- 20 Istilah Pagelaran Wayang 1. Alusan 2. Alus Lanyapan 3. Bambangan 4. Bayen 5. Blencong 6. Cempala 7. Cundhuk 8. Debog 9. Dhuhahan 10. Eblek 11. Gagahan 12. Gawangan 13. Gebingan 14. Gunungan 15. Katongan 16. Kelir 17. Keprak 18. Kewanan 19. Longok 20. Luruh 21. Palemahan 22. Panggungan 23. Parapat Panakawan 24. Patihan 25. Platukan 26. Pringgitan 27. Putren 28.Β Raton 29.Β Sabrang Alus 30. Setanan
Wayang merupakan seni pertunjukan tradisional asli Indonesia yang melibatkan figur untuk menggambarkan cerita. Seni wayang di Indonesia memiliki berbagai jenis yang berbeda di setiap daerahnya. Namun, ada dua jenis wayang yang paling populer di Indonesia, yaitu wayang kulit dan wayang golek.
Dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional 7 November, mari mengenal lebih dekat istilah-istilah dalam pagelaran wayang. Melalui cara ini diharapkan kesenian wayang bisa terus lestari dan bisa disaksikan oleh masyarakat secara turun-temurun.
Penasaran ingin tahu istilah apa saja yang ada dalam pagelaran wayang? Berikut informasi lengkapnya, dikutip dari laman resmi Balai Tekkomdik DIY.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
20+ Istilah Pagelaran Wayang
1. Alusan
Tokoh tokoh wayang yang pada umumnya bercirikan postur tubuh sedang, hidung lancip, mata liyepan atau gabahan, posisi muka ada yang mendongak maupun menunduk, posisi kaki depan dan belakang rapat.
2. Alus Lanyapan
Wayang-wayang alusan dengan ciri ciri posisi muka mendongak, mata liyepan atau gabahan (bola mata mirip dengan gabah/bulir padi), posisi kaki depan dan belakang rapat.
3. Bambangan
Penggambaran wayang untuk tokoh-tokoh muda, dengan ciri postur tubuh sedang, hidung lancip, mata liyepan atau gabahan, pada umumnya posisi muka menunduk, posisi kaki depan dan belakang rapat.
4. Bayen
Berasal dari kata bayi, termasuk golongan simpingan kanan, untuk menggambarkan tokoh bayi dan tokoh dewa dewa yang bertubuh kecil, melambangkan kesucian.
5. Blencong
Sumber cahaya yang digunakan dalam pergelaran wayang, sehingga menimbulkan efek bayang-bayang di kelir.
6. Cempala
Juga disebut cempala gapit, karena dalam penggunaannya digapit atau dicapit dengan jempol kaki kanan dhalang.
7. Cundhuk
Hiasan yang diletakkan di atas gawangan. Pada umumnya berbentuk kayu berukir dan dihias dengan indah, bahkan beberapa ada yang dihias dengan prada emas murni.
8. Debog
Batang pisang yang digunakan untuk menancapkan wayang.
9. Dhuhahan
Wayang-wayang yang tidak masuk dalam simpingan. Biasanya akan ditata di kanan kiri dhalang.
10. Eblek
Anyaman bambu yang digunakan untuk menyimpan wayang, sehingga bisa ditata bersaf dan bertumpuk.
11. Gagahan
Menggambarkan golongan tokoh tokoh wayang dengan postur tubuh gagah, baik untuk golongan raja maupun satriya. Ukuran badan dari sedang hingga besar.
12. Gawangan
Sarana untuk membentangkan kelir yang berbentuk persegi panjang, terbuat dari kayu dengan hiasan ukiran.
13. Gebingan
Penyebutan untuk wayang kulit yang masih mentah, baru saja selesai ditatah oleh penatah.
14. Gunungan
Perangkat wayang yang wujudnya menyerupai gunung. Ada juga yang menyebutnya dengan nama kayon. Wayang ini menggambarkan bentuk pohon hayat atau pohon kehidupan.
15. Katongan
Berasal dari kata katong yang berarti raja. Merupakan wayang yang menggambarkan tokoh tokoh raja, dengan besar dan tinggi badan sedang.
16. Kelir
Kain putih yang dibentangkan dalam gawangan.
17. Keprak
Lembaran plat logam, yang digantungkan di lambung kothak sisi luar, di sebelah kiri dhalang.
18. Kewanan
Termasuk dalam wayang dhudhahan, golongan tokoh wayang yang menggambarkan hewan, kendaraan prajurit dan sebagainya.
19. Longok
Tokoh wayang dengan posisi muka wayang yang cenderung menatap ke depan, tidak mendongak maupun menunduk.
20. Luruh
Penyebutan posisi muka wayang yang cenderung menunduk, untuk semua golongan wayang.
21. Palemahan
Disebut juga sitenan, merupakan bagian dari kelir yang berada di sisi bawah, yang berbatasan langsung dengan debog.
22. Panggungan
Tempat untuk menggelar dan menata peralatan pentas atau pergelaran.
23. Parapat Panakawan
Para tokoh pamomong, baik pamomong tokoh ksatria protagonis maupun antagonis.
24. Patihan
Penyebutan wayang golongan patih.
25. Platukan
Alat yang digunakan oleh dhalang untuk memukul-mukul lambung bagian dalam atau bibir kothak wayang sehingga menimbulkan efek suara yang dapat membangun suasana adegan.
26. Pringgitan
Dalam konsep rumah adat Jawa ada sebuah tempat yang dikhususkan untuk mempergelarkan wayang.
27. Putren
Golongan wayang ini untuk menggambarkan tokoh-tokoh putri.
28. Raton
Penyebutan bagi wayang kulit dengan postur tubuh tinggi besar baik untuk tokoh raja, dewa, hingga pandita.
29. Sabrang Alus
Menggambarkan tokoh raja-raja atau ksatria tampan dari tanah seberang.
30. Setanan
Golongan tokoh wayang yang menggambarkan setan atau hantu.
Nah, itulah sejumlah istilah dalam pagelaran wayang. Semoga bermanfaat, Lur!
(par/sip)