Sanksi Mahasiswa UNS Cabul Modus Gim Truth or Dare Segera Diteken Rektor

Tara Wahyu NV - detikJateng
Selasa, 16 Des 2025 11:56 WIB
Ilustrasi pelecehan. (Foto: Getty Images/iStockphoto/triocean)
Solo -

Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (PPK) Universitas Sebelas Maret (UNS) menunggu sanksi yang diberikan oleh kampus terhadap pelaku kasus dugaan pelecehan seksual modus gim truth or dare. Sanksi menunggu Surat Keterangan (SK) dari pimpinan universitas.

"Saat ini menunggu SK sanksi dari pimpinan Universitas," kata Kepala PPKS, Ismi Dwi Astuti dihubungi detikJateng, Selasa (16/12/2025).

Ismi enggan menjawab saat ditanya berapa orang yang telah diperiksa atas dugaan kasus pelecehan seksual tersebut. Dia kemudian mengatakan SK tersebut akan terbit dalam waktu lima hari ke depan.

"Insya Allah 5 hari ke depan sudah ada SK tersebut," ungkapnya.

Mengenai rekomendasi sanksi terhadap pelaku, Ismi kembali menegaskan untuk menunggu SK tersebut.

"Ditunggu saja kalau sudah di tandatangani pimpinan universitas," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, viral kasus dugaan kekerasan seksual dilakukan mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS). Dugaan tersebut sempat diunggah ke akun media sosial salah satunya akun instagram @kentingansantuy yang menceritakan kronologi kejadian kekerasan seksual.

Dari akun tersebut, awalnya korban berada di kos temannya untuk mengerjakan tugas bersama dua orang lainnya. Namun karena teman korban enggan diajak mengerjakan di luar, ia bersama temannya tetap mengerjakan tugas di kos.

"Pada malam hari yang sama, anak-anak dari acara voli ***** ***** yang baru selesai bertanding malam itu datang ke kos tersebut yang merupakan tempat yang sama dimana korban dan teman- temannya sedang kumpul," tulis akun tersebut seperti dikutip detikJateng, Rabu (3/12).

Namun karena sudah terlalu lama dan merasa tidak nyaman mengerjakan skripsi, mereka memutuskan untuk bermain game. Ia mengatakan permainan tersebut dilakukan dalam kondisi sadar.

"Dikarenakan sudah terlalu ramai dan sudah tidak nyaman untuk mengerjakan skripsi, mereka memutuskan bermain game agar suasana tidak terlalu membosankan. Hal ini juga dilakukan tanpa alkohol maupun obat2-an terlarang. Game yang dipilih adalah Truth or Dare (ToD), yang pada ya adalah permainan biasa. Namun tanpa alasan yang jelas, dan tanpa diketahui korban sebelumnya, arah permainan ToD malah berubah menjadi 'dare' yang bernuansa seksual dan mesum," tulisnya.

Dalam cerita tersebut, korban sudah menolak berkali-kali untuk game tersebut. Tapi para pelaku tetap memaksa dan dibuat kalah terus. Para pelaku melecehkan korban dengan dalih sportivitas. Korban yang merasa dilecehkan sempat melawan, namun tetap dipaksa oleh para pelaku.



Simak Video "Video: Bahlil Incar Papua untuk Produksi Bahan Baku Etanol "

(alg/ahr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork