Ada berbagai jenis pagelaran wayang di Indonesia. Salah satunya adalah Wayang Jemblung yang berasal dari daerah di Jawa Tengah.
Dikutip dari laman resmi Badan Penghubung Daerah Provinsi Jawa Tengah, Wayang Jemblung merupakan suatu karya seni teater yang berkembang di wilayah Banyumas dan sekitarnya. Namun, ternyata seni teater ini tergolong unik karena berbeda dengan pagelaran wayang seperti pada umumnya loh, detikers.
Untuk mengetahui berbagai informasi lengkap tentang Wayang Jemblung yang unik dan menarik ini, yuk langsung saja simak penjelasan di bawah ini.
Sejarah dan Asal-usul Wayang Jemblung
Dikutip dari buku 'Kesenian Dalang Jemblung sebagai Sarana Penyebaran Nilai Budaya', cukup sulit untuk mengetahui secara pasti kapan munculnya budaya Wayang Jemblung di Kabupaten Banyumas. Namun, kemungkinan seni teater ini telah ada sejak era Kerajaan Mataram.
Sebenarnya terdapat berbagai versi yang menjelaskan mengenai sejarah dan asal-usul dari Wayang Jemblung ini. Salah satu versinya berasal dari sejak tiga ratus tahun lalu ketika masa kepemimpinan Sunan Amangkurat I di Kerajaan Mataram.
Pada saat itu, terdapat seorang dalang Wayang Gedhog yang sangat terkenal bernama Ki Lebdo Jiwo. Dalang tersebut mempunyai tokoh idola dalam pewayangan yaitu, Jemblung Umarmadi (tokoh dari Serat Menak Umarmadi).
Lalu, Amangkurat I melakukan perjalanan ke Batavia meninggalkan Mataram ketika terjadi pemberontakan Trunojoyo. Ki Lebdo Jiwo dan beberapa pengikut setia dari beliau juga turut mengikuti perjalanan itu.
Sunan dan para pengikutnya singgah di Banyumas ketika dalam perjalanan ke Batavia itu. Hingga, suatu saat Ki Lebdo Jiwo diminta untuk melakukan pementasan wayang oleh warga setempat.
Sayangnya, Ki Lebdo Jiwo tidak sempat membawa seperangkat wayang dan gamelan karena terburu-buru sebelum melakukan perjalanan. Namun, ternyata Ki Lebdo Jiwo tetap menyanggupi permintaan tersebut dengan melakukan pementasan wayang tanpa peraga wayang maupun gamelan.
Ketika pementasan tersebut telah selesai, ternyata warga setempat bahkan keluarga bangsawan Banyumas sangat terhibur dan menyukai pertunjukkan wayang sederhana tersebut. Sejak saat itulah, Ki Lebdo Jiwo menjadi terbiasa melakukan pagelaran wayang dengan gaya tersebut.
Akhirnya, pagelaran wayang sederhana (tidak menggunakan alat musik, karena suara instrumen gamelan digantikan dengan suara vokal) tersebut diadaptasi dan menjadi tradisi setempat di Banyumas. Nama Wayang Jemblung berasal dari julukan warga pada Ki Lebdo Jiwo yaitu "Dalang Jemblung".
Seiring dengan perkembangan waktu, saat ini terdapat perubahan dalam pagelaran Wayang Jemblung. Jika dahulu seni teater ini hanya dilakukan oleh seorang dalang saja, akhirnya ditambah 3 hingga 4 orang dalang dan 1 orang waranggana (pesinden).
Meskipun demikian, pada beberapa daerah di Banyumas masih terdapat pertunjukan Wayang Jemblung yang hanya dimainkan oleh 1 orang dalang saja.
Fungsi Pagelaran Wayang Jemblung
Kembali dikutip dari laman resmi Badan Penghubung Daerah Provinsi Jawa Tengah, Wayang Jemblung yang sudah ada sejak 3 abad yang lalu ini ternyata tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan saja.
Pagelaran wayang ini juga dapat berfungsi sebagai media sosialisasi, perwujudan sikap religius, sarana lembaga pendidikan non formal yang dikemas dalam ungkapan dalang dengan bentuk candaan, nasihat atau pun sindiran.
Pakaian dalam Pagelaran Wayang Jemblung
Kembali dikutip dari buku 'Kesenian Dalang Jemblung sebagai Sarana Penyebaran Nilai Budaya', pakaian yang digunakan oleh pementas dalam pagelaran Wayang Jemblung cukup sederhana.
Tampak dalam sebuah foto dokumentasi di buku tersebut dalang pria menggunakan pakaian tradisional Jawa berupa beskap dan jarik batik. Sedangkan untuk wanita menggunakan atasan kebaya dan juga jarik batik.
Itulah rangkuman dari tentang sejarah, asal-usul, fungsi, dan pakaian dalang dari pertunjukan Wayang Jemblung. Semoga bermanfaat, Lur.
(sto/cln)