Mejelang malam tahun baru, para perajin terompet mulai melakukan produksi. Seperti perajin terompet asal Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Rajiman (60).
Tahun ini, dia membuat 1.200 terompet, dan baru 300 terompet yang laku dibeli oleh pedagang terompet. Kepada sesama pedagang, terompet itu ia jual di kisaran harga Rp 5.000 per terompet.
"Ini sepi, biasanya 1.000 terompet laku, ini 500 saja susah. Ini baru diambil tiga bakul, sudah langganan lama. Biasanya setelah Natal sudah ramai pedagang ambil terompet. Sepinya kenapa, saya juga tidak tahu," kata Rajiman saat ditemui awak media, Jumat (29/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sisa terompet yang tidak laku diambil pedagang akan ia jual sendiri besok kepada masyarakat umum. Ia akan membuka lapak di depan Balai Desa Cemani. Biasanya terompet itu akan dijual lagi di kisaran harga Rp 10 ribu.
Membuat terompet ini hanya pekerjaan selingan Rajiman. Pekerjaan utamanya menjual es teh di rumahnya. Dulu saat masih muda, dia penjual mainan keliling.
Dia sudah mulai membuat terompet sejak era Presiden Soeharto tahun 1990-an. Saat itu terompetnya masih di kisaran harga Rp 150 per buah. Di era kejayaannya, dia sampai memiliki 10 karyawan, dengan produksi 5.000 terompet.
Selain dijual sendiri, dan untuk kulakan, terompet buatan Rajiman dulu juga sering dipesan hotel-hotel saat momen tahun baru. Namun kini, bisnisnya tengah surut.
"Dulu saya punya 10 karyawan. Nanti jual terompetnya berjejer gitu. Sekarang sudah tidak punya (karyawan). Sudah tidak laku lagi," ucapnya.
Dalam proses pembuatan terompet itu, Rajiman harus membeli bambu tulup dari Purwantoro, Wonogiri. Bambu itu dipotong dengan panjang 5 centimeter untuk menimbulkan bunyi terompet. Lalu dia akan membalutnya dengan kertas.
Rajiman menuturkan, harga bahan baku juga terus meningkat. Bilamana terompetnya tidak laku terjual tahun ini, akan ia simpan untuk dijual tahun depan.
"Naiknya lumayan. Kertas emas 1 kilogramnya dulu Rp 50 ribu, kini hampir Rp 100 ribu. Bambu tulupnya, 1.000 potong harganya Rp 60 ribu," jelasnya.
![]() |
Imbau Masyarakat Bersihkan Terompet Sebelum Ditiup
Direktur RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo, dr. Yunia Wahdiyati, mengimbau tetap berhati-hati saat membeli terompet.
Pasalnya, terompet adalah alat musik tiup, yang mana ada kontak antar bibir pada ujung terompet. Sebab, biasanya terompet akan dicoba terlebih dahulu sebelum dibeli.
"Ada potensi terjadi penularan penyakit, bila dikaitkan masalah kesehatan. Di antaranya adalah penyakit yang ditularkan lewat droplet, dan kontak itu sendiri. Penyakit yang dapat menular lewat droplet di antaranya adalah infeksi saluran pernapasan, dan turunannya. Sementara yang bisa ditularkan lewat kontak adalah herpes di rongga mulut," kata Yunia.
Dia menyarankan, apabila masyarakat ingin bermain terompet untuk rajin-rajin dibersihakan dahulu. Selain itu, ia juga menganjurkan agar terompet tidak digunakan bergantian.
"Saat membeli, dan akan menggunakan, sebaiknya dibersihkan dulu. Setelah bermain dengan terompet, segera cuci tangan pakai sabun," pungkasnya.
(apu/ahr)