Buka Jasa Anjem, Mahasiswa UNS Ngaku Dapat Rp 1,5 Juta Per Bulan

Buka Jasa Anjem, Mahasiswa UNS Ngaku Dapat Rp 1,5 Juta Per Bulan

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Senin, 19 Agu 2024 15:23 WIB
Penyedia jasa Anjem, Tania tengah mengantarkan pelanggannya.
Penyedia jasa Anjem, Tania, tengah mengantarkan pelanggan. Foto: Dok pribadi Tania
Solo -

Jasa antar jemput (anjem) sedang ngetren di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Kerja sampingan ini jadi sumber cuan bagi mahasiswa. Selama menyambi jadi penyedia jasa anjem, mereka mengaku mendapat tambahan uang jajan hingga bisa menabung untuk membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT).

Anjem merupakan jasa antar jemput yang pengemudinya mahasiswa dan hanya melayani pelanggan dari kalangan mahasiswa juga. Penyedia jasa anjem tidak terikat oleh perusahaan apapun. Mereka bisa mencari pelanggan melalui media sosial seperti X dan Telegram.

Salah satu pelaku jasa anjem, Tania (20) mengatakan tarifnya tergantung pada jarak tempuh. Per tiga kilometer atau selama masih di lingkungan UNS, ia hanya memasang tarif Rp 5 ribu. Lebih dari itu, per kilometer akan dikenai tambahan Rp 1 ribu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Total penghasilan nggak pasti, kalau rata-rata sekitar Rp 400-500 ribu sebulan. Tergantung jumlah orderan sama padat nggaknya kegiatan kampus," kata Tania kepada detikJateng, Senin (19/8/2024).

Penghasilan dari menyambi sebagai penyedia jasa anjem itu dia pakai untuk keperluan sehari-hari dan sisanya ditabung.

ADVERTISEMENT

Per Bulan Dapat Rp 1,5 Juta

Penyedia jasa anjem lain, Setiana (22) mengaku bisa mendapat pemasukan yang cukup besar. Jika dalam sehari dia melayani 10-30 orderan, dia bisa mengantongi Rp 50-150 ribu.

"Tapi nggak setiap hari kayak gitu, kalau dihitung-hitung biasanya per bulan Rp 1,2 juta. Kalau dikumpulin bisa buat tambah-tambah bayar UKT, lumayan daripada kerja part time," ujar dia.

"Tapi kalau kampus lagi libur kadang cuma 20 orderan. Kalau kampus masuk dan lagi ramai bisa 30-40 orderan," sambungnya.

Setiana menjelaskan, para pelanggan bisa membayar menggunakan uang tunai, QRIS, atau e-money. Maka itu dia jarang menghitung penghasilannya per bulan.

Mahasiswa lain, Dermen (20) mengaku sudah satu semester melakoni kerja sambilan sebagai penyedia jasa anjem.

"Kalau rajin dan konsisten tiap hari buka jasa, sehari bisa Rp 50 ribu. Sebulan ya bisa sekitar Rp 1,5 juta. Lumayan," ucap mahasiswa Fakultas Teknik UNS itu.

Demi Meringankan Beban Ortu

Bisnis anjem ini menjadi andalan sebagian mahasiswa UNS untuk mendapat penghasilan, sehingga tidak melulu minta uang kepada orang tua.

"Aku kos sebulan Rp 550 ribu, bisa bayar (kos) dari anjem juga. Itu bahkan masih sisa. Sisanya bisa buat jajan, ditabung, atau yang lain," kata penyedia jasa anjem, Laila (22), kepada detikJateng.

"Bermanfaat banget buat mahasiswa yang mau memanfaatkan motornya jadi sumber penghasilan. Apalagi kayak aku yang sudah semester akhir, nggak mau nambah beban orang tua," imbuh dia.




(dil/ahr)


Hide Ads