Pengusaha batik di Kelurahan Jenggot, Pekalongan Selatan, bikin heboh karena menggelar udik-udik atau menyebarkan uang yang diikuti massa hingga ribuan orang. Apa itu udik-udik? Simak penjelasannya berikut ini.
Pembagian udik-udik itu dilakukan di rumah bos batik bernama Ramadhan (38) di Jalan Pelita, Kelurahan Jenggot, tepatnya di seberang Kantor Kelurahan Jenggot, Minggu (9/7/2023) pukul 10.00 WIB. Ramadhan menyebut udik-udik itu disebarkan dalam rangka tasyakuran putra ketiganya yang berusia 40 hari.
"Ini acara tasyakuran anak, anak yang ketiga. Untuk nominal (uang) Rp 35 juta," kata Ramadhan saat ditemui di Kantor Kelurahan Jenggot, Pekalongan, Minggu (9/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang tradisi untuk 40 hari potong rambut anak. Udik-udikan, namanya menjadi tradisi sini," tambahnya.
Adapun uang Rp 35 juta tersebut dibagikan dengan pecahan uang kertas mulai dari 5 ribu, 10 ribu, 20 ribu, 50 ribu, dan 100 ribu. Sedangkan uang koin juga dibagikan dengan pecahan nominal Rp 500 dan Rp 1 ribu.
Apa Itu Tradisi Udik-udik?
Dikutip dari buku KOMPILASI KARYA ILMIAH UKM-F DYCRES 2019 (2021) oleh UKM-F DYCRES 2019, tradisi udik-udik atau udik-udikan adalah sebuah kegiatan sedekah dengan cara melakukan penebaran uang recehan di kerumunan massa yang berkumpul.
Biasanya recehan itu dicampur dengan beras kuning dan kembang. Uang yang biasanya digunakan adalah uang logam pecahan 100, 200, 500 dan 1 ribu. Namun, ada pula uang kertas yang biasanya digulung dan dimasukkan ke dalam sedotan agar mudah ditebarkan.
Oleh nenek moyang, tradisi udik-udik ini dimaknai sebagai upaya warga untuk gemar bersedekah.
Sementara itu, dalam Jurnal Penelitian dan Penjaminan Mutu, Jawa Dwipa (2022) berjudul KORELASI AGAMA HINDU DENGAN TRADISI NYEBAR UDIK-UDIK DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT JAWA oleh Toto Margiyono,Dewi Ayu Wisnu Wardani, dan Ni Luh Putu Wiardani Astuti, tradisi nyebar udik-udik juga sebagai tradisi dalam rangkaian upacara perkawinan adat Jawa yang dilakukan oleh masyarakat ketika menikahkan anaknya yang terakhir.
Sesaji dalam Tradisi Udik-udik
Pada umumnya bila seseorang akan melaksanakan ritual atau upacara, tidak lupa menggunakan sesaji dengan maksud agar Tuhan Yang Maha Esa mengabulkan dan memberikan rahmatnya sehingga apa yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan apapun. Sesaji juga merupakan wujud terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah yang diberikan.
Berdasarkan KBBI, sesaji adalah sajian kepada Tuhan, roh halus, leluhur dan sebagainya.
Sarana Tradisi Udik-udik
Tidak banyak sarana yang digunakan dalam tradisi Nyebar Udik-udik. Adapun sarana yang perlu disiapkan dalam tradisi ini adalah
- Uang: Dalam hal ini jumlah nominalnya disesuaikan dengan keluarga yang melaksanakan tradisi Nyebar Udik-udik. Artinya ketika orang yang melaksanakan tradisi ini memiliki anak sedikit maka akan berbeda dengan yang memiliki anak banyak.
- Beras Kuning: Berupa beras yang telah dicampur dengan kunir sehingga berwarna kuning.
- Uang Logam: Uang logam yang digunakan jumlahnya tidak ditentukan yang nantinya akan dicampur dengan beras kuning.
Tujuan Tradisi Udik-udik
Tradisi Nyebar Udik-udik dianggap sebagai media untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berikut ini tujuannya:
- Membersihkan pikiran dan hati nurani manusia
- Semua anggota keluarga mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin
- Menjaga hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama dan leluhur
- Memperbanyak khasanah budaya bangsa
- Memberikan pendidikan tentang kebudayan adat tradisional pada generasi muda
Nah, itulah serba-serbi tradisi udik-udik, bagi-bagi uang masyarakat Jawa. Semoga bermanfaat, Lur!
(ams/ams)