Petani di sebagian wilayah Kabupaten Klaten mulai bergeser dari menanam padi ke palawija. Pergeseran itu mengingat saat ini mulai memasuki musim kemarau.
"Sudah mulai tanam palawija, terutama kedelai. Baru dua minggu ini mulai tanam," ungkap warga Desa Gombang, Kecamatan Cawas, Purwanto kepada detikJateng, Kamis (21/7/2022).
Dijelaskan Purwanto, petani di desanya sudah tidak berani tanam padi karena kini jarang turun hujan. Terlebih selama ini sebagian besar lahan merupakan sawah tadah hujan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sawah di sini sebagian besar tadah hujan. Jika memaksakan tanam padi tidak mungkin panen, mau nyedot dengan disel belum tentu ada airnya," jelas Purwanto.
Purwanto berharap harga kedelai membaik saat nanti panen. Sebab biasanya harga tidak terlalu bagus saat panen semua bersamaan.
"Biasanya nanti pas panen harga turun, padahal untuk tempe dan tahu impor. Semoga tahun ini bagus," kata Purwanto.
Sementara itu, petani di Desa Troketon, Kecamatan Pedan, Sriyanto mengaku sudah sepekan ini semua lahan di wilayahnya mulai menanam palawija.
"Sini sudah sepekan ini mulai tanam. Air masih ada di sungai tapi sedikit, hujan sudah jarang," ucap Sriyanto di sawah.
![]() |
Menurut Sriyanto, di desanya terutama yang utara jalan raya merupakan sawah tadah hujan. Kondisi cuaca yang jarang turun hujan tidak memungkinkan untuk menanam padi lagi saat ini.
"Padi tidak mungkin karena tidak cukup air. Disedot disel sulit keluar kalau daerah sini, sejak dulu juga (tanam) kedelai kalau kemarau," jelasnya.
Diwawancarai terpisah, Plt Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Klaten Lilik Nugraharja menjelaskan petani saat ini sudah bergeser menanam palawija. Komoditas palawija yang paling banyak ditanam adalah kedelai.
"Sudah mulai tanam palawija, terutama kedelai sudah sekitar 600 hektare. Terutama di wilayah Kecamatan Cawas dan Bayat," jelas Lilik ditemui detikJateng di kantornya.
"Di Klaten, begitu potong padi selesai langsung kedelai sebab jika menunggu sawah bersih nanti pertumbuhan kedelai kurang bagus. Apalagi kalau sampai tiga minggu dan tanah terlalu kering," imbuhnya.
Lilik menyebutkan, target luasan tanaman kedelai tahun ini mencapai 1.900 hektare. Meningkat dari target tahun lalu yang hanya 1.300 hektare.
"Tahun lalu target hanya 1.309 hektare, tahun ini naik. Sentra penghasil kedelai kita di Kecamatan Cawas, Bayat dan sebagian Pedan," imbuh Lilik.
Pantauan detikJateng, tidak hanya di Kecamatan Pedan, Cawas dan Bayat, petani di Kecamatan Trucuk yang berbatasan dengan Cawas pun mulai tanam kedelai. Demikian juga Kecamatan Karangdowo yang berbatasan dengan Pedan.
(aku/rih)