Masjid Sidowayah di Jalan Sulawesi, Kampung Sidowayah, Kalurahan Kabupaten, Kecamatan Klaten Tengah, merupakan ikon kota lama Klaten. Masjid yang diperkirakan dibangun tahun 1800-an itu dipertahankan keasliannya oleh warga.
"Belum pernah dibangun, mau dirombak warga tidak boleh. Misalnya dulu mau diganti keramik kita tidak boleh," ungkap Ketua Takmir Masjid Sidowayah, Afri Asykari kepada detikJateng, Sabtu (8/4/2023) siang.
Menurut Afri, bangunan lama dipertahankan warga bukan karena apa-apa. Tetapi bangunan lama dipertahankan karena dirasa membuat suasana adem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya lebih enak, lebih nyaman, adem saja. Kalau petugas Cagar Budaya pernah ke sini, sering ke sini, ambil foto," jelas Afri.
Petugas, sambung Afri, tidak hanya memantau tetapi beberapa kali sudah bertemu dengan takmir masjid. Mereka berpesan agar jika ada sesuatu dengan masjid tersebut dilaporkan.
"Sudah pesan ke pengurus. Kalau ada sesuatu dengan masjid ini, mungkin mau dibangun atau digeser, kita diminta koordinasi," lanjut Afri.
Terpisah, Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Pemkab Klaten, Widowati menjelaskan masjid tersebut sudah didata. Tetapi belum masuk daftar Cagar Budaya.
"Sudah didata masuk objek diduga cagar budaya (ODCB). Karena data tahun pendirian belum ditemukan, hanya dari cerita," jelas Widowati.
Salah seorang jamaah masjid, Bambang (54), menyatakan masjid belum pernah dibongkar. Hanya diganti genting dan tembok dikeramik.
"Belum pernah dibongkar hanya diganti genteng dan tembok dikeramik, lainnya masih asli. Sejak saya kecil ya begini, lantai juga belum pernah diganti," kata Bambang kepada detikJateng.
Sebelumnya diberitakan, Masjid Sidowayah merupakan salah satu ikon kota lama di Kabupaten Klaten yang masih tersisa. Masjid di Jalan Sulawesi, Kampung Sidowayah, Kalurahan Kabupaten, Kecamatan Klaten Tengah, itu memiliki keunikan karena gaya arsitektur kunonya.
Takmir Masjid Sidowayah, Afri Asykari (57) menuturkan tidak ada yang tahu pasti pembangunan Masjid Sidowayah. Konon masjid ini dibangun pihak keraton Kasunanan Surakarta.
"Katanya dibangun dari Keraton (Surakarta), ini masih bangunan lama. Bangunan 85 persen masih asli, cuma genting dan tembok dikeramik," ujar Afri kepada detikJateng di lokasi, Sabtu (8/4) siang.
(aku/ams)