Ekskavasi situs Gumuk Candi Tlawong, Desa Tlawong, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali dihentikan sementara. Kegiatan penggalian penelitian yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali itu sempat menuai kontroversi.
Kegiatan yang dilakukan dengan menggandeng pihak ketiga itu dipertanyakan. Boyolali Heritage Society (BHS) mempertanyakan kegiatan penelitian situs Gumuk Candi Tlawong yang berada di tengah areal pertanian warga itu. Pasalnya, kegiatan ekskavasi itu belum ada koordinasi dengan pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah.
Pihak Disdikbud Boyolali kemudian melakukan koordinasi dengan BPCB. Dari BPCB Jawa Tengah akhirnya meminta penggalian di situs tersebut dihentikan terlebih dulu. Hari ini, Senin (3/10/2022), Bidang Kebudayaan Disdikbud Boyolali kembali melakukan pertemuan dengan BPCB Jawa Tengah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari Dinas (Disdikbud Boyolali) sudah menyampaikan bahwa saat ini penggalian telah berhenti. Mereka sudah meminta sejak Jumat (30/9), tapi baru berhenti ketika Kades setempat yang langsung turun ke lapangan," kata Kepala BPCB Jateng, Sukranadi, kepada detikJateng saat dihubungi melalui aplikasi perpesanan, Senin (3/10/2022).
Menurut dia, koordinasi terkait ekskavasi di situs Gumuk Candi Tlawong masih akan berlanjut. Disdikbud Boyolali masih akan melakukan pertemuan lagi dengan BPCB Jateng dan menghadirkan pihak CV atau pihak ketiga pelaksana ekskavasi.
"Tindak lanjutnya akan hadir lagi bersama CV tersebut untuk ke kantor (BPCB Jateng) lagi untuk membahas tinjutnya (tindak lanjutnya), karena tadi yang hadir dari Dinas saja. Kemungkinan besok Kamis," jelasnya.
Dalam pertemuan hari ini tadi, pihaknya juga sempat mempertanyakan ke Disdikbud tentang kontrak dengan CV tersebut untuk pekerjaan apa.
"Ketika saya tanya kontrak CV itu untuk mengerjakan apa, katanya cuma akan FGD (focus grup discussion)," ungkap dia.
Terkait tindak lanjut penggalian situs Gumuk Candi Tlawong tersebut, Sukranadi mengatakan menunggu hasil pertemuan pada Kamis besok.
Sementara itu pantauan detikJateng di lokasi situs siang ini tidak ada kegiatan penggalian. Namun sejumlah pekerja dan pelaksana dari pihak ketiga juga datang ke lokasi.
Di gumuk bagian barat yang pada Jumat (30/9) lalu sempat dilakukan penggalian, tampak ditutupi terpal. Kemudian di atas gumuk didirikan tenda dari terpal untuk peneduh. Tenda terpal itu dipasang tepat di atas patok-patok petak yang direncanakan akan dilakukan penggalian.
Halaman selanjutnya, penjelasan Disdikbud Boyolali...
Terpisah, Kepala Disdikbud Boyolali, Darmanto, mengatakan bahwa Bidang Kebudayaan hari ini datang ke BPCB untuk diskusi terkait kegiatan di situs Gumuk Candi Tlawong. Darmanto juga menyatakan bahwa penggalian di situs tersebut belum sampai ke tahapan ekskavasi.
"Hari ini Pak Kabid (Kebudayaan) ke BPCB, salah satunya untuk diskusi masalah itu. Belum sampai ke sana (ekskavasi). Yang terpenting saya itu bisa melaksanakan tupoksi saya untuk melaporkan kepada pimpinan, dalam hal ini Bupati. Karena kita belum punya orang yang ahli, maka kita selalu melibatkan BPCB. Dia yang punya tenaga ahli," ujar Darmanto.
"Belum sampai situ, belum sampai ekskavasi. (Ini kegiatan) Inventarisasi. Setelah itu kaji (pengkajian), setelah kaji keluar rekomendasi. Rekomendasi menjadi bahan laporan saya kepada Pak Bupati. Nanti keputusan ada di pimpinan," sambung dia.
Ditanya terkait sudah adanya kegiatan pengelupasan lapisan tanah di situs tersebut pada Jumat lalu, Darmanto menyatakan hal itu untuk melihat kondisi batuan situs.
"Itu cuma sekadar untuk melihat saja, karena sawah dinggo tumpukan dami (ditumpuki jerami), ketika nggak dibersihkan kan nggak kelihatan. Belum sampai tahapan ekskavasi," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Disdikbud Boyolali melakukan penelitian di situs Gumuk Candi Tlawong, Desa Tlawong, Kecamatan Sawit. Hanya saja kegiatan yang dilakukan dengan menggandeng pihak ketiga itu dipertanyakan.
Boyolali Heritage Society (BHS) mempertanyakan kegiatan penelitian situs Gumuk Candi Tlawong yang berada di tengah areal pertanian warga itu. Pasalnya, kegiatan ekskavasi itu belum ada koordinasi dengan pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah.
"Koordinasi (Disdikbud) dengan BPCB dilakukan setelah BPCB mendapat laporan dari komunitas. Justru BPCB tahunya (ada penelitian situs Gumuk Candi Tlawong) malah karena laporan komunitas," kata Ketua BHS, Kusworo Rahadyan, Jumat (30/9).