Ratusan petani di Desa Pakisan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten menggelar panen raya. Mereka telah berhasil meningkatkan produktivitas padi dengan menggunakan sistem tanam Si Jarwo (jajar legowo).
Panen raya budi daya padi berkelanjutan jajar legowo 2:1 sisipan itu digelar di area sawah Desa Pakisan. Koperasi Tani Pangan Lestari (KTPL) berhasil mengembangkan budi daya padi dengan standar Sustainable Rice Platform (SRP) seluas 30 hektare.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten Widiyanti menjelaskan SRP merupakan upaya untuk memproduksi beras secara berkelanjutan. Dalam program ini, para petani didorong untuk menerapkan sistem tanam Jarwo 2:1, yakni pola tanam berselang-seling antara dua baris tanaman padi dan satu baris kosong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Si Jarwo ini kita setelah baris 1 dan 2, baris 3 dicabut, kemudian dimasukkan di sela-sela baris 1 dan 2 sehingga dengan adanya Jarwo 2:1 ini akan meningkatkan jumlah populasi tanaman," kata Widiyanti di Desa Pakisan, Kamis (15/8/2024).
Ia menjelaskan sistem tanam Si Jarwo dapat meningkatkan produksi padi hingga sekitar 15 persen. Hasil panen para petani yang biasanya hanya sekitar 8 ton ini pun dapat meningkat hingga 9,2 ton per hektare.
"Terbukti di Cawas ini dengan adanya SRP, hasilnya untuk gabah kering panen bisa 9,2-9,9 ton per hektare," ungkapnya.
"Ini cukup besar kalau naik hingga sekitar 1-1,5 ton. Jika harganya Rp 6 ribu, ini sudah terjadi peningkatan Rp 6-9 juta," sambungnya.
Lebih lanjut Widiyanti menjelaskan selain mampu menjadi upaya untuk menjaga kelestarian lahan, sistem tanam Si Jarwo juga disinyalir mampu meningkatkan jumlah populasi karena padi dapat terkena sinar matahari seluruhnya.
"Dengan adanya Si Jarwo ini, perbatasan antara larik satu dengan larik yang lain kan menjadi agak longgar, sehingga akan memudahkan sinar matahari masuk," jelasnya.
Panen raya yang dilaksanakan KTPL Klaten itu pun mendapat apresiasi Ketua Kelompok Substansi Padi Irigasi dan Rawa, Direktorat Serealia Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Teuku Ahmad Iqbal.
"Kami mengapresiasi setinggi-tingginya kegiatan ini, karena memang ini merupakan bagian dari program kita untuk meningkatkan produksi padi, khususnya produksi padi dengan budidaya berkelanjutan," jelasnya.
"Untuk peningkatan produksi, kita lakukan pola tanam Jajar Legowo sisip 2:1 yang menambah populasi. Kita lihat sendiri hasilnya itu sampai dengan 7 ton gkg per hektar," sambungnya.
Ia berharap sistem tanam Si Jarwo dapat diterapkan lebih banyak petani di Klaten maupun di Indonesia. Ke depannya, pihaknya akan terus mengedukasi dan mendorong para petani untuk tertarik menerapkan sistem tanam Si Jarwo.
"Memang kendalanya tenaga pertanamannya sedikit lebih banyak, namun hasilnya tentu saja lebih tinggi, jadi keuntungannya juga lebih besar," jelasnya.
(ncm/ncm)