Tarif Mulai Rp 5 Ribu-Bisa Singgah Banyak Tempat Bikin Anjem Disukai Anak UNS

Tarif Mulai Rp 5 Ribu-Bisa Singgah Banyak Tempat Bikin Anjem Disukai Anak UNS

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 19 Agu 2024 11:04 WIB
Poster jasa antar jemput yang merebak di kalangan mahasiswa UNS. Foto diunggah Minggu (18/8/2024).
Poster jasa antar jemput yang merebak di kalangan mahasiswa UNS. Foto diunggah Minggu (18/8/2024).Foto: dok. akun X @llaufiee
Solo -

Saat ini, di kalangan mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo tengah marak jasa antar jemput (anjem). Layanan ini begitu disukai karena selain murah, penyedia bisa diajak singgah ke banyak tempat.

Seperti yang diceritakan salah satu mahasiswi FEB bernama Shafa (19). Dia menuturkan penyedia tidak keberatan jika harus singgah ke satu tempat ke tempat lain. Sebagai sesama mahasiswa, mereka bisa saling memahami kebutuhan satu sama lain.

"Pasti paham kadang keperluannya harus mampir ke fotokopi, ambil laundry, atau beli sesuatu. Kalau di aplikasi ojol suka diburu-buru, kita kalau mau minta mampir juga udah takut buruan," jelasnya saat diwawancarai detikJateng, Minggu (18/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, karena usia mereka yang bisa dikatakan setara, maka obrolan yang hadir di tengah perjalanan bisa lebih menyenangkan.

"Ngobrolnya sama driver lebih enak, apalagi karena sama-sama perempuan jadi bisa diajak curhat kalau lagi capek habis ngampus," ujar mahasiswa yang tidak membawa motor selama berkuliah.

ADVERTISEMENT

Layanan antar jemput di UNS jadi andalan mahasiswa. Foto diunggah Minggu (18/8/2024).Layanan antar jemput di UNS jadi andalan mahasiswa. Foto diunggah Minggu (18/8/2024). Foto: dok. tangkapan layar akun @unsmfs

Bayar Murah Mulai Rp 5 Ribu

Mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS, Intan (20) mengungkapkan murah menjadi faktor utama jasa anjem begitu diminati. Dia menjelaskan biayanya mulai dari Rp 5 ribu.

"Anjem ini lebih murah soalnya bebas biaya aplikasi layanan pihak ketiga. Hitungan kilometernya juga masih terjangkau anjem. Anjem mulai Rp 5 ribu per km, aplikasi ojol bisa Rp 9-10 ribu per km," paparnya.

Selain itu, yang membuat dirinya makin betah menggunakan jasa ini karena para penyedia jasa juga bisa diminta tolong membeli berbagai perlengkapan harian. Mulai dari obat hingga pembalut wanita.

"Kalau minta beli sesuatu kayak obat, makan, sampai pembalut di aplikasi jatuhnya mahal, kalau anjem dihitungnya sama. Kalau belanja pembalut juga nggak malu dan pasti paham produknya yang mana," imbuh dia.

Pendapat yang sama juga disuarakan Tania (20), salah satu penyedia jasa anjem. Selain murah, penumpang bisa bayar secara nontunai.

"Penumpang juga nggak perlu ribet, karena mereka bisa bayar lewat QRIS atau e-money juga. Bayarnya dihitung per kilometer, di bawah 3 kilometer itu Rp 5 ribu, setelahnya per km ditambah Rp 2 ribu," tutur dia.

Bisa Pilih Motor yang Sesuai

Intan yang sudah sekitar sebulan menggunakan anjem berkata, dia bisa memilih jenis kendaraan maupun penggunanya.

Dia menerangkan dirinya bisa mencari jasa anjem melalui grup Telegram. Jika ada yang membalas pesannya, maka dia akan memilih driver yang sesuai.

"Karena driver-nya sama-sama cewek. Biasanya motor cewek kan nggak kayak motor cowok yang melorot, susah dipakai boncengan apalagi pakai rok, karena aku anak FKIP harus pakai rok," ungkapnya.

Beri Rasa Aman bagi Penumpang-Penyedia

Selain harganya terjangkau, faktor lain yang membuat mengapa anjem menjadi fenomena di kalangan anak UNS karena rasa aman yang diberikan baik untuk penyedia maupun pengguna layanan. Dikatakan Tania, yang bisa mengaksesnya hanyalah mahasiswa maupun alumnus UNS.

"Yang bisa ikut anjem itu cuma mahasiswa harusnya, soalnya kalau di Telegram kan kita buat bisa masuk grup itu ditanya fakultas mana, jenis kelaminnya apa. Jadi kayak nggak bisa sembarang orang masuk grup," terang Tania kepada detikJateng.

Ia pun turut mendukung fenomena anjem yang tengah ramai di kalangan mahasiswa UNS. Para mahasiswa bisa mencari pemasukan lewat anjem yang dinilai lumayan.

"Sehari bisa 5-10 penumpang, paling murah Rp 5 ribu, pernah sampai Rp 20 ribu. Kan worth it lah ya buat mahasiswa apalagi yang merantau. Bisa manfaatin motor," jelasnya.




(apu/cln)


Hide Ads