Kisah Ridho Tukang Ojek Banting Setir Jadi Pengusaha Kopi Muria Kudus

Kisah Ridho Tukang Ojek Banting Setir Jadi Pengusaha Kopi Muria Kudus

Dian Utoro Aji - detikJateng
Sabtu, 27 Mei 2023 16:13 WIB
Muhammad Ridho saat memproduksi kopi Muria Zayna di rumahnya, Kecamatan Dawe, Kudus, Sabtu (27/5/2023).
Muhammad Ridho dan kopi Muria Zayna (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng)
Kudus -

Seorang pria di Kabupaten Kudus ini terbilang cukup sukses menekuni usaha produksi kopi Muria. Awalnya dia adalah seorang tukang ojek yang banting setir menjadi penjual kopi khas Kudus.

Dia adalah Muhammad Ridho (33) warga Desa Colo Kecamatan Dawe. Ridho saat dikunjungi detikJateng tengah sibuk menyiapkan bahan untuk mengolah menjadi kopi Muria.

Ridho terlihat sedang memilah biji kopi yang akan diolah. Setelah dipilih, biji kopi itu disangrai. Setelahnya biji kopi itu dikemas hingga siap dijual.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ridho mengaku awalnya adalah seorang tukang ojek di kawasan kompleks Makam Sunan Muria. Karena pandemi Corona, dia lalu merintis usaha produksi Kopi Muria.

"Awalnya dulu ngojek di Muria, terus waktu ngojek pernah ada Corona, terus semenjak musim Corona kebetulan ojek saya ngontrak waktu itu juga mau habis, akhirnya saya berpikir untuk membuka usaha sendiri," kata Ridho saat ditemui di rumahnya, Sabtu (27/5/2023).

ADVERTISEMENT

"Saya ikut pelatihan-pelatihan di bidang per kopian, waktu itu belum tertarik akhirnya jadi tertarik. Akhirnya buka usaha produksi kopi Muria," dia melanjutkan.

Ridho lantas mengikuti berbagai pelatihan menjadi produsen kopi. Mulai dari berkebun, pengolahan, sangrai, sampai menjadi produk. Ridho memproduksi dua produk, yakni berupa bubuk dan bentuk roast bean atau biji kopi yang sudah disangrai. Ditambah lagi, dia memiliki beberapa hektare lahan yang ditanam kopi di Lereng Muria.

"Ikuti pelatihan mulai perkebunan, pengolahan, terus sangrai sampai menjadi produk. Dari situ saya membuat produk jadi dalam bentuk bubuk ataupun bentuk roast bean," jelasnya.

Muhammad Ridho saat memproduksi kopi Muria Zayna di rumahnya, Kecamatan Dawe, Kudus, Sabtu (27/5/2023).Muhammad Ridho saat memproduksi kopi Muria Zayna di rumahnya, Kecamatan Dawe, Kudus, Sabtu (27/5/2023). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Pria yang belum berkeluarga ini kemudian membuat label Zayna. Merek itu berasal dari nama ibunya Zaynab.

"Mereknya muncul Zayna berasal dari nama ibu saya Siti Zaynab, karena dulu belumnya ibu saya sudah pernah memproduksi kopi, biasanya saja, belum ada labelnya," terang dia.

Selanjutnya Ridho mengembangkan berbagai produk kopi khas Muria Kudus. Seperti Zayna Natural, robusta natural, robusta wine, dan robusta lanang.

"Untuk produknya ada Zayna Natural, terus memunculkan beberapa produk lainnya, ada produk varian baru yaitu robusta natural, robusta wine, dan robusta lanang," ujarnya.

Selengkapnya di halaman berikut.

Harga yang dipatok bervariasi. Mulai dari Rp 50 ribu sampai Rp 330 ribu. Paling mahal, kata dia, merupakan produk wine dan lanang.

"Harganya kisaran Rp 50 ribu sampai Rp 330 ribu per kilo, paling mahal produk wine sama lanang, dan palling bawah yang kopi campuran," terang Ridho.

Dalam sebulan, Ridho mampu memproduksi satu kuintal kopi Muria. Produk kopi Muria buatan Ridho sudah terjual di seluruh Indonesia hingga Hong Kong. Namun Ridho enggan menyebutkan omzet yang didapatkan setiap satu bulan.

"Sebulan bisa menjual satu kuintal lebih, sebulan jutaan bisa didapatkan," jelasnya.

"Untuk pemasaran bubuk ke lokal dan luar Kudus, ada juga dari online, pernah ada sampai di Hong Kong," Ridho melanjutkan.



Hide Ads