Tangis Haru Warnai Tradisi Basuh Kaki Ibu di Perpisahan SMP Probolinggo

Tangis Haru Warnai Tradisi Basuh Kaki Ibu di Perpisahan SMP Probolinggo

M Rofiq - detikJatim
Rabu, 18 Jun 2025 16:50 WIB
Basuh kaki orang tua saat perpisahan SMP di Probolinggo
Basuh kaki orang tua saat perpisahan SMP di Probolinggo/Foto: M Rofiq/detikJatim
Probolinggo -

Suasana haru menyelimuti acara pelepasan siswa-siswi kelas 9 di SMP Negeri 8 Kota Probolinggo, Rabu (18/6/2025) pagi. Berbeda dari perpisahan sekolah pada umumnya yang digelar meriah, momen perpisahan di sekolah ini justru dikemas sederhana namun penuh makna, melalui tradisi membasuh kaki orang tua.

Sebanyak 181 siswa duduk berhadapan dengan orang tua masing-masing di halaman sekolah. Acara diawali dengan prosesi anak-anak menatap kedua orang tua mereka dengan seksama, lalu menyuapi sebagai simbol bakti dan penghormatan.

Puncak acara berlangsung penuh haru saat para siswa perlahan membasuh kaki ibu dan ayah mereka dengan penuh kasih dan linangan air mata. Tak hanya siswa, para orang tua pun larut dalam suasana. Beberapa ibu tampak terus mengusap air mata sambil memeluk erat anak-anak mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tradisi basuh kaki ini menjadi momen sakral untuk memohon maaf dan mengungkapkan rasa terima kasih atas segala pengorbanan orang tua selama anak-anak menempuh pendidikan di bangku SMP.

Salah satu siswi, Tamara Yauliyan, yang lulus tahun ini mengaku tak mampu membendung air matanya. Baginya, sang ibu adalah sosok malaikat tanpa sayap yang setia mendampingi dalam suka dan duka.

ADVERTISEMENT

"Ibu merupakan sosok yang selalu ada, menemani, serta membimbing kami hingga saat ini. Saya mohon maaf atas segala kesalahan dan terima kasih kepada ibu dan bapak serta ibu guru yang telah mendidik kami sampai lulus. Saya akan melanjutkan sekolah di SMKN 1 Kota Probolinggo jurusan Manajemen Perkantoran," ungkap Tamara.

Sementara itu, Kepala SMP Negeri 8 Kota Probolinggo Zakial Erfan menjelaskan, tradisi basuh kaki ini digelar rutin setiap tahun. Tujuannya adalah menanamkan nilai bakti kepada orang tua sekaligus melepas siswa dengan hati yang bersih dan tanpa beban.

"Acara ini kami rancang sederhana namun sarat makna. Tidak ada iuran, hanya siswa membeli kalung gordon masing-masing. Intinya, kami ingin anak-anak yang lulus meninggalkan sekolah tanpa beban, baik kepada guru maupun orang tua. Basuh kaki ini menjadi simbol bakti dan rasa syukur," terang Zakial.

Dengan doa dan restu dari orang tua serta para guru, para siswa diharapkan mampu meraih cita-cita dan menjadi generasi yang membanggakan bagi masa depan.




(dpe/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads