Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, merupakan kampung wayang di Wonogiri. Keberadaan industri wayang di daerah itu sudah ada sejak abad ke-17.
Koordinator kampung wayang Kepuhsari Retno Lawiyani mengatakan, Desa Kepuhsari menjadi sentra industri wayang sudah turun-temurun. Tepatnya sekitar 1600-an, atau awal abad ke-17.
"Sejak sesepuh dulu. Saya ini sudah keturunan ke-19 sebagai pembuat wayang di kampung ini," kata dia kepada detikJateng di rumahnya, Selasa (7/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Retno menceritakan, dulu pada abad 17 penduduk di Kepuhsari masih sedikit. Konon, dulu wayang masuk ke Kepuhsari dibawa oleh para wali dalam menyebar agama Islam.
Pada saat itu, lanjut dia, wayang dianggap efisien dalam menyebarkan ajaran. Saat mengumpulkan masyarakat jika ada pertunjukan bisa lebih mudah dalam menyampaikan ajaran.
Selain itu, kata Retno, dulu Kepuhsari juga merupakan daerah yang disinggahi Raden Mas Said, pendiri Praja Mangkunegaran. Ada beberapa hal dari Mangkunegaran yang sama keadaannya dengan di Kepuhsari.
"Kemarin dari Mangkunegaran menelusur ke sini. Ada situs, batik, makanan khas dan wayang yang berhubungan dengan trah Mangkunegaran. Ternyata ada hubungan dengan wayang Mangkunegaran, seperti ukirnya, pakemnya juga sama," ungkap Retno.
Atas sejarah itu, kata dia, pada 2011 para perajin wayang di Kepuhsari menangkap peluang. Mereka sepakat untuk membuat program baru bernama kampung wayang karena mempunyai historis.
"Akhirnya 29 November 2014 meluncurkan kampung wayang. Yang dulu hanya sekadar jual-beli wayang, sekarang ada paket wisata. Termasuk workshop menatah, sungging, main wayang, penyedia akomodasi (homestay) dan kuliner," ujar dia.
Kini jumlah perajin wayang di Kepuhsari berjumlah sekitar 78 orang. Pasalnya jumlah itu telah menurun. Dulu jumlah perajin mencapai ratusan orang.
"Banyak yang merantau, terutama ke Jawa Timur. Di sana ada semacam bos yang mempunyai modal tinggi mampu bayar. Akhirnya sebagian ke sana. Itu pemahatnya dari sini," kata Retno.
Ia menjelaskan, bahan yang digunakan untuk membuat wayang di Kepuhsari terbuat dari kulit sapi dan kerbau. Harga setiap tokoh berbeda. Tergantung ukuran dan jenis tokohnya. Mulai dari Rp 750.000 hingga Rp 6 juta per biji.
"Kalau satu kotak paket lengkap bisa sampai Rp 200 juta hingga Rp 300 juta. Tapi membuatnya bertahap," kata Retno.
(apu/apl)