Gubernur Luthfi Senang Pengangguran Jateng Turun, Bakal Permudah Izin Investasi

Gubernur Luthfi Senang Pengangguran Jateng Turun, Bakal Permudah Izin Investasi

Saktyo Dimas R - detikJateng
Selasa, 03 Jun 2025 16:43 WIB
Gubernur Jawa Tengah kunungan kerja di pabrik Polygrup, KEK Kendal, Selasa (3/6/2025).
Gubernur Jawa Tengah kunungan kerja di pabrik Polygrup, KEK Kendal, Selasa (3/6/2025). Foto: Saktyo Dimas R/detikJateng.
Kendal -

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Lutfhi, menyampaikan tingkat pengangguran di Jawa Tengah mulai turun 2,2 persen. Luthfi berjanji akan terus menekan angka pengangguran hingga menjadi yang terendah di Indonesia dengan mempermudah izin untuk investor industri.

Hal tersebut disampaikan Lutfhi saat mengunjungi Polygrup dan PT Matahari Tire Indonesia (MTI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Selasa (3/6/2025).

"Tingkat pengangguran di Jawa Tengah turun 2,2 persen, ini sangat luar biasa bagi kami dan sangat bagus sekali," kata Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Lutfhi kepada awak media, usai mengunjungi PT MTI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lutfhi menjelaskan pemerintah akan berusaha untuk menurunkan angka pengangguran dari tertinggi menjadi terendah di Indonesia.

"Kita akan genjot dari tertinggi menjadi terendah di Indonesia," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Untuk mengatasi meningkatnya angka pengangguran, yang dilakukan Pemprov Jawa Tengah dari segi pendidikan yakni sudah menyiapkan 5 ribu anak-anak yang putus sekolah untuk ditempelkan kemitraan di SMA-SMA swasta. Selain itu, juga akan diberikan paket C sehingga secara tidak langsung akan terjadi persaingan yang kompetitif.

"Kalau dari segi pendidikan, kita sudah menyiapkan 5 ribu anak-anak yang putus sekolah untuk ditempelkan kemitraan di SMA-SMA swasta," terangnya.

"Mereka yang putus sekolah kita juga berikan paket C sehingga secara tidak langsung akan terjadi kompetitif," sambungnya.

Lutfhi menambahkan meningkatkan sumber daya manusia dari hulu ke hilir itu akan dilakukan dengan sekolah vokasi, dan pengoptimalan Balai Latihan Kerja (BLK).

"Kita optimalkan BLK-BLK dengan memberikan program agar mereka siap pakai. Jadi ada peningkatan SDM dari hulu ke hilir dengan sekolah vokasi dan BLK sehingga pemberdayaan ini akan memangkas angka pengangguran terbuka di tempat kita," tambahnya.

Lutfhi mengungkapkan secara nasional, Jawa Tengah tertinggi di seluruh Indonesia tentang penyerapan tenaga kerja di angka hampir 97.555 untuk triwulan pertama.

"Alhamdulilah untuk Jawa Tengah secara nasional adalah tertinggi dalam hal penyerapan tenaga kerja dengan angka hampir 97.555 untuk triwulan pertama," ungkapnya.

Ia memaparkan bahwa keberadaan kawasan industri di Jawa Tengah seperti KEK Kendal ataupun KIT Batang merupakan bukti bahwa sektor industri memiliki peran penting untuk mengurangi angka pengangguran.

"Sektor industri itu punya peran penting juga yakni untuk mengurangi angka pengangguran. Seperti halnya KEK Kendal dan KIT Batang," paparnya.

Lebih lanjut, Lutfhi menginginkan agar perizinan investasi dipermudah sehingga para pengusaha mau menanamkan investasinya di Jawa Tengah.

"Investor yang masuk ke Jawa Tengah ya tentunya perizinannya harus dipermudah agar mereka mau berinvestasi. Ini yang harus kita genjot," ujarnya.

Sementara itu, Direktur KEK Kendal, Didik Pribadi, mengatakan saat ini terdapat 129 perusahaan dari 11 negara yang sudah beroperasi di KEK Kendal. Jumlah tersebut terdiri dari 50 perusahaan yang sudah beroperasi dan 27 perusahaan lainnya masih dalam tahap konstruksi.

"Kalau yang sudah masuk di KEK Kendal ada 129 perusahaan dari 11 negara. Ada 50 perusahaan yang sudah beroperasi dan 27 perusahaan lainnya masih dalam tahap konstruksi," kata Didik.

Didik menjelaskan seluruh perusahaan yang sudah beroperasi telah menyerap 36 ribu tenaga kerja. Pihaknya pun menargetkan di tahun 2025 akan bertambah 30 ribu tenaga kerja.

"Kalau saat ini jumlah tenaga kerja yang sudah terserap sebanyak 36 ribu karyawan, dan targetnya tahun 2025 ini bisa menambah 30 ribu lagi tenaga kerja," jelasnya.

Didik mengungkapkan investasi yang telah masuk hingga bulan April 2025 sudah mencapai Rp 161 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 141 triliun.

"Tahun ini investasi yang masuk sudah mencapai Rp 161 triliun. Ini jelas ada peningkatan dibanding tahun 2024 lalu yang hanya Rp 141 triliun, semoga saja terus bertambah," pungkasnya.




(apl/ams)


Hide Ads