Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Bank Indonesia (BI) menggelar pasar murah di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Pasar murah ini diserbu warga.
Pasar murah digelar di kompleks Alun-alun Kajen, Jumat (28/10). Sebanyak 500 paket langsung ludes diserbu warga. Satu paket berisi lima kilogram beras, satu liter minyak goreng, dan satu kilogram gula. Ada dua paket sembako yakni paket medium Rp 55 ribu dan paket premium Rp 62 ribu.
Elistiyani (37) warga Gejlik, Kajen, merasa senang dengan adanya pasar murah. Namun ia hanya mampu membeli paket yang medium seharga Rp 55 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya sangat murah sekali, beras lima kilogram sendiri sudah berapa, ini uang Rp 55 ribu, sudah dapat beras lima kilo, gula satu kilo, dan minyak satu liter. Selisihnya bisa buat keperluan lainnya," kata Elis ditemui di lokasi.
Ia mengaku mengantre sejak pukul 08.00 WIB. "Alhamdulillah, dapat kupon. Kita sudah senang banget. Tahu sendiri kan harga apa-apa naik sejak bensin naik," ungkapnya.
![]() |
Pasar murah kali ini dibuka dengan 500 paket premium dan medium untuk warga dengan sistem bagi kupon. Sekda Pekalongan, M Yulian Akbar, menjelaskan pasar murah digelar untuk menekan angka inflasi karena adanya kenaikan harga terutama bahan pangan.
"Pasar murah ini bagian dari Tim Pengendali Inflasi Daerah Kabupaten Pekalongan dalam konteks mengelola harga komoditi komoditas pascakenaikan harga BBM September kemarin," kata Yulian Akbar.
Dijelaskannya, pihaknya sebelumnya telah memprediksi inflasi 7,18 persen.
"Kita sudah prediksi inflasi pada September naik malah di atas angka nasional, yakni 7,18. Ini di atas angka inflasi regional Jawa Tengah maupun nasional. Ini pasti ada sesuatu yang harus kita urai, terkait dengan persediaan pangan dan juga pasokan," katanya.
Sebagai salah satu cara, kata Yulian Akbar, dengan menggelar operasi pasar murah. Rencananya pasar murah ini bakal digelar hingga Desember.
"Ini baru awal dan rencananya sampai Desember nanti, pemerintah dengan berbagai pihak, baik itu dari Bank Indonesia, dengan dukungan Bulog dan berbagai BUMD," jelas Yulian Akbar.
"Konteksnya adalah untuk menekan harga, kita akan gelar pasar murah sampai bulan Desember," tambahnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya...
Sementara itu, Kepala Unit Pengembangan UMKM Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal, Liyana Ciptowati, menegaskan saat ini terlepas pandemi COVID-19 yang menimbulkan perlambatan ekonomi di berbagai sektor ditambah adanya perang Rusia Ukraina, situasi ekonomi dunia mengalami ketidakpastian, munculnya krisis pangan, krisis energi, dan krisis finansial.
"Pada tanggal 3 September, pemerintah telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Hal ini dilakukan pemerintah dalam rangka merespons kenaikan harga minyak dunia. Dampak kenaikan BBM dirasakan oleh masyarakat yakni adanya kenaikan harga bahan pokok dan angkutan umum," ungkap Liyana.
Menurutnya, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah tercatat inflasi pada September 2022 mencapai 1,19%, tingkat inflasi dari tahun kalender September 2022 sebesar 5,11% dan tingkat inflasi Year on Year (YoY) sebesar 6,40%. Inflasi Jawa Tengah di atas inflasi nasional sebesar 5,95% (YoY).
Menurutnya, pemicu inflasi di bulan September karena kenaikan harga BBM.
"Prioritas pengendalian inflasi kiranya dapat difokuskan pada pengendalian inflasi pangan mengingat lonjakan inflasi dalam beberapa bulan terakhir relatif sangat tinggi," ungkapnya.
Oleh karena itu, menurut Liyana, dalam rangka mendukung pengendalian inflasi pangan dari sisi hulu dan hilir, Kantor Perwakilan BI Tegal bersama tim TPID Pekalongan menggelar operasi pasar murah sebagai bagian dari gerakan nasional pengendalian inflasi pangan (GNPIP).
"Dengan adanya pasar murah diharapkan dapat menahan laju inflasi dan dapat meringankan beban masyarakat di wilayah Kabupaten Pekalongan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dengan harga relatif terjangkau," pungkas Liyana.