Seorang dokter mengungkap 90 persen kasus serangan jantung dapat ditelusuri pada satu kebiasaan pagi yang sering diabaikan. Apa itu?
Hal itu diungkap oleh Dr Sana Sadoxai, dokter umum yang sering membagikan edukasi kesehatan di media sosial. Dia menyoroti bahaya rutinitas pagi yang minim gerak yang jadi pemicu risiko serangan jantung.
"Bahaya sebenarnya dimulai saat Anda bangun dan tetap diam," kata Dr Sadoxi, dikutip dari detikHealth, Jumat (19/12/2025).
Saat ini, lanjutnya, banyak orang yang langsung memegang ponsel saat bangun tidur. Usai rebahan terlalu lama, kebanyakan orang lalu buru-buru berangkat tanpa aktivitas fisik sama sekali.
Kebiasaan tersebut secara perlahan mempercepat resistensi insulin, penumpukan lemak perut, tekanan darah tinggi, peradangan tersembunyi, hingga gangguan metabolisme. Seluruh faktor itu secara signifikan meningkatkan risiko serangan jantung dini, terutama pada orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas.
"Berat badan, metabolisme, dan kesehatan jantung saling terkait. Mengabaikan kebiasaan pagi ini merupakan ancaman tersembunyi. Mengubahnya bisa menyelamatkan nyawa," tegasnya.
Risiko itu bisa ditekan dengan 5 hingga 7 menit aktivitas ringan saat pagi. Aktivitas sederhana seperti jalan cepat, peregangan, atau latihan pernapasan dapat membantu melancarkan sirkulasi darah, mengaktifkan metabolisme, menstabilkan kadar gula darah, dan melindungi kesehatan jantung.
Menurut NHS, serangan jantung atau infark miokard terjadi saat aliran darah ke jantung terhambat, yang umumnya akibat gumpalan darah.
Gejala yang paling umum adalah nyeri dada, seperti rasa tertekan, berat, atau sesak. Tanda lain yang perlu diwaspadai antara lain nyeri menjalar ke lengan, rahang, leher, punggung, atau perut, pusing, keringat dingin, sesak napas, mual, hingga rasa cemas berlebihan.
Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"
(aku/dil)