Cara Menghitung Weton Jawa Bagi Pasangan yang Mau Menikah

Cara Menghitung Weton Jawa Bagi Pasangan yang Mau Menikah

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Selasa, 04 Apr 2023 19:33 WIB
Pasang Cincin on Javanese Wedding. Traditional Javanese Groom Puts a Ring On The Bride
Cara Menghitung Weton Jawa Bagi Pasangan yang Mau Menikah. Foto: Getty Images/iStockphoto/ridzky setiaji
Solo -

Pernikahan dalam adat Jawa mempertimbangkan berbagai hal termasuk weton. Penghitungan weton ini digunakan untuk meramalkan tentang baik dan buruknya suatu hal.

Filolog dan Konsultan Pawukon di Museum Radya Pustaka Solo Totok Yasmiran mengatakan, orang Jawa jika melakukan sesuatu yang penting biasanya didasari perhitungan. Seperti hendak melangsungkan pernikahan.

Petungan (perhitungan) bermakna sebagai tempat berhitung, hal hitung, cara menghitung, dan hasil hitung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Petung Jawa sepertinya juga njlimet (rumit) sekali. Apa-apa serba dihitung. Contohnya hari dan pasaran dihitung, masing-masing ada nilainya (neptu)," kata Totok kepada detikJateng, Selasa (4/4/2023).

Neptu Berdasar Hari

Berikut panduan dasar penghitungan nilai neptu:

ADVERTISEMENT
  • Minggu: 5 neptu
  • Senin: 4 neptu
  • Selasa: 3 neptu
  • Rabu: 7 neptu
  • Kamis: 8 neptu
  • Jumat: 6 neptu
  • Sabtu: 9 neptu

Neptu Berdasar Pasaran

Panduan dasar perhitungan neptu berdasarkan pasaran Jawa:

  • Legi: 5 neptu
  • Pahing: 9 neptu
  • Pon: 7 neptu
  • Wage: 5 neptu
  • Kliwon: 8 neptu

"Terdapat beberapa pola perhitungan siklus atau pola. Ada pola bagi 4, 5, bahkan sampai 9. Namun yang sering digunakan adalah pola bagi 4, 5, dan 7. Kriteria masing-masing polanya pun berbeda. Urutan penentuan jumlah neptu paling kecil 7 dan paling banyak 18, maka urutannya pun diawali dari angka 14 dan diakhiri angka 36, yakni penjumlahan neptu terkecil sampai neptu terbesar," ucapnya.

Menghitung Siklus

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat seperti berikut:

4 Siklus

Gentho: 17, 21, 25, 29, 33

Gembili: 14, 18, 22, 26, 30,34

Sri: 15, 19, 23, 27, 31, 35

Punggel: 16, 20, 24, 28, 32, 36

5 Siklus

Sri: 16, 21, 26, 31, 36

Dana: 17, 22, 27, 32

Lara: 18, 23, 28, 33

Pati: 14, 19, 24, 29, 34

Lungguh: 15, 20, 25, 30, 35

7 Siklus

Wasesa Segara: 15, 22, 29, 36

Tunggak Semi: 16, 23, 30

Satriya Wibawa: 17, 24, 31

Satriya Wirang: 19, 26, 33

Bumi Kapetak: 20, 27, 34

Lebu Katiyub Angin: 14, 21, 28, 35

Contoh penghitungannya, weton calon pengantin pria Ahad Pahing (5 + 9 = 14), sedangkan weton calon pengantin wanita Rabu Legi, (7 + 5 = 12). Jadi jumlah neptu keduanya 26. Dengan menerapkan pola 4 siklus, maka didapatkan kriteria Gembili atau berpotensi banyak keturunan. Atau 26:4 sisa 2 Gembili.

Selanjutnya kita terapkan pola 5 siklus, maka didapatkan kriteria Sri, yakni 26:5 sisa 1, yakni Sri atau mendapatkan kemuliaan dan kewibawaan serta rezeki yang melimpah.

Kemudian jika diterapkan pola 7 siklus, maka diperoleh hasil 26:7 sisa 5, yakni Satriya Wirang atau mendapat malu atau dipermalukan.

Dari ketiga hasil tersebut, tampak lebih kuat segi positifnya, yakni di pola bagi 4 dan pola bagi 5. Dengan demikian, calon pasangan tersebut boleh melanjutkan ke jenjang pernikahan.

"Perhitungan itu yang sudah berlaku di masyarakat Jawa sejak ratusan tahun hingga sekarang. Adapun tempat, waktu, dan keadaan cenderung berubah-ubah. Suatu hal yang lumrah, jika perhitungan pun terjadi perubahan. Oleh karenanya jangan terlalu dipercaya," ujarnya.

Totok menambahkan, ada pertimbangan lain lagi yang lebih penting seperti bibit, bebet, bobot maupun sifat atau karakter menurut wuku. Jadi, perhitungan dan pertimbangan tersebut dapat dipakai sebagai referensi.

"Apabila bertepatan dengan yang baik, kita bersyukur kepada Tuhan, selalu eling dan waspada demi rahayunya sesama. Namun jika perhitungannya tidak atau kurang baik, memohonlah ampun kepada Tuhan, dan selalu berusaha agar dilimpahkan, kesehatan, kecukupan, dan keselamatan," kata dia.

"Percayalah jika keadaan yang demikian itu tidak selamanya atau hanya bersifat sementara. Semuanya harus selalu didasari sikap jujur, dan penuh keikhlasan, bersih suci jiwa dan raga. Kita selalu memohon semoga Tuhan yang berkuasa atas kehidupan kita agar memberikan jalan kebenaran. Sebagai insan ciptaan-Nya kita hanya bisa sumarah dan pasrah kepada Allah," pungkasnya.




(ahr/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads