20+ Istilah dalam Pagelaran Wayang, Ada Kelir sampai Debog

20+ Istilah dalam Pagelaran Wayang, Ada Kelir sampai Debog

Anindya Milagsita - detikJateng
Selasa, 07 Nov 2023 12:57 WIB
Sejumlah anak dari Sanggar Sarotama mengiringi penampilan dalang bocah asal Boyolali Arjuna Setya Manggala yang tampil pada acara Temu Dalang Bocah Nusantara di Pendopo Taman Budaya Jawa Tengah, Solo, Selasa (18/7/2023). Acara yang diikuti sebanyak 119 dalang bocah di Indonesia tersebut untuk melestarikan keberadaan wayang pada masyarakat.  ANTARAFOTO/Maulana Surya/aww.
20+ Istilah dalam Pagelaran Wayang, Ada Kelir sampai Debog. Foto Temu Dalang Bocah Nusantara di Pendopo Taman Budaya Jawa Tengah, Solo, Selasa (18/7/2023). (Foto: ANTARA FOTO/Maulana Surya)
Solo -

Wayang merupakan seni pertunjukan tradisional asli Indonesia yang melibatkan figur untuk menggambarkan cerita. Seni wayang di Indonesia memiliki berbagai jenis yang berbeda di setiap daerahnya. Namun, ada dua jenis wayang yang paling populer di Indonesia, yaitu wayang kulit dan wayang golek.

Dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional 7 November, mari mengenal lebih dekat istilah-istilah dalam pagelaran wayang. Melalui cara ini diharapkan kesenian wayang bisa terus lestari dan bisa disaksikan oleh masyarakat secara turun-temurun.

Penasaran ingin tahu istilah apa saja yang ada dalam pagelaran wayang? Berikut informasi lengkapnya, dikutip dari laman resmi Balai Tekkomdik DIY.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

20+ Istilah Pagelaran Wayang

1. Alusan

Tokoh tokoh wayang yang pada umumnya bercirikan postur tubuh sedang, hidung lancip, mata liyepan atau gabahan, posisi muka ada yang mendongak maupun menunduk, posisi kaki depan dan belakang rapat.

2. Alus Lanyapan

Wayang-wayang alusan dengan ciri ciri posisi muka mendongak, mata liyepan atau gabahan (bola mata mirip dengan gabah/bulir padi), posisi kaki depan dan belakang rapat.

ADVERTISEMENT

3. Bambangan

Penggambaran wayang untuk tokoh-tokoh muda, dengan ciri postur tubuh sedang, hidung lancip, mata liyepan atau gabahan, pada umumnya posisi muka menunduk, posisi kaki depan dan belakang rapat.

4. Bayen

Berasal dari kata bayi, termasuk golongan simpingan kanan, untuk menggambarkan tokoh bayi dan tokoh dewa dewa yang bertubuh kecil, melambangkan kesucian.

5. Blencong

Sumber cahaya yang digunakan dalam pergelaran wayang, sehingga menimbulkan efek bayang-bayang di kelir.

6. Cempala

Juga disebut cempala gapit, karena dalam penggunaannya digapit atau dicapit dengan jempol kaki kanan dhalang.

7. Cundhuk

Hiasan yang diletakkan di atas gawangan. Pada umumnya berbentuk kayu berukir dan dihias dengan indah, bahkan beberapa ada yang dihias dengan prada emas murni.

8. Debog

Batang pisang yang digunakan untuk menancapkan wayang.

9. Dhuhahan

Wayang-wayang yang tidak masuk dalam simpingan. Biasanya akan ditata di kanan kiri dhalang.

10. Eblek

Anyaman bambu yang digunakan untuk menyimpan wayang, sehingga bisa ditata bersaf dan bertumpuk.

11. Gagahan

Menggambarkan golongan tokoh tokoh wayang dengan postur tubuh gagah, baik untuk golongan raja maupun satriya. Ukuran badan dari sedang hingga besar.

12. Gawangan

Sarana untuk membentangkan kelir yang berbentuk persegi panjang, terbuat dari kayu dengan hiasan ukiran.

13. Gebingan

Penyebutan untuk wayang kulit yang masih mentah, baru saja selesai ditatah oleh penatah.

14. Gunungan

Perangkat wayang yang wujudnya menyerupai gunung. Ada juga yang menyebutnya dengan nama kayon. Wayang ini menggambarkan bentuk pohon hayat atau pohon kehidupan.

15. Katongan

Berasal dari kata katong yang berarti raja. Merupakan wayang yang menggambarkan tokoh tokoh raja, dengan besar dan tinggi badan sedang.

16. Kelir

Kain putih yang dibentangkan dalam gawangan.

17. Keprak

Lembaran plat logam, yang digantungkan di lambung kothak sisi luar, di sebelah kiri dhalang.

18. Kewanan

Termasuk dalam wayang dhudhahan, golongan tokoh wayang yang menggambarkan hewan, kendaraan prajurit dan sebagainya.

19. Longok

Tokoh wayang dengan posisi muka wayang yang cenderung menatap ke depan, tidak mendongak maupun menunduk.

20. Luruh

Penyebutan posisi muka wayang yang cenderung menunduk, untuk semua golongan wayang.

21. Palemahan

Disebut juga sitenan, merupakan bagian dari kelir yang berada di sisi bawah, yang berbatasan langsung dengan debog.

22. Panggungan

Tempat untuk menggelar dan menata peralatan pentas atau pergelaran.

23. Parapat Panakawan

Para tokoh pamomong, baik pamomong tokoh ksatria protagonis maupun antagonis.

24. Patihan

Penyebutan wayang golongan patih.

25. Platukan

Alat yang digunakan oleh dhalang untuk memukul-mukul lambung bagian dalam atau bibir kothak wayang sehingga menimbulkan efek suara yang dapat membangun suasana adegan.

26. Pringgitan

Dalam konsep rumah adat Jawa ada sebuah tempat yang dikhususkan untuk mempergelarkan wayang.

27. Putren

Golongan wayang ini untuk menggambarkan tokoh-tokoh putri.

28. Raton

Penyebutan bagi wayang kulit dengan postur tubuh tinggi besar baik untuk tokoh raja, dewa, hingga pandita.

29. Sabrang Alus

Menggambarkan tokoh raja-raja atau ksatria tampan dari tanah seberang.

30. Setanan

Golongan tokoh wayang yang menggambarkan setan atau hantu.

Nah, itulah sejumlah istilah dalam pagelaran wayang. Semoga bermanfaat, Lur!




(par/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads