Program ini diluncurkan di Rusunawa Slamaran, Kecamatan Krapyak Lor, Kota Pekalongan, dan disambut antusias oleh warga. Sedikitnya 250 kepala keluarga kini bisa menikmati air bersih tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan, membantu meringankan beban pengeluaran harian.
Berdasarkan data Dinas Sosial Jateng, masih ada ribuan rumah tangga yang kesulitan memperoleh air bersih, khususnya di wilayah pesisir. Karena itu, program desalinasi menjadi solusi nyata yang menjawab persoalan lama warga.
Slamet, salah satu warga Rusunawa Slamaran, mengaku senang bisa menikmati air desalinasi.
"Rasanya enak, segar, tidak asin," ujar Slamet dalam keterangan tertulis, Jumat (30/2025).
Perancang Teknologi Desalinasi Air dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Undip Semarang, I Nyoman Widiasa menyampaikan bahwa mesin desalinasi di Rusunawa Slamaran dirancang untuk memproduksi 4.000 liter atau sekitar 200 galon air per hari.
Dalam kondisi tertentu, kapasitas produksi dapat ditingkatkan hingga 6.000 liter atau 300 galon per hari. Jika diasumsikan satu keluarga mengonsumsi satu galon per hari, maka mesin ini mampu mencukupi kebutuhan air bersih bagi 300 keluarga.
Nyoman menambahkan, air hasil teknologi desalinasi yang dapat dinikmati secara gratis ini sangat membantu masyarakat penerima manfaat. Pasalnya, selama ini warga harus mengeluarkan biaya hingga Rp 300 ribu per bulan untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
"Tentu pengeluaran masyarakat lebih besar akibat membeli air yang harus menggunakan kemasan-kemasan dalam skala kecil. Dan itu sudah berlangsung lama di masyarakat, terutama di masyarakat-masyarakat yang air tanahnya memang dalam kondisi asin," jelas Nyoman.
Nyoman mengapresiasi langkah Pemprov Jawa Tengah yang menggandeng Undip Semarang dalam penerapan teknologi desalinasi. Ia menyebut, hingga pertengahan tahun ini, program serupa direncanakan akan diterapkan di tiga wilayah lainnya.
Ketiga wilayah tersebut meliputi Desa Banjarsari di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak; Desa Banyutowo di Kecamatan Dukuh Seti, Kabupaten Pati; serta Desa Randusanga Kulon di Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes.
"Secara komitmen dan secara administrasi sedang berproses. Mudah-mudahan nanti di Agustus lah sudah bisa terealisasi," ungkapnya.
Nyoman berharap program desalinasi yang telah dimulai dari wilayah barat hingga timur Jawa Tengah dapat terus dilanjutkan karena terbukti memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada PT Tirta Utama Jawa Tengah, Bank Jateng, serta Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Jateng atas kolaborasi mereka dalam merealisasikan program ini.
"Syukur-syukur lagi nanti (ada) privat sektor yang bisa menjadi bagian di dalam program ini. Ini kan program kemaslahatan buat masyarakat dan (air bersih) tidak bisa ditunda," lanjutnya.
Program desalinasi ini selaras dengan komitmen Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang mendorong kemandirian nasional melalui swasembada air, guna memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Indonesia pun menargetkan 100% akses air bersih secara merata di seluruh wilayah pada tahun 2045.
Menurutnya, keberadaan air layak konsumsi tidak hanya berkaitan dengan kenyamanan hidup sehari-hari, tetapi juga menyangkut aspek kesehatan, produktivitas, ekonomi masyarakat, hingga kelestarian lingkungan.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyebutkan, program desalinasi yang dimulai di Kota Pekalongan ini menjadi yang pertama, dan akan dilanjutkan ke sejumlah wilayah pesisir lainnya.
Luthfi menjelaskan, program ini memiliki dua tujuan utama. Pertama, memastikan ketersediaan air minum layak bagi masyarakat menengah ke bawah, di mana air hasil desalinasi diberikan secara gratis. Dengan demikian, warga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk membeli air galon atau air kemasan.
"Air ini gratis. Jadi masyarakat dapat air bersih dan uangnya bisa digunakan untuk kebutuhan lainya," kata Luthfi.
Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya untuk menekan angka kemiskinan di Jawa Tengah yang tengah diatasi melalui berbagai sektor pembangunan.
Tujuan kedua dari program desalinasi adalah untuk mencegah penurunan permukaan tanah di wilayah pantai utara, yang salah satunya disebabkan oleh penggunaan air tanah secara berlebihan.
(prf/ega)