"Agustus 2021 kami SS nombok Rp 1,6 miliar, maksudnya agar yang nggak dapat juga dapat yang sama. Tapi untuk kali ini kami putuskan potong (gaji) yang dapat karena memang kondisi usaha sedang tidak mudah," imbuhnya.
Dia sendiri tak tahu kenapa karyawannya ada yang tidak mendapat BSU. Padahal setelah 1 tahun masa kerja, pihaknya mengaku aktif mendaftarkan ke BPJS Kesehatan & Ketenagakerjaan dengan pembayaran penuh tanpa potong gaji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari sejak 2021 kami tidak paham bagaimana verifikasi BSU untuk menentukan siapa yang dapat dan yang tidak, karena yang melakukan hal itu dari pemerintah, berdasarkan data BPJS mungkin," imbuhnya.
Yoyok mengaku pihaknya telah berupaya membangun keharmonisan 4.128 pegawai di 102 cabang Waroeng SS seluruh Indonesia. Dia tidak ingin keharmonisan itu rusak hanya akibat penyaluran BSU.
"Habis-habisan kami membangun 4.128 orang jadi satu keluarga, satu barisan, satu komando untuk sejahtera bersama, rusak karena bantuan-bantuan langsung yang verifikasinya kami tidak paham," ujar Yoyok.
(dil/aku)