Ada begitu banyak hal yang bisa dipelajari dari kebiasaan masyarakat Jawa, salah satunya seputar tuladha wewaler yang berisikan nasihat tentang kehidupan. Sebagai cara untuk mengenal wewaler secara lebih dekat, mari temukan contohnya melalui artikel ini.
Secara umum, wewaler dapat dimaknai sebagai sebuah peraturan yang dikenal oleh masyarakat secara turun temurun. Namun demikian, peraturan tersebut tidak tertulis, sehingga lebih banyak disampaikan oleh para orang tua kepada anak-anaknya.
Sebagai sebuah peraturan yang tidak tertulis, wewaler berisikan berbagai nasihat yang memiliki arti cukup mendalam berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan. Inilah yang membuat wewaler menjadi sesuatu yang cukup penting bagi masyarakat Jawa karena kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, bagi detikers yang ingin mengetahui secara lebih dekat dengan tuladha wewaler ini, mari simak baik-baik penjelasannya berikut. Ini 34 tuladha wewaler dalam bahasa Jawa lengkap dengan artinya.
Apa Itu Tuladha Wewaler?
Sebelum mengetahui contohnya secara langsung, mari mengenal terlebih dahulu dengan pengertian tuladha wewaler secara lebih dekat. Di dalam bahasa Jawa 'tuladha' memiliki arti sebagai contoh atau teladan.
Sementara itu, wewaler lebih berkaitan erat dengan ketentuan atau larangan. Dijelaskan dalam buku 'Himpunan Pitutur Luhur' oleh Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, wewaler adalah ketentuan yang sifatnya mengatur tentang berbagai larangan. Biasanya orang-orang yang meyakini suatu wewaler akan melaksanakannya secara konsisten.
Sementara itu, menurut buku 'Mempertahankan Cita-cita, Menjaga Spirit Perjuangan: Refleksi 80 Tahun Harry Tjan Silalahi' oleh JB Soedarmanto, wewaler artinya larangan agar masyarakat Jawa menjauhi perbuatan tertentu. Biasanya larangan ini diberikan agar mereka menjauhi perbuatan yang tidak baik.
Tujuan adanya wewaler ini sebagai bagian dari budi pekerti atau etika. Mengingat masyarakat Jawa selama ini dikenal cukup menjunjung tinggi 'unggah-ungguh' atau tata krama. Dengan diterapkannya wewaler diharapkan dapat memastikan keadaan selalu slamet atau selamat.
34 Tuladha Wewaler lan Tegese
Ada sejumlah contoh wewaler dalam bahasa Jawa yang mungkin masih diyakini atau bahkan diterapkan oleh sebagian kalangan masyarakat sampai saat ini. Tidak hanya berisikan larangan, tapi juga ada 'pitutur' atau nasihat lainnya yang selama ini sering diterapkan dalam perilaku keseharian.
Dihimpun dari buku 'Pepak Lan Wasis Basa Jawa' oleh Febyardini Dian P R dan penelitian berjudul 'Tuturan Wewaler Siswa SDIT Tuban dalam Perspektif Kognitif Neisser' karya Namira Choirani Fijri, berikut beberapa contoh wewaler dalam bahasa Jawa lengkap dengan arti dan maknanya.
- Aja gawe sumur ing ngarepan omah (Jangan membuat sumur di depan rumah).
Maknanya: karena bisa membahayakan anak-anak saat bermain. - Aja kureb ajang (Jangan ditengkurapkan tempat makan atau minum).
Maknanya: sesudah makan, jangan ditengkurapkan tempat makan atau minumnya, melainkan dicuci terlebih dahulu. - Aja lungguh bantal mundhak wudunen (Jangan menduduki bantal karena bisa kena bisul).
Maknanya: bantal itu untuk digunakan kepala, apabila diduduki tidak sopan. - Aja mangan ing paturon (Jangan makan di tempat tidur).
Maknanya: bisa membuat kotor tempat tidur, kecuali saat sakit baru diperbolehkan. - Aja mangan karo ngadeg, mundhak wetenge dawa (Jangan makan sambil duduk, nanti perutnya bisa panjang)
Maknanya: makan sambil berdiri dianggap tidak sopan, lebih baik duduk manis yang baik. - Aja mangan mlaku (Jangan makan sambil jalan).
Maknanya: makan sambil jalan tidak baik bagi kesehatan dan tidak sesuai dengan tata krama. - Aja mangan panas (Jangan santap makanan panas).
Maknanya: makan makanan panas bisa berbahaya bagi kesehatan. - Aja mangan sangga ajang (Jangan makan dengan menyangga piring).
Maknanya: makan dengan menyangga piring bisa membuat mudah tumpah, lebih baik piring ditaruh di atas meja. - Aja ngaglah, lungguh ana ing lawang (Jangan duduk menghalangi jalan di depan pintu.)
Maknanya: duduk di depan pintu bisa menghalangi orang yang akan lewat keluar atau masuk. - Aja nggelar kasur tanpa spre (Jangan menggunakan kasur tanpa dilapisi sprei).
Maknanya: apabila kasur terkena kotor, maka sulit dibersihkan. - Aja ngendheg uwuh (Jangan menumpuk sampah)
Maknanya: bisa mengotori tempat lain saat tertiup angin. - Aja ngidoni sumur, mundhak suwing lambene (Jangan meludah di sumur, karena bisa membuat bibir sumbing).
Maknanya: sumur akan menjadi kotor dan apabila memiliki riwayat penyakit bisa menulari. - Aja njangkar wong tuwa (Jangan menyebut nama orang tua dengan tidak hormat)
Maknanya: menyebut nama orang tua dengan nama saja melanggar tata krama. - Aja seneng ndekok (Jangan suka tidur).
Maknanya: apabila tidur di waktu pagi tidak bagus. Pagi waktunya orang-orang bekerja. - Aja uncal uwuh (Jangan melempar sampah)
Maknanya: melempar sampah sembarangan bisa mengotori tempat lain, lebih baik buang di tempat sampah. - Durung mantu wis gawe omah, ora ilok (Belum punya mantu sudah bikin rumah, tidak baik).
Maknanya: orang yang belum punya mantu dinilai masih terlalu muda, belum banyak pengalaman. - Kekudhung kukusan, ora ilok (Berkerudung kukusan, tidak baik).
Maknanya: kukusan itu untuk menanak nasi, dibuat kerudungan atau ditaruh kepala bisa bikin kotor. - Kandhang omah, ora ilok (Menjadikan rumah sebagai kandang, tidak baik).
Maknanya: rumah yang dibuat sebagai kandang tidak bersih dan tidak sopan apabila ada tamu berkunjung. - Nyapu bengi, ora ilok (Menyapu di malam hari, tidak baik).
Maknanya: selain tidak bersih, debu-debu bisa betebangan. - Ora ilok weweh njaluk bali, mundhak gulune gondhoken (Tidak baik memberikan sesuatu berharap kembali, karena bisa membuat leher gondongan.)
Maknanya: memberikan apa saja harus ikhlas lahir dan batin, jangan mengharapkan kembali. - Ora ilok wanita lungguh jegang (Tidak baik wanita duduk posisi kaki terbuka lebar).
Maknanya: dilihat tidak sopan. - Aja ngombe nganggo irus (Jangan minum menggunakan centong masak)
Maknanya: kotor. - Aja gandhulan lawang (Jangan bergelantungan di pintu).
Maknanya: berbahaya. - Surup-surup aja dolanan (Jangan bermain menjelang Maghrib).
Maknanya: setan keluar saat Maghrib. - Aja adus surup-surup (Jangan mandi menjelang Maghrib).
Maknanya: lebih baik mandi sebelum Maghrib. - Aja lungguh lemekan sapu (Jangan duduk beralaskan sapu).
Maknanya: kotor. - Nek mangan durung entek, aja ngombe dhisik (Kalau makanan belum habis, jangan minum terlebih dahulu).
Maknanya: habiskan makanan agar tidak mubadzir. - Aja turu mengkureb, mundhak pangling sing momong (Jangan tidur tengkurap, nanti lupa dengan orang yang merawat).
Maknanya: agar tidak sesak dan menghindari rasa tidak nyaman. - Aja njongok ning tengah lawang, mundhak jodhange malik (Jangan duduk di tengah pintu nanti kotak makanmu terbalik).
Maknanya: menghalangi orang. - Aja mangan karo buk, mundhak dijerum tangga (Jangan makan sambil tidur, nanti difitnah tetangga).
Maknanya: takut tersedak. - Nek mangan dientekna, mundhak pithike mati (Kalau makan dihabiskan, nanti ayamnya mati).
Maknanya: habiskan makanan agar tidak mubadzir. - Nek nyapu sing resik, mundhak oleh jodho sing elek (Kalau menyapu yang bersih, jika tidak jodohnya jelek).
Maknanya: jodoh di tangan Tuhan. - Ora ilok dolanan beras, mengko tangane kithing (Tidak baik memainkan beras, nanti tangannya kiting).
Maknanya: tidak percaya karena tidak merasakan apa pun. - Aja ngethoki kuku bengi-bengi (Jangan memotong kuku malam hari).
Maknanya: berbahaya karena gelap dan penglihatan tidak jelas.
Itulah tadi rangkuman 34 tuladha wewaler lengkap dengan artinya yang dapat dijadikan sebagai referensi bacaan. Semoga informasi ini membantu, ya.
(par/aku)