Arah: Purwa - Timur
- Dewa: Dewata Sanghyang Kala
Sifat utama wuku Langkir adalah keras kepala, tamak, dan mudah marah tanpa memperhatikan keadaan sekitar. Ia sering dianggap rendah budi pekertinya dan sulit didekati. Lambang pohonnya ingas dan cemara roboh menggambarkan ketidaksanggupan memberi perlindungan dan kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain. Burung puyuh menandakan keberanian, cocok menjadi prajurit, dan tidak meremehkan siapa pun.
Wataknya seperti gunung yang kawahnya selalu bergolak, artinya banyak berbicara tapi tidak ada tindakan nyata. Minggu ini baik untuk menanam pohon, bepergian jauh, menikahkan anak, merawat senjata, serta mengobati orang sakit, sedangkan tidak baik untuk maju ke pengadilan atau berperang, dan dilarang menuju arah tenggara.
14. Mandasia atau Medangsia
- Urip: 8
- Arah: Gneyan - Tenggara
- Dewa: Dewata Sanghyang Brahma
Wuku ini mencerminkan pribadi yang tegas, memiliki harga diri tinggi, dan sulit mengendalikan amarah ketika sudah tersulut. Ia susah memaafkan kesalahan orang lain. Seperti pohon asem, ia kukuh dalam pendirian, dihormati, dan dapat menjadi pelindung bagi mereka yang kesusahan. Burung plathuk bawang melambangkan ketekunan dalam bekerja dan kemauan keras. Gedhong tertutup di depan menyiratkan sifat hemat dan kecukupan rezeki.
Wataknya seperti batu hitam yang tersimpan di atas dipan atau pohon besar yang menancap kuat di bumi, menunjukkan kesabaran luar biasa tetapi bila marah akan sulit dikendalikan. Minggu ini baik untuk bersilaturahmi, pergi berobat atau membantu orang sakit, serta menikahkan anak, sedangkan tidak baik untuk bepergian jauh, menggali sumur, atau mencari uang, dan dilarang turun ke dataran rendah.
15. Pujut atau Julungpujut
- Urip: 9
- Arah: Daksina - Selatan
- Dewa: Dewata Sanghyang Guritna
Dalam wuku ini, orangnya senang dengan keramaian, berbicara sopan, tetapi memiliki nafsu besar dan ambisi kuat. Ia digambarkan sedang menghadap gunung, menandakan keinginannya untuk menggapai kekuasaan dan tidak suka disaingi. Pohon rembuyut menunjukkan penampilan yang menarik, sikap terbuka, dan kemampuannya dibutuhkan di banyak tempat. Burung emprit dan johan melambangkan ambisi besar dan jalan pikiran yang rumit.
Wataknya seperti kapal di tengah lautan yang terus mencari penghidupan tetapi kurang mendapat hasil. Minggu ini baik untuk memelihara hewan, menanam sayur dan buah, serta mencari penghasilan, sedangkan tidak baik untuk memulai pekerjaan baru atau menjalin silaturahmi, dan dilarang pergi ke arah barat laut.
16. Pahang
- Urip: 3
- Arah: Nairiti - Barat Daya
- Dewa: Dewata Sanghyang Tantra
Orang yang lahir di wuku Pahang biasanya berwibawa, disegani, dan dihormati karena kemampuannya dalam berbicara dan membawa diri. Ia menyukai ketenangan, pendiam, namun tekun dan gigih dalam mencapai tujuan. Sifatnya sopan, tetapi memiliki ambisi yang tersembunyi.
Minggu ini baik digunakan untuk berdagang, menanam padi, dan memelihara hewan. Namun, sebaiknya hindari memulai pekerjaan baru, memperbaiki rumah, atau bepergian ke arah barat daya.
17. Kuruwelut (Kerulut)
- Urip: 7
- Arah: Pascima - Barat
- Dewa: Dewata Sanghyang Wisnu
Wuku Kuruwelut menggambarkan orang yang supel, mudah bergaul, dan disenangi banyak orang. Ia memiliki pikiran yang cermat, senang membantu, dan bersikap terbuka. Namun, ia juga mudah terpengaruh dan kadang cepat percaya pada orang lain, sehingga rawan dimanfaatkan.
Untuk minggu ini, kegiatan seperti bertani, memperbaiki alat rumah tangga, dan silaturahmi akan membawa hasil baik. Sebaliknya, tidak disarankan melakukan perjalanan jauh atau mempercayai orang baru, terutama dari arah barat.
18. Mrakeh (Marakeh)
- Urip: 1
- Arah: Wayabya - Barat Laut
- Dewa: Dewata Sanghyang Surenggana
Orang yang berada dalam wuku Mrakeh cenderung pendiam, banyak berpikir, dan perasaannya halus. Ia tekun, rajin bekerja, namun kurang menunjukkan emosinya secara terbuka. Walau terlihat sederhana, ia memiliki ketajaman intuisi yang kuat dan sikap hati-hati.
Minggu ini baik untuk berkebun, mempelajari sesuatu yang baru, serta berdoa memohon kesembuhan. Namun, kurang baik untuk memulai relasi baru atau melakukan perjalanan ke barat laut.
19. Tambir
- Urip: 4
- Arah: Uttara - Utara
- Dewa: Dewata Sanghyang Εiwa
Individu yang lahir di wuku Tambir biasanya memiliki pemikiran tajam dan spiritualitas tinggi. Ia tenang, berwibawa, dan cenderung menyukai keheningan. Sering kali, ia lebih suka bekerja di balik layar, namun hasil kerjanya nyata dan diperhitungkan banyak orang.
Minggu ini cocok untuk meditasi, membersihkan tempat ibadah, dan mencari solusi atas masalah pribadi. Sebaliknya, hindari bepergian jauh atau menyelesaikan urusan hukum, dan waspadai arah utara.
20. Mandangkungan (Medhangkungan)
- Urip: 6
- Arah: Airsanya - Timur Laut
- Dewa: Dewata Sanghyang Bhasuki
Wuku Mandangkungan mencerminkan orang yang tangguh, pekerja keras, dan ulet. Ia memiliki semangat tinggi, setia terhadap tugas, dan mampu memimpin dalam kelompok kecil. Walaupun terkesan keras, ia sebenarnya lembut terhadap orang yang dekat dengannya.
Untuk minggu ini, baik dilakukan kegiatan seperti memperkuat kerja sama tim, menyelesaikan urusan keluarga, dan memperbaiki alat rumah. Namun, hindari pergi jauh atau menantang hal baru yang berisiko, serta jangan bepergian ke arah timur laut.
21. Maktal (Natal)
- Urip: 5
- Arah: Purwa - Timur
- Dewa: Dewata Sanghyang Sakri
Orang wuku Maktal keras kemauan dan rajin menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh. Ia memiliki wibawa dan sering dipandang mulia. Sikapnya santun dan rupawannya menarik, sehingga disayangi atasan. Sifatnya lincah dan suka menyendiri. Kekayaannya sering mengalir bersama kehormatannya, tapi rentan mengalami perselisihan.
Minggu ini baik untuk menggelar acara pernikahan, memperbaiki rumah secara gotong royong, dan berdoa agar harapan terkabul. Kurang baik untuk bepergian jauh atau pindah rumah, serta disarankan menghindari arah timur laut.
22. Wuye (Uye)
- Urip: 8
- Arah: Gneyan - Tenggara
- Dewa: Dewata Sanghyang Kwera
Orang wuku Wuye pandai memikat hati dan berbicara meyakinkan. Ia aktif dalam olahraga dan bela diri, tapi mudah marah dan tersinggung. Kepekaannya tinggi dan ia selalu waspada, seperti keris terhunus yang siap siaga. Ia kuat, berpengaruh, dan teguh pendirian. Sifatnya cemburu dan kadang suka menyepi. Kebiasaannya boros untuk kepentingan orang lain.
Minggu ini baik untuk menjerat burung, menanam kebun, mencari penghasilan, dan mendoakan leluhur. Tidak cocok untuk bepergian jauh, berkata dusta, dan sebaiknya hindari arah barat.
23. Manahil
- Urip: 9
- Arah: Daksina - Selatan
- Dewa: Dewata Sanghyang Citragotra
Orang wuku Manahil narsis dan pandai bersosialisasi, meski sering salah paham dengan orang lain. Ia suka memberi perintah tanpa mengharapkan imbalan. Wawasannya tajam dan selalu waspada, walau peranannya kecil, ia aktif dan teguh dalam segala situasi. Ia berpikir praktis dan hemat. Kadang sifatnya agak malas dan perannya kurang jelas.
Minggu ini baik untuk mencari pengobatan, membangun bendungan, dan beradu argumen. Kurang baik untuk menyebar bibit, menikah, atau pergi jauh mencari uang. Disarankan menghindari arah tenggara.
24. Prangbakat
- Urip: 3
- Arah: Nairiti - Barat Daya
- Dewa: Dewata Sanghyang Bhisma
Orang wuku Prangbakat keras, tegas, terampil, tapi pemalu dan kaku seperti prajurit. Perintahnya lembut diawal tapi semakin keras ke depan. Ia cukup beruntung, panjang umur, dan teguh pendirian walau kadang congkak. Sifatnya tangkas dalam bekerja, tapi rentan menanggung kesalahan sendiri.
Minggu ini baik untuk merawat barang berharga, berdagang, meminta sesuatu, atau menjatuhkan hukuman. Tidak baik untuk bepergian jauh, membangun rumah, menanam halaman, mencari uang, atau mengobati sakit. Hindari menuruni gunung atau menggali tanah.
25. Bala
- Urip: 7
- Arah: Pascima - Barat
- Dewa: Dewata Sanghyang Dhurgha
Orang wuku Bala suka membuat keributan dan menghasut, tak kenal takut, suka berlaku curang, dan munafik. Ia banyak bicara tapi tidak dapat dipercaya dan suka memerintah. Ia dekat dengan pejabat, pongah, namun selalu beruntung. Wataknya sulit ditebak, rezekinya naik turun, dan kadang mengalami sial besar.
Minggu ini baik untuk bersilaturahmi, mendamaikan orang, dan menolong yang bingung. Tidak cocok untuk mengajarkan ilmu kesaktian, memperbaiki sesuatu, atau mengerjakan pekerjaan. Hindari arah barat laut.
26. Wugu (Ugu)
- Urip: 1
- Arah: Wayabya - Barat Laut
- Dewa: Dewata Sanghyang Singajalma
Orang yang lahir di wuku Wugu memiliki kepribadian yang lapang dada, cerdas, sopan, dan rendah hati. Ia dikenal bijak dan selalu berprasangka baik terhadap sesama. Meskipun sering menjadi pusat perhatian dan cukup berlimpah rezeki, ia bisa tanpa sengaja mengecewakan orang terdekat. Sifat cemburuan dan kecenderungan menyendiri membuatnya agak sulit bergaul, dan karena hematnya, sering dianggap pelit.
Untuk minggu ini, baik jika digunakan untuk memperbaiki rumah, menggelar pernikahan, mencari penghasilan, atau menanam umbi-umbian. Sebaliknya, hindari hal-hal yang berisiko konflik, serta waspadai arah barat laut.
27. Wayang
- Urip: 4
- Arah: Uttara - Utara
- Dewa: Dewi Sri
Wuku Wayang melambangkan pribadi yang menawan, penuh empati, teliti, dan disukai banyak orang. Ia murah hati dan penyabar, namun tetap waspada serta tajam pengamatannya. Penampilannya elok dan menenangkan, membuatnya mudah diidolakan. Di balik sikap santunnya, ia juga memiliki sisi menyendiri dan tak segan menunjukkan kedermawanannya.
Minggu ini baik untuk mencari peruntungan, mendalami ilmu bela diri, dan mempelajari alam. Namun, sebaiknya hindari menjenguk orang sakit, memulai pekerjaan baru, atau aktivitas yang berbahaya seperti mendaki gunung atau memanjat.
28. Kulawu (Kelawu)
- Urip: 6
- Arah: Airsanya - Timur Laut
- Dewa: Dewata Sanghyang Sadana
Orang yang lahir di wuku Kulawu dikenal berani, murah hati, dan teguh pendirian. Ia bersikap santai dan riang dalam menjalani hidup, walau terkadang terlihat lugu dan kurang perhitungan terhadap risiko. Ia juga dikenal pemboros, namun dermawan tanpa pamrih, serta memiliki kekuatan fisik dan umur panjang.
Minggu ini cocok untuk kegiatan seperti mengobati orang sakit, menikah, atau bersilaturahmi. Di sisi lain, kurang baik jika digunakan untuk bepergian jauh, pindah rumah, atau membuka lahan baru, dan sebaiknya hindari arah utara.
29. Dhukut
- Urip: 5
- Arah: Purwa - Timur
- Dewa: Dewata Sanghyang Bharuna
Wuku Dhukut menggambarkan seseorang yang keras wataknya, disiplin seperti prajurit, dan memiliki kecerdasan serta loyalitas tinggi. Ia sangat waspada dalam bertindak, namun sifat tamaknya membuatnya kurang disukai di lingkup sosial. Meski demikian, ia cukup disayangi atasan dan rezekinya lancar.
Untuk minggu ini, disarankan melakukan kegiatan seperti memperbaiki sesuatu, membersihkan halaman, mencari pasangan, atau meracik obat. Sebaliknya, hindari aktivitas mencari uang, mempelajari ilmu kesaktian, dan jangan melakukan perjalanan ke arah barat daya.
30. Watugunung (Gunung)
- Urip: 8
- Arah: Gneyan - Tenggara
- Dewa: Dewata Sanghyang Anantabhoga
Orang wuku Watugunung dikenal memiliki banyak keinginan, gemar berdebat, serta suka dengan kehidupan spiritual maupun politik. Ia romantis, percaya takhayul, dan sering terlihat menyepi atau meniru perilaku pertapa. Meskipun pikirannya terang, ia sering tidak menonjol atau kurang dikenal.
Minggu ini sangat baik untuk bercocok tanam, mencari pengobatan, bersilaturahmi, atau menjalin hubungan pernikahan antar keluarga. Namun, tidak disarankan untuk menyimpan harta di tempat tersembunyi atau membuat pagar halaman, serta hindari bepergian ke arah timur.
Cara Menghitung Wuku
Untuk menghitung wuku, kita dapat mengikuti panduan yang dijelaskan Suroso Aji Pamungkas dalam buku Horoskop Jawa berikut ini.
Langkah 1: Catat tanggal, bulan, dan tahun kelahiran secara tepat berdasarkan kalender Julian.
Langkah 2: Ubah bulan kelahiran menjadi angka (Januari=1, Februari=2, ..., Desember=12).
Kemudian kurangi angka bulan dengan 1, lalu kalikan hasilnya dengan 4.
Contoh:
Jika bulan Juli (7), maka:
(7 - 1) Γ 4 = 6 Γ 4 = 24
Langkah 3: Bagi tanggal kelahiran dengan angka 7. Jika hasilnya pecahan, bulatkan ke angka bulat terdekat.
Contoh:
Tanggal 19 Γ· 7 = 2,71 β dibulatkan menjadi 3
Langkah 4: Cari angka dari Tabel Besar berdasarkan tahun kelahiran.
Berikut ini adalah tabel yang menjadi acuan:
![]() (Foto: Ulvia Nur Azizah/detikJateng) |
![]() (Foto: Ulvia Nur Azizah/detikJateng) |
![]() (Foto: Ulvia Nur Azizah/detikJateng) |
![]() (Foto: Ulvia Nur Azizah/detikJateng) |
Langkah 5: Jumlahkan ketiga angka yang diperoleh pada langkah 2, 3, dan 4. Jika hasilnya lebih besar dari 30, kurangi 30 agar hasilnya kurang dari atau sama dengan 30.
Langkah 6: Cari angka penyesuaian berdasarkan bulan kelahiran dari Tabel Nilai Penyesuaian berikut:
![]() (Foto: Ulvia Nur Azizah/detikJateng) |
Demikianlah penjelasan lengkap mengenai nama wuku dalam kalender Jawa beserta arti dan cara menghitungnya. Semoga bermanfaat!
(sto/apl)