Tradisi wetonan merupakan bentuk perayaan tanggal lahir sesuai kalender Jawa. Tradisi ini masih melekat dalam masyarakat Jawa. Bagaimana perayaannya? Simak penjelasan berikut.
Tradisi wetonan ini sudah turun-temurun bagi masyarakat Jawa. Adapun tujuan utama dari tradisi wetonan ini adalah memohon keselamatan.
Apa Itu Tradisi Wetonan ?
Dikutip dari skripsi berjudul 'Tradisi Wetonan di Desa Segaralangu Kecamatan Cipari Kabupaten Cilacap' yang disusun oleh Zaenul Aziz dari Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tradisi weton adalah perayaan hari pasaran saat bayi dilahirkan ke dunia. Misalnya Senin Pon, Rabu Wage, Jumat Legi atau lainnya. Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon adalah nama-nama pasaran. Tradisi Jawa ini sangat unik karena mirip dengan ulang tahun, namun bedanya perayaan weton dilakukan berdasarkan pada kalender Jawa, di mana dalam satu bulan terdapat 35 hari atau orang Jawa bisa menyebutnya selapan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelaksanaan wetonan memiliki karakteristik yang berbeda-beda dari masing-masing daerah, namun sebenarnya nilai dari tradisi wetonan ini sama yaitu memohon keselamatan.
Bentuk Perayaan Tradisi Wetonan
Dikutip dari sumber yang sama, bentuk perayaan tradisi wetonan di setiap daerah berbeda. Beberapa daerah melakukan perayaan tradisi wetonan dengan bermeditasi, merayakannya sendiri dengan cara mengheningkan diri dan berdoa kepada Tuhan, mengundang beberapa teman dekat dan menyantap makanan bersama, dan kadang ada yang membuat perayaan wetonan yang lebih besar seperti mengadakan acara sosial di mana orang-orang berbagi cerita, saran, dan saling mendengarkan.
Tujuan Tradisi Wetonan
Masih dikutip dari sumber yang sama, orang-orang yang merayakan tradisi wetonan ini bertujuan positif, yaitu berharap diberi kelancaran hidup, kesehatan, rejeki, dan kebahagiaan untuk orang yang sedang merayakan wetonannya. Masyarakat Jawa percaya seseorang yang sering dibuatkan selamatan weton secara rutin sesuai waktunya, maka hidupnya lebih terkendali, lebih berhati-hati, dan jarang sekali mengalami sial. Terdapat juga suatu kepercayaan jika masyarakat jawa tidak memperingati upacara weton maka akan terjadi suatu hal-hal yang tidak diinginkan seperti suatu hal buruk. Tradisi selamatan weton juga merupakan bentuk sedekah makanan yang diberikan untuk tetangga kiri kanan atau kepada kaum fakir, kaum dhuafa, dan kaum tidak mampu lainnya.
Urutan Tradisi Wetonan
Dikutip dari laman IAINU Tuban, secara tradisional tradisi wetonan diisi dengan acara syukuran yang dimulai dengan doa bersama. Doa bersama tersebut dipimpin oleh pemuka agama (modin), lalu para tamu yang datang duduk bersila di atas tikar melingkari nasi tumpeng dengan lauk pauk. Kemudian dilanjutkan dengan membagi nasi tumpeng tersebut kepada setiap orang yang diundang.
Dan setelah dibagi para tamu yang diundang mengikuti tata cara selamatan selanjutnya dengan mengucapkan kabul kajate kepada shohibul hajat atau yang memiliki hajat sebelum pulang. Harapannya, apa yang menjadi keinginan shohibul hajat bisa dikabulkan oleh Allah SWT.
Selamatan weton tidak hanya dilakukan pada hari lahir orang yang sudah dewasa saja, melainkan anak-anak kecil pun juga. Jika weton yang dirayakan adalah anak kecil maka yang diundang juga anak-anak kecil. Berkat atau hidangannya adalah jajanan pasar atau jajanan anak-anak kecil. Tata cara pelaksanaannya pun sama, ada modin yang memimpin.
Nah itu dia Lur, penjelasan mengenai tradisi wetonan yang merupakan tradisi masyarakat Jawa. Semoga bermanfaat!
Artikel ini ditulis oleh Agustin Tri Wardani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(rih/sip)