Permintaan Hewan Kurban di Klaten Masih Sepi, Diduga Ini Sebabnya

Permintaan Hewan Kurban di Klaten Masih Sepi, Diduga Ini Sebabnya

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Rabu, 14 Jun 2023 12:28 WIB
Peternakan domba Cipta Hadi Karya Farm di Desa Sawit, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Rabu (14/6/2023).
Peternakan domba Cipta Hadi Karya Farm di Desa Sawit, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Rabu (14/6/2023). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Permintaan hewan kurban di Klaten masih sepi meski Idul Adha kurang dua pekan lagi. Sementara itu, pedagang di pasar hewan Klaten mengaku pusing dengan maraknya pedagang online.

"Masih sepi pembeli. Kalaupun ada yang membeli masih antar bakul (pedagang). Paling nanti kalau mendekati hari raya baru ramai," kata pedagang hewan di Klaten, Purnomo, kepada detikJateng, Rabu (14/6/2023).

Purnomo mengatakan harga kambing saat ini berkisar Rp 3 juta sampai Rp 6 juta tergantung jenis dan ukurannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi banyak pedagang online sekarang. Harganya kadang tidak ada patokan seperti di pasar hewan. (Hewan) Difoto, diposting begitu saja," jelas Purnomo.

Terpisah, peternak domba dari Cipta Hadi Karya Farm, Handaru Jati mengatakan stok kambing dan dombanya masih sekitar 50 ekor. Sedangkan yang sudah terjual sekitar 50 ekor. Pembelinya dari Klaten, Solo, Jogja, dan sekitarnya.

ADVERTISEMENT

"Tahun lalu stok 50 ekor sold out (terjual semua). Hari ini sudah 50 ekor terjual, tapi masih dua minggu jelang hari raya. Kita masih ada stok sekitar 60 ekor domba terbaik," kata Handaru saat ditemui detikJateng di kandangnya di Kecamatan Gantiwarno.

Handaru menjelaskan hewan kurban di peternakannya dipilih yang sehat, usia cukup, berpostur gagah, dan selalu dicek kesehatannya.

"Harga antara Rp 2 juta sampai Rp 7 juta. Untuk jualnya kita timbangan, tapi sudah termasuk free pakan dan pengiriman serta kita berikan souvenir ke pembeli," kata Handaru.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Pemkab Klaten, Widiyanti mengatakan pihaknya terus melakukan pengawasan ternak.

"Khususnya di pasar agar jangan sampai ada ternak tidak sehat dijual di pasar. Penyakit mulut dan kuku memang sudah melandai tapi pengawasan tetap dilakukan," jelas Widiyanti kepada detikJateng.

Pengawasan dan pemeriksaan rutin itu, sambung Widiyanti, untuk memastikan hewan kurban aman. Termasuk untuk mendongkrak daya beli masyarakat.




(dil/ams)


Hide Ads