Orang Jawa memiliki berbagai filosofi hidup yang masih dipegang teguh hingga kini. Salah satunya adalah 'Wani Ngalah Luhur Wekasane'. Kira-kira, apa arti 'Wani Ngalah Luhur Wekasane'? Jika penasaran, sebaiknya jangan lewatkan penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Menurut Iman Budhi Santosa dalam buku Nasihat-Nasihat Hidup Orang Jawa, ungkapan tersebut termasuk dalam salah satu unen-unen. Lebih lanjut, dalam buku Falsafah Hidup Jawa, Prof Dr Suwardi Endraswara M Hum menjelaskan, unen-unen adalah peribahasa atau pepatah dalam budaya Jawa yang mengandung nilai-nilai kebijaksanaan dan falsafah hidup.
Ungkapan ini telah teruji oleh waktu dan bertujuan untuk menjaga keseimbangan serta harmoni dalam kehidupan masyarakat Jawa. Jadi, mari kita simak penjelasan mengenai arti 'Wani Ngalah Luhur Wekasane', detikers!
Apa Arti Wani Ngalah Luhur Wekasane?
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering dihadapkan pada berbagai situasi yang menuntut pilihan antara mempertahankan ego atau mengalah demi kebaikan bersama. Salah satu falsafah luhur dalam budaya Jawa yang mengajarkan sikap bijaksana dalam menghadapi situasi ini adalah 'Wani Ngalah Luhur Wekasane'. Ungkapan ini memiliki makna yang dalam dan sarat dengan nilai-nilai kebajikan yang diwariskan oleh leluhur.
Menurut Prof Gunawan Sumodiningrat dan Ari Wulandari dalam bukunya Pitutur Luhur Budaya Jawa (2014), 'Wani Ngalah Luhur Wekasane' berarti seseorang yang berani mengalah, meskipun berada di pihak yang benar, pada akhirnya akan memperoleh kemuliaan. Mengalah dalam konteks ini bukan berarti kalah, tetapi lebih kepada sikap bijaksana dalam menghadapi perbedaan agar tidak menimbulkan konflik yang lebih besar. Orang yang mengutamakan kepentingan orang lain cenderung mendapatkan jalan kebaikan dalam hidupnya.
Sementara itu, dalam buku Himpunan Pitutur Luhur terbitan Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, makna dari 'Wani Ngalah Luhur Wekasane' lebih ditekankan sebagai bentuk kesadaran untuk menghindari benturan atau pertikaian demi menjaga kedamaian hidup bersama. Sikap ini harus dilandasi dengan keikhlasan, kesabaran, kejujuran, serta kasih sayang dalam setiap interaksi dengan sesama.
Mengalah Bukan Berarti Kalah
Falsafah 'Wani Ngalah Luhur Wekasane' menanamkan nilai bahwa keberanian sejati bukanlah dalam memenangkan perdebatan atau mendominasi suatu keadaan, melainkan dalam kemampuan menahan diri dan memberikan kesempatan kepada orang lain. Dalam banyak situasi, orang yang benar-benar memahami suatu persoalan cenderung lebih mudah mengalah, karena mereka memiliki keyakinan bahwa kebenaran akan menemukan jalannya sendiri. Dengan kata lain, mengalah bukan berarti menyerah atau lemah, melainkan sikap penuh kebijaksanaan yang akan membuahkan hasil baik di kemudian hari.
Sebagai contoh, dalam kehidupan sosial maupun profesional, sering kali kita menemui perdebatan atau persaingan yang bisa berujung pada konflik. Orang yang memahami filosofi ini akan memilih untuk mengalah, bukan karena takut atau merasa lemah, tetapi karena mereka lebih mengutamakan keharmonisan dan kedamaian. Pada akhirnya, mereka akan dihormati dan dihargai oleh orang-orang di sekitarnya.
Menerapkan 'Wani Ngalah Luhur Wekasane' dalam Kehidupan
Agar filosofi ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, beberapa sikap berikut dapat menjadi pegangan.
1. Ikhlas
Ikhlas berarti mengalah dengan penuh ketulusan, tanpa menyimpan rasa dendam atau kecewa. Mengalah bukan berarti menyerah, tetapi merupakan bentuk kedewasaan dalam menghadapi situasi. Orang yang ikhlas dalam mengalah tidak akan merasa dirugikan, karena ia memahami bahwa kebaikan yang lebih besar akan datang pada waktunya. Keikhlasan inilah yang membuat seseorang tetap tenang dan damai, meskipun harus mengorbankan ego atau kepentingan pribadi.
2. Sabar
Sabar menjadi kunci utama dalam sikap mengalah. Menghindari pertengkaran atau perdebatan memerlukan pengendalian diri agar tidak terpancing emosi. Seseorang yang memiliki kesabaran tinggi akan lebih mudah menghindari konflik yang tidak perlu, sehingga dapat menjaga hubungan baik dengan orang lain. Dalam banyak kasus, kesabaran justru menunjukkan kekuatan sejati, karena tidak semua orang mampu menahan diri dalam situasi yang memancing konfrontasi.
3. Jujur
Jujur dalam mengalah berarti tetap berpegang pada nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Mengalah tidak boleh dilakukan dengan cara mengorbankan prinsip atau membiarkan ketidakadilan terjadi. Seseorang yang mengalah dengan tetap mempertahankan kejujuran menunjukkan bahwa ia memiliki integritas yang tinggi. Sikap ini penting agar mengalah tidak dianggap sebagai kelemahan, melainkan sebagai pilihan sadar yang tetap berpijak pada kebenaran.
4. Kasih Sayang
Terakhir, kasih sayang menjadi dasar utama dalam sikap mengalah yang mulia. Mengutamakan kepentingan bersama dilakukan dengan penuh empati dan kepedulian terhadap orang lain. Mengalah dengan kasih sayang berarti memahami perasaan dan kebutuhan orang lain, serta berusaha menciptakan harmoni dalam kehidupan sosial. Dengan menanamkan kasih sayang, mengalah bukan lagi sesuatu yang terasa berat, tetapi justru menjadi cara untuk mempererat hubungan dan menciptakan kedamaian dalam kehidupan.
Sikap ini dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari hubungan keluarga, pergaulan sosial, hingga dunia kerja. Seseorang yang mampu mengalah dengan bijaksana akan lebih mudah mendapatkan dukungan dan kepercayaan dari orang-orang di sekitarnya.
Jadi, sudah memahami apa arti 'Wani Ngalah Luhur Wekasane', detikers? Semoga kita dapat mengamalkan filosofi hidup orang Jawa tersebut untuk mencapai kedamaian dalam hidup.
Simak Video "Siap-siap "War" Tiket Indonesia Vs Argentina Segera Dimulai"
(par/afn)