Masyarakat tradisional di Jawa sudah tidak asing lagi dengan istilah weton, yaitu hari kelahiran. Weton merupakan perpaduan dari penghitungan hari dalam kalender global dengan hari dalam kalender tradisional.
Kita mengenal ada tujuh hari dalam sepekan di penanggalan modern, yaitu Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu. Sedangkan hari dalam penanggalan tradisional Jawa dalam sepasar terdiri dari Legi, Pahing, Pon, Wage dan Kliwon.
Karena itu biasanya masyarakat menandai weton dengan penggabungan keduanya, misal Senin Pahing, Rabu Legi, Sabtu Pon dan lainnya.
Sebagian masyarakat tradisional di Jawa juga masih percaya bahwa weton akan berpengaruh pada sifat, karakter,kebiasaan bahkan nasib seseorang.
Dikutip dari laman ugm.ac.id, Pakar filsafat Jawa UGM, Dr. Iva Ariani, menjelaskan bahwa fenomena weton dalam budaya Jawa tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda dengan fenomena yang terjadi dengan masyarakat dengan kebudayaan lainnya.
Selama ini, orang mengenal tradisi menghitung zodiak yang lebih umum digunakan oleh masyarakat Barat.
"Jika dalam masyarakat barat ditemukan berbagai perhitungan-perhitungan untuk menentukan sikap mereka, masyarakat kebudayaan Jawa nyatanya juga menggunakan perhitungan-perhitungan serupa," kata Iva Ariani dikutip dari laman resmi UGM pada Selasa (25/10/2022).
Dia menyebut bahwa penghitungan yang digunakan oleh masyarakat Jawa itu dilakukan berdasarkan ilmu titen, yaitu hasil membaca situasi.
"Contohnya seperti ketika melihat binatang-binatang turun dari gunung, maka kejadian tersebut menjadi tanda bahwa tidak lama lagi akan terjadi gunung meletus atau gempa," kata dia mencontohkan.
Pengalaman-pengalaman yang dialami masyarakat dalam membaca situasi alam di sekitar tersebut terus berkumpul dan menghasilkan salah satunya adalah weton.
Lebih lanjut dia menjelaskan, melalui ilmu titen tersebut, masyarakat Jawa menandai orang-orang dengan weton tertentu memiliki sifat-sifat khusus yang berbeda dengan weton lainnya. Menurutnya, cara ini juga sebenarnya yang digunakan dalam ilmu kosmologi masyarakat barat melalui zodiak.
"Oleh karena itu, dalam ilmu filsafat, weton disebut juga dengan epistimologi Jawa. Sebab, dengan mengacu kepada penjelasan di atas, weton sendiri didasarkan oleh pengalaman-pengalaman empiris masyarakat," kata dia.
Contoh penggunaan weton ada di halaman selanjutnya
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Contoh Penggunaan Weton
Hari ini, Selasa (25/10/2022) bertemu dengan pasaran Wage. Menurut ahli penanggalan Jawa dari Museum Radyapustaka Solo, , hari ini juga bertepatan dengan 29 Mulud 1956, berada di Tahun Ehe, Windu Sancaya dan Wuku Sinta.
Menurut Totok, Selasa Wage memiliki neptu 7. Kecenderungan positif pemilik weton ini dalam pergaulan suka mengalah, suka membantu orang lain, banyak kemauannya, berpola pikir maju dan senang melakukan pengamatan mengenai hal-hal yang menarik. Sedangkan negatifnya, mereka biasanya pencemburu, hatinya agak keras dan mudah tersinggung.
Pada hari Selasa Wage di wuku ini adalah hari yang jelek untuk bepergian sebab biasanya orang akan terbuka rahasianya dalam perjalanan. Lagi pula pada hari ini ia bisa kehilangan gurunya yang baik. Akan tetapi hari ini baik untuk memasang perangkap burung di sawah.