Di wilayah Desa Tlawong, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, ditemukan sejumlah bebatuan lepas yang diduga benda cagar budaya. Banyaknya bebatuan kuno ini disebut menjadi cikal bakal penamaan desa itu.
Desa Tlawong berada di sisi tenggara Boyolali. Tepatnya di selatan Pengging, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali.
Kecamatan Sawit juga berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Sukoharjo. Sisi selatan Kecamatan Sawit adalah wilayah Kabupaten Klaten, sedangkan timurnya Kabupaten Sukoharjo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nama Desa Tlawong juga diyakini dari keberadaan batu prigen yang menjadi pintu keluar masuk ketika hendak ke Prambanan.
"Kata para sesepuh dulu, nama Tlawong itu dari lawang (pintu) yang ada di desa ini," kata Bambang, salah seorang warga setempat, Rabu (5/10/2022).
Dikisahkan Bambang, bahwa nama Tlawong itu berkaitan erat dengan batu prigen yang menjadi pintu atau jalan keluar masuk jika hendak ke Prambanan. Pintu dalam bahasa jawa yaitu lawang.
Batu itu pun menjadi penanda masyarakat zaman dahulu kala saat hendak ke Prambanan. Ketika ada orang bertanya jalan menuju Prambanan diarahkan agar melewati batu prigen berbentuk pintu itu.
"Jadi kisahnya dulu itu ketika ada orang pertama jalan menuju Prambanan, ke arah mana? Lewato lawang (lewatilah pintu)," jelasnya.
Seiring berjalannya waktu, lanjut dia, lama kelamaan masyarakat menamai wilayah tersebut dengan nama Tlawong. Hingga sekarang daerah tersebut bernama Tlawong.
Batu prigen yang diduga bagian dari pintu gerbang atau gapura itu kini masih bisa ditemukan di kompleks makam Dukuh Tlawong, Desa Tlawong. Hanya saja, batu berbentuk lempeng itu kini sebagian terpendam ke tanah. Di makam tersebut juga terdapat dua yoni.
Tak hanya itu, di tengah areal persawahan warga juga ditemukan bebatuan yang diduga situs candi. Di tempat tersebut ditemukan struktur batuan, juga dua yoni.
Situs ini berada di sebuah gumuk atau gundukan tanah di tengah areal sawah. Sebagian bebatuan terpendam gundukan tanah itu.
(aku/dil)