Museum Dewantara Kirti Griya, Cagar Budaya Tamansiswa Jogja

Museum Dewantara Kirti Griya, Cagar Budaya Tamansiswa Jogja

Genis Naila Alfunafisa - detikJateng
Senin, 05 Jun 2023 12:14 WIB
Kompleks Pendopo dan Museum Taman Siswa Jogja.
Kompleks Museum Dewantara Kirti Griya, Cagar Budaya Tamansiswa Jogja. (Foto: dok. Istimewa / Kompleks Pendopo dan Museum Taman Siswa Jogja)
Yogyakarta -

Museum Dewantara Kirti Griya merupakan museum peninggalan Bapak pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara yang berada di Jogja. Museum ini bisa menjadi salah satu tujuan wisata edukasi saat berkunjung ke Jogja.

Dikutip dari laman resmi Dinas Kebudayaan Kota Jogja, Museum Dewantara Kirti Griya berlokasi di kompleks Majelis Luhur Tamansiswa, yakni Jalan Tamansiswa No 31, Kota Jogja.

Dulunya, museum ini merupakan kediaman Ki Hajar Dewantara yang kemudian dialihfungsikan menjadi museum yang digunakan untuk menyimpan beberapa peninggalan sang pahlawan pendidikan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tertarik untuk mengunjunginya? Simak informasi mengenai sejarah, bangunan, koleksi museum, serta jam buka dan harga tiket masuknya berikut ini.

Sejarah Museum Dewantara Kirti Griya

Mengutip laman resmi Visiting Jogja Pemda DIY, Museum Dewantara Kirti Griya merupakan museum peninggalan Ki Hajar Dewantara yang didirikan atas gagasan beliau.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, bangunan tersebut merupakan milik dari seorang wanita pengusaha tanah perkebunan Belanda bernama Mas Ajeng Ramsiah, yang kemudian dibeli oleh Ki Hajar Dewantara, Ki Sudarminto, dan Ki Supratolo dengan harga 3.000 Gulden pada 14 Agustus 1934.

Setelah dibeli, pada tanggal 18 Agustus 1951 bangunan tersebut pun dihibahkan ke Yayasan Persatuan Tamansiswa dan digunakan sebagai kompleks perguruan Taman Siswa sekaligus menjadi tempat tinggal Ki Hajar Dewantara.

Pada saat rapat Pamong (Guru) Tamansiswa di tahun 1958, Ki Hajar Dewantara mencetuskan gagasan agar kediamannya di kompleks Perguruan Tamansiswa diubah menjadi museum.

Setelah beliau wafat pada tanggal 26 April 1959, pada tahun 1960, mulailah Tamansiswa mewujudkan gagasannya untuk mendirikan museum tersebut. Hingga akhirnya, di tahun 1963, berdirilah Museum Tamansiswa yang terdiri dari: Keluarga Ki Hajar Dewantara, Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, Sejarawan, dan Keluarga Besar Tamansiswa.

Cita-cita Ki Hajar Dewantara untuk mendirikan museum di rumahnya pun terwujud pada tanggal 2 Mei 1970 yang diresmikan oleh Nyi Hajar Dewantara. Museum itu kemudian diberi nama "Dewantara Kirti Griya" yang artinya rumah berisi hasil kerja Ki Hajar Dewantara.

Bangunan Museum Dewantara Kirti Griya

Mengutip laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, Museum Dewantara Kirti Griya berbentuk bangunan yang bergaya indis, yakni perpaduan antara arsitektur Eropa dan Jawa. Museum ini sudah tercatat dalam buku register Keraton Yogyakarta sejak tanggal 26 Mei 1926 dengan nomor Angka 1383/1.H.

Museum ini berdiri menghadap ke arah barat, yakni tepat ke arah Jalan Tamansiswa. Bagian depan museum merupakan bangunan dengan atap berbentuk limasan. Sementara, atap bangunan belakangnya berbentuk kampung.

Museum Dewantara Kirti Griya terdiri dari 9 ruangan, yaitu ruang tamu, kamar kerja, ruang tengah, kamar tidur keluarga, kamar tidur putri Ki Hajar Dewantara, kamar tidur Ki Hajar Dewantara, emperan, kamar mandi, dan dapur.

Koleksi Museum Dewantara Kirti Griya

Dikutip dari detikEdu, berikut adalah beberapa koleksi di Museum Dewantara Kirti Griya berupa peninggalan Ki Hajar Dewantara dan keluarga.

1. Surat-surat Peninggalan Ki Hajar Dewantara

Di dalam museum ini, terdapat beberapa koleksi surat yang menjadi saksi perjuangan dari Ki Hajar Dewantara. Surat-surat tersebut diantaranya: Surat penangkapan "Tiga Serangkai" pada tahun 1931, Surat penangkapan Raden Mas Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) di Semarang pada tahun 1920, dan Wilde School Ordonantie 1932. Selain itu, juga terdapat 879 surat lainnya yang tersimpan di museum ini.

2. Perlengkapan Rumah Tangga

Di dalam museum, terdapat beberapa perlengkapan rumah tangga yang ada sejak bangunan tersebut ditempati oleh Ki Hajar Dewantara. Perabotan tersebut diantaranya, tempat tidur, meja tulis, meja kursi tamu, pesawat telepon buatan Kellog 1927 Swedia, dan sebagainya.

3. Foto dan Film

Koleksi berikutnya dari museum ini adalah foto-foto dan film. Salah satu filmnya, adalah film berjudul "Ki Hajar Dewantara, Pahlawan Nasional" yang diproduksi oleh Perum PFN pada 1960.

4. Buku-buku

Selain itu, museum ini juga mengoleksi 2.341 judul buku dengan tema yang beragam, mulai dari ketamansiswaan, politik, hingga pendidikan. Museum ini juga mengoleksi buku bertema Sastra Daerah Jawa sebanyak 3560 judul, Melayu (432 judul), dan Bahasa Belanda (3789 judul).

Jam Buka dan Harga Tiket Museum

Bagi kamu yang tertarik mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya, berikut adalah informasi mengenai jam buka dan harga tiketnya.

1. Jam Buka Museum

Jam Operasional Museum Dewantara Kirti Griya adalah Senin-Sabtu dan tutup pada hari Minggu maupun hari besar lainnya. Berikut adalah detail informasinya:

  • Senin-Kamis: 08.00-13.00 WIB
  • Jumat: 08.00-11.00 WIB

2. Harga Tiket Masuk

Harga tiket masuk di Museum Dewantara Kirti Griya adalah sukarela, namun jika menggunakan jasa edukator maka akan dikenai biaya Rp 5.000 per orang.

Artikel ini ditulis oleh Genis Naila Alfunafisa peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(rih/aku)


Hide Ads