Ada beragam cara yang dilakukan masyarakat Tionghoa dalam menyambut Tahun Baru Imlek. Salah satunya adalah prosesi basuh kaki orang tua yang digelar tiap tahun di Kota Semarang.
Pantauan detikJateng, ada sekitar 8 keluarga yang mengikuti acara basuh kaki di Gedung Rasa Dharma, Kawasan Pecinan, Kecamatan Semarang Utara. Selain diikuti orang tua dan anak, ada pula sepasang suami-istri yang saling membasuh kaki di acara yang digelar Perkumpulan Sosial Boen Hian Tong.
Tampak para anak membuka sepatu orang tua dengan perlahan. Dengan khidmat mereka membasuh kaki orang yang telah merawatnya selama ini dengan lembut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tangis haru mewarnai prosesi basuh kaki itu. Usai dibasuh dan dilap menggunakan tisu, para orang tua berterima kasih kepada anak-anak mereka.
"Perasaannya sedih, campur senang, karena bisa minta maaf sama Mama dan Papa. Karena biasanya punya banyak ganjalan di rumah, sekarang bisa minta maaf," kata salah satu peserta, Noni (18), di Gedung Rasa Dharma, Senin (27/1/2025).
Ia mengaku senang bisa menyampaikan masalah dan unek-unek yang selama ini tidak bisa yang terungkapkan itu secara langsung kepada orang tuanya. Bersama dua adiknya, ia senantiasa membasuh kaki orang tuanya dengan hati-hati.
"Sedikit lega karena ada sedikit yang bisa dilakukan untuk orang tua, walaupun cuma membasuh kaki. Semoga nanti saya bisa lebih berbakti lebih nurut sama orang tua," harapnya.
Sambil berpelukan, orang tua lantas memberikan kalimat-kalimat hangat berupa nasihat. Mereka juga saling mengungkapkan perasaan sayang maupun perasaan yang masih mengganjal dan belum bisa tersampaikan selama ini.
Setelah puas berpelukan, anak-anak lantas memberikan teh kepada orang tua. Hal ini sesuai dengan tradisi pemberian teh di Cina yang menjadi bentuk rasa hormat dan terima kasih.
Salah satu peserta lainnya, Dian Widhiasto (43) mengaku acara membasuh kaki menjadi salah satu momentum penting sebagai refleksi diri bagi orang tua-anak, suami-istri, atau bahkan nenek kakek-cucu. Mereka bisa saling mengungkapkan hal-hal yang selama ini belum dikatakan.
"Di tengah zaman yang anak-anak mudanya banyak melupakan tradisi karena semakin banyaknya arus informasi di internet, ada baiknya acara seperti ini terus digalakkan tiap tahun," jelasnya.
![]() |
"Bukan hanya sekadar tradisi atas nama etnis tertentu. Tapi kita sudah selayaknya seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya," lanjutnya.
Sementara itu, Manager Office Boen Hian Tong Ws. Ling Ling mengatakan, membasuh kaki orang tua merupakan agenda rutin Boen Hian Tong setiap tahun menjelang Imlek. Kegiatan itu bisa diikuti seluruh keluarga tanpa membedakan suku, etnis, dan agama.
"Semua bisa dan tidak memandang etnis, agama, semuanya bisa ikut ambil bagian di sini. Maknanya kita tahun baru itu harus punya kehidupan baru," tuturnya.
Dalam memulai kehidupan baru, kata Ling Ling, seluruh permasalahan yang baru harus dituntaskan lewat acara basuh kaki tersebut. Anak yang memiliki salah kepada orang tua, ataupun sebaliknya bisa sambil memaafkan dalam acara tersebut.
"Basuh kaki sebetulnya bisa dilakukan di rumah, tapi kadang kalau tidak diwadahi, nggak mungkin melakukan. Biasanya anak mau orang tuanya nggak mau, atau sebaliknya," terangnya.
"Kalau masih ada unek-unek, kan tidak akan bisa harmonis di dalam segala tindakan, masih sungkan. Padahal kita nggak tahu apa yang yang salah. Mudah-mudahan ke depan mereka yang ikut bisa melaksanakan kehidupan di tahun depan dengan jauh lebih baik," imbuhnya.
(ahr/apu)