Warga Jateng Korban TPPO Curhat ke Gubernur Luthfi, Berharap Bisa Pulang

Warga Jateng Korban TPPO Curhat ke Gubernur Luthfi, Berharap Bisa Pulang

Prihatnomo - detikJateng
Jumat, 20 Jun 2025 22:22 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi didampingi Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Dwi Subagio saat memberi keterangan terkait TPPO di Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Jumat (20/6/2025).
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi didampingi Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Dwi Subagio saat memberi keterangan terkait TPPO di Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Jumat (20/6/2025). Foto: Prihatnomo/detikJateng
Semarang -

Sejumlah warga Jawa Tengah yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) bertemu Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, di kantor Gubernuran, Kota Semarang. Mereka yang datang di antaranya merupakan korban yang sudah bisa kembali ke kampung halaman, juga ada perwakilan yang anggota keluarganya masih tertahan di beberapa negara di Eropa.

Dalam pertemuan itu, para korban mengadu dan curhat kepada Ahmad Luthfi. Mereka minta bantuan agar keluarganya bisa kembali ke kampung halaman. Selain itu ada pula yang ingin uang puluhan juta yang disetorkan ke tersangka dikembalikan.

Gubernur Ahmad Luthfi juga berkesempatan berkomunikasi dengan beberapa korban di luar negeri lewat Zoom melalui layar lebar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pinjam bank untuk membayar keberangkatan. Tapi sekarang tidak bisa membayar angsurannya. Mau pulang tidak punya uang," terang seorang korban yang tidak disebutkan namanya, Jumat (20/6/2025).

Sementara salah satu orang tua korban, Tarsoni, berharap anaknya bisa pulang ke Brebes. Di hadapan Luthfi, Tarsoni menangis saat menceritakan anaknya bernama Dimas yang terlunta-lunta di Yunani.

ADVERTISEMENT

"Harapan saya, anak saya bisa pulang. Anak saya di Yunani sendirian. Makan seadanya," ungkap warga Brebes itu dengan mata berkaca-kaca.

Gubernur Ahmad Luthfi didampingi Dirreskrimum Polda Jateng, Kombes Dwi Subagio, mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen mendampingi proses hukum dan pemulihan korban TPPO. Apalagi dari kasus yang terungkap, sebagian besar warga Jateng.

"Kita sudah koordinasi dengan Polda, dengan lawyernya (korban). Sedapat mungkin masyarakat kita nanti akan kita kembalikan ke Jawa tengah," tegas Luthfi.

Pihaknya telah memerintahkan dinas terkait untuk mengawal kasus tersebut. Pemprov Jateng melalui Disnakertrans juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, Divhubinter Polri, dan Imigrasi untuk menelusuri korban warga Jawa Tengah yang masih di luar negeri dan dalam kondisi rentan.

"Bagi masyarakat kita yang menjadi korban, saya sudah perintahkan kepada Dinas Tenaga Kerja Provinsi untuk kita salurkan kepada PT-PT yang resmi, atau dipekerjakan di wilayah Jawa tengah. Ini untuk menghindari agar tidak terjadi adanya beban bagi masyarakat kita yang sudah ditipu itu," paparnya.

Menurut data Polda Jateng, sindikat ini dijalankan oleh tersangka KU (Kunali) asal Tegal dan NU (Nurjaman) dari Brebes. Keduanya sudah diamankan di Polda Jateng.

Mereka merekrut korban dari berbagai daerah, lalu menjanjikan pekerjaan legal di Spanyol dengan bayaran tinggi. Total korban warga Jateng yang diberangkatkan oleh sindikat ini mencapai 83 orang.

Luthfi menjelaskan, sebagian korban berhasil kembali ke Indonesia. Ia menyebut ada 5 orang yang pulang menggunakan biaya sendiri. Para korban itu kemudian lantas melaporkan kejadian yang dialami bersama korban lain ke Polda Jateng.

Barang bukti yang diamankan Polda Jateng meliputi, paspor, bukti transfer, print-out pemesanan tiket, dokumen perjanjian kerja, serta percakapan digital.

Lebih lanjut, Luthfi mengimbau agar masyarakat tidak tergiur iming-iming gaji besar. Terutama bila perekrut mulai mematok tarif agar bisa diberangkatkan dan legal standing-nya tidak bisa dipertanggungjawabkan.

"Jangan sampai kejadian TPPO di Jawa tengah itu terulang. Saya selalu pantau, nanti saya koordinasi dengan Pak Kapolda utamanya dengan Dirreskrimum bagi korban-korban kita yang sudah kembali dan itu telah dirugikan maupun korban korban kita yang masih di negara Eropa," tandasnya.




(apu/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads