Selama menyambi jadi penyedia jasa antar jemput (anjem), sejumlah mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengaku bisa dapat Rp 1,5 juta per bulan. Selain untuk jajan, sebagian pendapatan itu untuk bayar kos dan ditabung buat membayar Uang kuliah Tunggal (UKT).
Untuk diketahui, jasa anjem saat ini tengah ngetren di UNS. Pengemudinya mahasiswa, pelanggannya juga dari kalangan mahasiswa. Penyedia jasa anjem tak terikat oleh perusahaan apapun. Mereka mencari pelanggan lewat media sosial seperti X (Twitter) dan Telegram.
Menurut Tania (20), salah satu penyedia jasa anjem, tarif antar jemput itu hanya Rp 5 ribu per tiga kilometer. Tarif yang sama juga berlaku selama area antar jemput masih di kawasan UNS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika jarak tempuhnya lebih dari itu, pelanggan hanya dikenai tambahan Rp 1 ribu per kilometer. Pelanggan bisa membayar menggunakan uang tunai, QRIS, atau e-money.
Tania bilang penghasilan dari anjem tidak bisa dipastikan, tergantung jumlah orderan serta padat atau tidaknya kegiatan di kampus. "Kalau rata-rata sekitar Rp 400-500 ribu sebulan," kata Tania kepada detikJateng, Senin (19/8/2024).
Mahasiswa lain yang juga nyambi jasa anjem, Setiana (22) mengaku bisa mengantongi Rp 50-150 ribu jika dalam sehari dia bisa melayani 10-30 orderan.
"Tapi nggak setiap hari kayak gitu. Kalau dihitung-hitung biasanya per bulan Rp 1,2 juta. Kalau dikumpulin bisa buat tambah-tambah bayar UKT, lumayan daripada kerja part time," ujar dia.
"Tapi kalau kampus lagi libur kadang cuma 20 orderan. Kalau kampus masuk dan lagi ramai bisa 30-40 orderan," imbuh Setiana.
Mahasiswa lain, Dermen (20) mengaku sudah satu semester melakoni kerja sambilan sebagai penyedia jasa anjem. Jika rajin dan konsisten tiap hari menerima order, dia mengaku sehari bisa mengantongi Rp 50 ribu.
"Sebulan ya bisa sekitar Rp 1,5 juta. Lumayan," ucap mahasiswa Fakultas Teknik UNS itu.
Dengan memanfaatkan waktu luang untuk bekerja sebagai penyedia jasa anjem, mereka bisa belajar mandiri.
"Bermanfaat banget buat mahasiswa yang mau memanfaatkan motornya jadi sumber penghasilan. Apalagi kayak aku yang sudah semester akhir, nggak mau nambah beban orang tua," kata Laila (22).
"Aku kos sebulan Rp 550 ribu, bisa bayar (kos) dari anjem juga. Itu bahkan masih sisa. Sisanya bisa buat jajan, ditabung, atau yang lain," sambung dia.
(dil/ahr)