- Apa Saja Contoh Pepatah Jawa? 1. Begja-begjane kang lali, isih begja wong kang eling lan waspada 2. Becik ketitik ala ketara 3. Desa mawa cara, negara mawa tata 4. Aja ngetung becike dhewe 5. Adigang, adigung, adiguna, adiwicara 6. Kamulyaning urip iku dumunungΒ anaΒ ing tentreming ati 7. Jer basuki mawa bea 8. Siji pesthi loro jodho telu tibaning wahyu papat kodrat lima bandha 9. Ajining diri sakaΒ lati, ajining ragaΒ sakaΒ busana 10. Memayu hayuning bawana 11. Aja leren lamun durung sayah 12. Crah agawe bubrah, rukun agawe santosa 13. Sapa nandur bakal ngundhuhΒ 14. Wani ngalah luhur wekasane 15. Mangan ora mangan sing penting kumpul 16. Sapa gawe bakal nganggo 17. Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi pati 18. Tuna sanak, bathi sanak 19. Aja dhemen metani alaning liyan 20. Aja gumunan, aja kagetan, aja dumeh 21. Bisa rumangsa, aja rumangsa bisa 22. Cekat-ceket nanging sareh 23. Sabaya mukti sabaya mati 24. Kudu bisa mati sajroning urip, urip sajroning mati 25. Narima ing pandum
Hidup orang Jawa sejak dulu sampai sekarang tidak terlepas dari pitutur luhur yang diwariskan secara turun-temurun. Salah satu pitutur luhur adalah pepatah Jawa yang berisi nasihat, nilai moral, hingga filosofi hidup sederhana.
Banyak pepatah Jawa yang tidak hanya menjadi bagian dari budaya, tetapi juga dapat dijadikan sebagai motto hidup yang relevan dengan kehidupan di masa kini. Ada pepatah yang berisi ajakan untuk selalu rendah hati sampai ajakan untuk senantiasa menjaga kerukunan.
Semua pesan pepatah Jawa ini penuh makna dan bisa bikin kamu makin bijak jika dipahami secara mendalam. Untuk itu, yuk telusuri sederet pepatah Jawa yang bisa dijadikan sebagai motto hidup dan bikin sikapmu lebih bijaksana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Saja Contoh Pepatah Jawa?
Contoh pepatah Jawa di bawah ini dikutip dari buku "52 Pepatah Jawa Penuh Makna dan Nasihat" oleh Pena Kreativa, "Hidup yang Berarti: 30 Renungan tentang Hidup Kristiani" oleh Agus Soehono, "Mekar di Bumi: Rangkuman Visiografi" oleh Arswendo Atmowiloto, "Menjadi Pemimpin Politik" oleh Muhammad Alfan Alfian Mahyudin, "Melampaui Diri sebagai Jalan Mistik" oleh Stefanus Christian Haryono, "Pepatah Jawa" oleh Alang-alang Kumitir, dan "Makna Ungkapan Bahasa Jawa: Kearifan Lokal Masyarakat Jawa" oleh Dr. Hj. Esti Ismawati, M. Pd.
1. Begja-begjane kang lali, isih begja wong kang eling lan waspada
Maknanya: Sebahagia-bahagianya orang yang lupa (lalai), masih lebih beruntung orang yang ingat (eling) dan selalu waspada.
2. Becik ketitik ala ketara
Maknanya: Perbuatan baik akan selalu dikenali, dan perbuatan buruk nantinya akan diketahui juga
3. Desa mawa cara, negara mawa tata
Maknanya: Setiap daerah memiliki adat istiadat atau aturan yang berbeda
4. Aja ngetung becike dhewe
Maknanya: Jangan suka menghitung/mengingat-ingat kebaikan sendiri. Seseorang harus senantiasa ikhlas dalam melakukan kebaikan, bukan menghitungnya.
5. Adigang, adigung, adiguna, adiwicara
Maknanya: Mengandalkan kekuatan, kekuasaan, kelihaian bicara atau merdunya suara, dan kepintarannya untuk kesombongan
6. Kamulyaning urip iku dumunung ana ing tentreming ati
Maknanya: Kemuliaan hidup kita terletak pada ketenteraman hati.
7. Jer basuki mawa bea
Maknanya: Segala keberhasilan butuh pengorbanan/biaya
8. Siji pesthi loro jodho telu tibaning wahyu papat kodrat lima bandha
Maknanya: Ada lima hal dalam hidup manusia yaitu takdir yang sudah digariskan, jodoh yang ditentukan, wahyu atau keberkahan yang turun dari Tuhan, kodrat atau kemampuan alami manusia, dan bandha atau harta yang menopang kehidupan.
9. Ajining diri saka lati, ajining raga saka busana
Maknanya: Harga diri (jiwa) terletak pada tutur kata, harga tubuh (raga, tampilan) terletak pada estetika berbusana.
10. Memayu hayuning bawana
Maknanya: Menjaga, memperindah, dan melestarikan keindahan serta keharmonisan dunia.
11. Aja leren lamun durung sayah
Maknanya: Jangan berhenti sebelum benar-benar lelah. Kalau sedang berusaha/kerja, teruskan sampai tuntas, jangan cepat menyerah.
12. Crah agawe bubrah, rukun agawe santosa
Maknanya: Pertengkaran akan membawa kehancuran, sedangkan kerukunan akan membawa pada kekuatan dan kesejahteraan.
13. Sapa nandur bakal ngundhuh
Maknanya: Siapa yang menanam akan menuai. Segala perbuatan pasti ada akibatnya, entah baik atau buruk.
14. Wani ngalah luhur wekasane
Maknanya: Berani mengalah akan berujung keluhuran/kemuliaan di kemudian hari.
15. Mangan ora mangan sing penting kumpul
Maknanya: Lebih baik berkumpul dalam lingkungan keluarga sendiri daripada merantau di negeri orang.
16. Sapa gawe bakal nganggo
Maknanya: Siapa yang membuat/mengerjakan, dialah yang akan memakai atau menikmati hasilnya.
17. Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi pati
Maknanya: Meskipun hanya seluas kening atau sejengkal tanah, kalau diganggu tetap akan dibela sampai mati.
18. Tuna sanak, bathi sanak
Maknanya: Meskipun kehilangan saudara, kita masih bisa mendapat saudara lewat persaudaraan baru. Jangan takut kehilangan, karena manusia bisa selalu menjalin hubungan baru.
19. Aja dhemen metani alaning liyan
Maknanya: Jangan suka mencari-cari kesalahan orang lain.
20. Aja gumunan, aja kagetan, aja dumeh
Maknanya: Jangan mudah heran, jangan gampang kaget/panikan, dan jangan sombong/meremehkan orang lain. Tetap rendah hati dan tidak berlebihan dalam menyikapi sesuatu.
21. Bisa rumangsa, aja rumangsa bisa
Maknanya: Manusia harus mampu merasakan, punya empati, dan tahu diri. Akan tetapi, jangan merasa sok bisa dan jangan sombong dengan kemampuannya.
22. Cekat-ceket nanging sareh
Maknanya: Manusia boleh cekatan dalam melakukan sesuatu, tapi jangan sampai terburu-buru hingga salah langkah. Cepat dan tepat, bukan asal cepat.
23. Sabaya mukti sabaya mati
Maknanya: Bersama-sama dalam kejayaan, bersama-sama juga dalam kesulitan atau kematian
24. Kudu bisa mati sajroning urip, urip sajroning mati
Maknanya: Harus bisa merasa mati dalam hidup dan merasa hidup di dalam kematian. Betapa pun manusia dalam keadaan senang/bahagia, hendaknya ia tetap ingat/waspada bahwa kesenangan itu tidak abadi, pada saatnya akan datang kematian.
25. Narima ing pandum
Maknanya: Menerima apa yang sudah menjadi takdir atau rezeki dengan lapang dada.
Itulah beberapa pepatah Jawa yang bisa dijadikan sebagai motto hidup agar hidupmu lebih bijak. Semoga bermanfaat!
(sto/ahr)
Komentar Terbanyak
Pakar UII Tak Percaya Ada Beking di Kasus Ijazah Jokowi: Ini Perkara Sepele
Mencicip Kue Kontol Kejepit di Keramaian Pasar Kangen Jogja
Siapa Beking Isu Ijazah yang Dicurigai Jokowi?