Haul Sunan Pandanaran Klaten, Gunungan Dibawa ke Makam Melalui 250 Anak Tangga

Haul Sunan Pandanaran Klaten, Gunungan Dibawa ke Makam Melalui 250 Anak Tangga

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Jumat, 08 Mar 2024 12:56 WIB
Haul Sunan Pandanaran, Bayat, Klaten.
Haul Sunan Pandanaran, Bayat, Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Puncak haul Sunan Pandanaran digelar di kompleks makam Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Klaten, Jumat (8/3) bertepatan dengan 27 Ruwah. Ribuan warga mengikuti haul dengan khidmat dari awal hingga berebut gunungan, tumpeng, dan tenong berisi makanan.

Prosesi dimulai sekitar pukul 07.00 WIB dengan berkumpul di kediaman kepala desa. Warga Desa Paseban dari berbagai RT, RW, dan komunitas datang membawa tumpeng lengkap, tenong, gunungan, dan jodang.

Dari lokasi, ratusan warga diiringi kesenian melakukan kirab ke kompleks makam Sunan Pandanaran sejauh sekitar 400 meter. Di depan kompleks makam iring-iringan berhenti sejenak sebab warga harus mengambil napas untuk menaiki tangga menuju makam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menuju makam warga harus melalui sekitar 250 anak tangga karena halaman makam berundak dengan ketinggian sekitar 200 meter. Meskipun menguras tenaga, warga dari berbagai usia tidak ada yang terjatuh atau pingsan.

Sampai pintu gerbang Pangrantunan, dua gunungan diistirahatkan dan untuk jodang serta tumpeng dibawa ke bangsal Jerambah. Di bangsal, dilaksanakan zikir dan tahlil dipimpin sesepuh, Waris Sukoco.

ADVERTISEMENT

Selain masyarakat kecamatan Bayat, ratusan peziarah juga hadir mengikuti prosesi. Perwakilan Pemkab Boyolali, Klaten, bahkan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu datang dan berziarah ke makam Sunan Pandanaran.

Haul Sunan Pandanaran, Bayat, Klaten.Haul Sunan Pandanaran, Bayat, Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Sebelum zikir dan tahlil usai, warga pun sudah menyerbu dua gunungan berisi hasil bumi dan makanan. Puluhan Tenong berisi makanan juga tak luput habis diserbu warga disusul tumpeng nasi kuning dibagikan.

Di ujung acara, dilakukan ziarah ke makam Sunan Pandanaran di gedong inten oleh sesepuh dan diikuti warga. Sekitar pukul 11.00 WIB rangkaian acara selesai.

"Sebenarnya rebutan tumpeng dan lainnya setelah zikir, tahlil, dan doa. Yang lain nanti dibagikan nasi takir," ungkap panitia haul Sunan Pandanaran, Bandi kepada detikJateng, Jumat (8/3/2024) siang.

Kades Paseban, Kecamatan Bayat, Eko Tri Raharjo menjelaskan haul atau Sadranan di makam Sunan Pandanaran sudah menjadi tradisi sejak lama. Digelar setiap tanggal 27 Ruwah.

"Digelar 27 Ruwah yang bertepatan dengan 8 Maret. Diawali kirab jodang, tumpeng, gunungan, zikir tahlil dan ziarah yang dihadiri masyarakat berbagai wilayah, ini sebagai bentuk rasa syukur masyarakat setahun ini diberikan kesehatan dan kesejahteraan," kata Eko kepada detikJateng.




(cln/rih)


Hide Ads