Peringatan Malam Suro, Kain Putih 600 Meter Membentang di Borobudur

Peringatan Malam Suro, Kain Putih 600 Meter Membentang di Borobudur

Eko Susanto - detikJateng
Minggu, 31 Jul 2022 21:12 WIB
Peringatan malam satu suro dengan membentangkan kain putih kelilingi Candi Borobudur, Minggu (31/7/2022).
Peringatan malam satu suro dengan membentangkan kain putih kelilingi Candi Borobudur, Minggu (31/7/2022). (Foto: Eko Susanto/detikJateng).
Magelang -

Komunitas Brayat Panangkaran Borobudur melakukan perayaan Malam 1 Suro di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang. Acara tersebut salah satunya dilakukan dengan membentangkan kain putih sepanjang 600 meter mengelilingi candi dengan searah jarum jam.

Adapun acara diawali dengan Kirab Budaya dari rumah tokoh Brayat Panangkaran, Sucoro di Jalan Medang Kamulan menuju Candi Borobudur. Dalam kirab budaya tersebut membawa gunungan serta umbul-umbul.

Penanggung jawab kegiatan, Sucoro mengatakan malam ini memperingati 1 Suro yang merupakan hari yang disakralkan oleh orang Jawa. Keberadaan Candi Borobudur dinilai dulunya juga ada peran-peran dari orang Jawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya melihat bahwa Borobudur itu dulu tidak terlepas dari peran-peran masyarakat Jawa. Jadi simbol-simbol kejawaan di sini (candi) masih sangat melekat," ujar Sucoro kepada wartawan di Candi Borobudur, Minggu (31/7/2022).

Pihaknya melihat pengelolaan Candi Borobudur lebih pada nilai-nilai ekonomi. Selain itu, dinilai mengabaikan dengan nilai sakral dan spiritual yang ada.

ADVERTISEMENT

"Saya melihat bahwa pengelolaan Borobudur itu lebih pada nilai-nilai ekonomi. Jadi sama sekali mengabaikan dengan nilai-nilai sakral spiritual, padahal Borobudur dibangun untuk kepentingan sakralisasi, spiritual yang bisa menghubungkan imajinasi olah pikir manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa," kata Sucoro.

Pembentangan kain putih, katanya, merupakan lambang kesucian. Dimana pada bulan Suro yang identik dengan jamasan pusaka.

"Kita bukan bermaksud njamasi candi, tapi mengembalikan roh spiritualnya disimbolkan kain putih sepanjang 600 meter," tuturnya.

Dalam kesempatan itu hadir pula, Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Wiwit Kasiyati. Wiwit mengapresiasi kegiatan peringatan Malam 1 Suro dengan tema mengembalikan nilai spiritual Borobudur melalui tradisi. Budaya spiritual tersebut ada di relief gandawyuha Candi Borobudur.

"Kalau kita bicara budaya spiritual sebenarnya di relief Candi Borobudur ini di gandawyuha lorong 2 dan 3. Di sana terpahatkan beberapa cerita pencarian kebenaran tertinggi. Nah ini pencarian kebenaran tertinggi ada di semua unsur agama dan tradisi baik di Indonesia maupun di dunia. Sehingga ini sudah bersifat universal tentang spiritual ada di Candi Borobudur dan ada di masyarakat," kata Wiwit.

"Kita berupaya untuk melestarikannya karena tradisi ini bagian dari objek pemajuan kebudayaan dan ini terus harus digali, dikuatkan sehingga akan menjadi identitas masyarakat setempat. Jika kalau di sekitar masyarakat setempat juga ada cagar budaya sehingga cagar budaya yang bersifat fisik ini akan hadir dengan roh-roh yang ada di masyarakat sehingga menjadi hidup," tuturnya.




(apl/ahr)


Hide Ads