Mentan Amran soal Lumbung Pangan: Jateng Peringkatnya Menurun

Mentan Amran soal Lumbung Pangan: Jateng Peringkatnya Menurun

Robby Bernardi - detikJateng
Rabu, 13 Des 2023 15:45 WIB
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, saat memberikan sambutan di acara kunjungan kerja Presiden Jokowi di Alun-Alun Kajen, Kabupaten Pekalongan, Rabu (12/12/2023).
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, saat memberikan sambutan di acara kunjungan kerja Presiden Jokowi di Alun-Alun Kajen, Kabupaten Pekalongan, Rabu (12/12/2023). Foto: Robby Bernardi/detikJateng
Pekalongan -

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebut produksi pertanian nasional sempat menurun sekitar 4 juta ton akibat El Nino. Namun dia optimistis produksi pertanian akan meningkat pada 2024.

Hal itu dikatakan Amran saat memberikan sambutan di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara pengarahan petani, penyuluh pertanian lapangan (PPL), pengecer pupuk, dan Babinsa se-Jateng di Alun-Alun Kajen, Kabupaten Pekalongan, Rabu (13/12/2023).

"Produksi kita dulu 34 juta ton. Menurun (jadi) 30 juta ton, sehingga kita harus impor karena El Nino. Ini kita harus kembalikan produksi ini," kata Amran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amran dan Presiden Jokowi pun sempat meninjau lokasi penanaman padi di wilayah Kecamatan Kesesi. Dia menyebut pihaknya telah melakukan pengecekan di lapangan untuk menanyakan persoalan apa saja yang dihadapi petani saat masa tanam, juga soal pupuk.

"Kami mengecek, kami diskusi dengan petani apa masalahnya. Ternyata masalahnya adalah satu, pupuk. Kedua, yang tanam dua kali hanya dapat jatah pupuk satu kali," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Amran juga menyinggung soal produksi padi di Jawa Tengah yang menurun.

"Kemudian, Jawa Tengah peringkatnya menurun. Pak Kadis, Pak Gubernur, peringkatnya menurun. Ini lumbung pangan nasional, selalu nomor dua. Kok tiba-tiba turun? Diambil alih oleh Jawa Barat, nomor dua. Nomor dua itu harus dipertahankan, dan dilanjutkan itu. Termasuk program pertanian. Kita lanjutkan, agar Jateng bisa posisi nomor dua kembali tahun 2024. Bisa? Setuju?" Kata Amran.

Amran kemudian menyemangati para petani dengan menyatakan program-program pertanian mesti dilanjutkan.

"Program pertanian harus dilanjutkan, tidak bisa tidak dilanjutkan. Coba tadi lihat, produksi turun. Kenapa? Bantuan alat mesin pertanian, bibit terbatas, regulasi pupuk," ucapnya.

"Alhamdulillah atas persetujuan Bapak Presiden, kemarin malam kami sudah tanda tangan Permentan Nomor 10. Petani yang sulit mengambil pupuk karena menggunakan kartu tani, sekarang bisa dengan KTP," sambung Amran.

Dengan saling bekerja sama bergandengan, menurut Amran, di tahun 2024, produksi akan bisa terus meningkat.

"Kami yakin tahun 2024 produksi kita meningkat bila mana kita gandengan tangan. Seluruh pengecer pupuk, PPL, Babinsa, karena PPL kami hanya 50 persen sehingga kami sangat butuh, kami sudah MoU dengan panglima TNI, ini gandengan tangan, kami pastikan swasembada kami raih kembali dalam waktu singkat," ujar Amran.

Amran menambahkan, swasembada pangan sebelumnya telah tercapai pada tahun 2017, 2019, 2020.

"Yang kerja juga kita-kita. Ini hanya anjlok sedikit karena El Nino. Kami yakin ke depan produksi meningkat," harapnya.

Mentan: Proyek Food Estate Tak Perlu Diperdebatkan, Dikerjakan

Amran juga menjelaskan mengenai food estate yang belakangan ini hangat diperbincangkan.

"Satu lagi Bapak Presiden, food estate. Itu diperdebatkan. Saya katakan, pertanyaan itu tidak perlu diperdebatkan, dikerjakan. Ini kami sudah kerjakan 40 hari masa jabatan kami, jagungnya sudah dua meter setengah. Diperdebatkan tiga tahun, kami bekerja 40 hari, jagungnya insyaallah satu bulan lagi sudah panen. Pertanian ini bukan mau diperdebatkan, mau dikerjakan," ucapnya.

Pemprov Jateng Petakan Daerah Penghasil Padi

Di lokasi yang sama, Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengatakan pihaknya sudah mulai memetakan daerah-daerah penghasil padi di Jateng. Termasuk menghitung kapan awal musim tanam dimulai. Sebab, curah hujan di Jawa Tengah mulai meningkat sejak memasuki Desember 2023.

Menurutnya, dampak El Nino yang dirasakan sampai November 2023 membuat jadwal tanam ikut mundur.

"Tercatat realisasi tanam padi di Jawa Tengah baru 147.000 hektare atau 53% dari target, jagung 70.000 hektare atau 93% dari target. Meskipun demikian, ketersediaan beras dipastikan aman. Perkiraan ketersediaan beras sebanyak 6,2 Juta ton dengan kebutuhan 3,9 juta ton pada 2023," kata Nana Sudjana.

Melihat kondisi awal Desember 2023, Nana optimistis pada 2024 capaian kinerja produksi padi dan jagung di Jawa Tengah dapat mencapai target, yaitu padi sebesar 11,168 juta ton GKG (gabah kering giling) dan jagung sebesar 2.723 ton PK (pipilan kering).

"Upaya pencapaian target produksi padi dilaksanakan dengan menerapkan beberapa strategi, di antaranya memaksimalkan pola penanaman, dan diharapkan mampu mewujudkan IP (Indeks Pertanaman) 300 bahkan IP 400, serta pendampingan yang semakin intensif," ujar Nana.




(dil/ams)


Hide Ads