India Akan Setop Ekspor Gula, Pakar UMY: Indonesia Berpotensi Inflasi

India Akan Setop Ekspor Gula, Pakar UMY: Indonesia Berpotensi Inflasi

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Sabtu, 02 Sep 2023 19:24 WIB
ilustrasi gula
ilustrasi gula. Foto: thinkstock
Bantul -

India berencana menyetop ekspor gula industri atau rafinasi pada Oktober 2023 gegara panen tebunya menurun akibat cuaca panas. Menurut dosen Agribisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Oki Wijaya hal itu berpotensi memicu inflasi di Indonesia.

"Kebijakan India yang tidak lagi mengeskpor gula menjadikan pasokan gula di seluruh dunia berkurang, yang dikenal dengan istilah excess demand. Pasokan gula yang tidak dapat memenuhi permintaan pasar akan menyebabkan harga gula naik di atas harga ekuilibrium," kata Oki kepada wartawan, Sabtu (2/9/2023).

Oki menjelaskan, berdasarkan pendekatan perdagangan internasional, pembatasan hingga penghentian ekspor dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Seperti berkurangnya pasokan atau hasil panen di negara asal, stabilisasi harga, maupun kebijakan politik perdagangan internasional dari negara asal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, sekitar 30 persen dari total impor gula Indonesia berasal dari India. Meski Indonesia memiliki lahan tebu yang produktif, kapasitas pabrik gula di Indonesia dinilai belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.

"Sebagai salah satu negara yang masih mengandalkan impor gula dari India, Indonesia berpotensi mengalami inflasi yang akan memengaruhi daya beli masyarakat," ucap Oki.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan pengamatannya, Oki berujar, kapasitas produksi gula Indonesia pada September 2021 berkisar 2,5 - 3 juta ton per tahun. Namun, kebutuhan gula di Indonesia seringkali lebih tinggi, mencapai 5 - 6 juta ton per tahun.

"Bukan tidak mungkin keputusan India dapat memicu negosiasi atau diskusi bilateral antara India dengan Indonesia mengenai perdagangan komoditas," ujarnya.

"Jika Indonesia sangat bergantung pada impor gula dari India, kebijakan India yang menghentikan ekspor akan sangat memengaruhi ketersediaan gula di pasar domestik," imbuhnya.

Menurut Oki, diversifikasi pasokan bisa menjadi salah satu cara untuk merespons kebijakan India. Juga ada beberapa langkah yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan impor gula dari suatu negara.

"Cara lainnya dengan menyesuaikan kembali kebijakan harga pasar ataupun mempersiapkan stok gula darurat," ujarnya.

Selain itu, fenomena ini dapat menjadi momentum bagi pemerintah untuk meningkatkan nilai investasi di sektor pertanian dan teknologi. Hal itu juga dapat meningkatkan produksi gula domestik.

"Ini sekaligus memberikan dampak positif bagi produsen gula di Indonesia," ucapnya.

Dilansir detikFinance pada Jumat (25/8), sumber dari pemerintah India mengatakan rencana penyetopan ekspor gula rafinasi itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Apalagi saat ini harga gula industri di India telah melonjak tajam.




(dil/dil)


Hide Ads