DLH Demak Terapkan Sanitary Landfill di TPA Berahan Kulon

Ardian Dwi Kurnia - detikJateng
Rabu, 10 Des 2025 16:09 WIB
Foto: Ardian Dwi Kurnia/detikJateng
Demak -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Demak terus berupaya melakukan pengelolaan sampah secara optimal. Salah satu caranya yaitu dengan penerapan sanitary landfill di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Berahan Kulon.

Sekretaris DLH Demak, Sudarwanto mengatakan sanitary landfill merupakan metode pengolahan sampah yang dilakukan dengan pengurukan.

"Sanitary landfill itu adalah pemrosesan sampah di TPA yang dalam bahasa gampangnya itu dengan lahan uruk," kata Sudarwanto kepada detikJateng, Rabu (10/12/2025).

Upaya tersebut dilakukan DLH Demak mulai akhir tahun ini. Menurut Sudarwanto, pengurukan dilakukan dengan tanah dan plastik geomembran.

"Akhir 2025 ini kira-kira bulan mulai bulan Agustus, kita rancang untuk kita lakukan sanitary landfill dengan dua cara yang pertama itu dengan urukan. Urukan ini kita sudah mengupayakan sekitar 100 sampai 150 dump truk tanah urukan," jelas Sudarwanto.

"Kemudian yang kedua kita menggunakan geomembran. Jadi geomembran itu adalah plastik yang digunakan untuk menutup sanitary landfill. Plastiknya sudah diatur mempunyai standardisasi ukurannya 250 mikron. Jadi tidak sembarang plastik yang mudah sobek," sambungnya.

Sudarwanto menyebut metode ini akan membuat sampah organik bisa membusuk di TPA. Sanitary landfill juga akan mencegah bau sampah yang menyengat.

"Sampah yang masuk itu kemudian kita uruk seminggu sekali, nanti akan terjadi pembusukan dan tanah itu akan turun. Maksimal ketinggian sanitary landfill di kita itu tiga meter, jadi tidak akan ada gunung sampah. Karena diuruk, jadi tidak ada bau sampah sama sekali," ungkap Sudarwanto.

Limbah gas dan lindi dari sanitary landfill yang dibuat DLH Demak juga nantinya dapat dimanfaatkan. Selain itu, metode ini disebut Sudarwanto dapat memperpanjang umur TPA.

"Sanitary landfill itu juga kita tanami pipa-pipa supaya gas metana sampah bisa keluar, itu bisa dimanfaatkan. Kemudian lindi yang mengalir karena air hujan yang terserap di lahan bisa juga dibuat pupuk kompos," kata Sudarwanto.

"Kalau kita lakukan metode ini terus menerus, RPJM tahun 2050 TPA ini masih bisa digunakan bahkan masih sisa banyak lahannya. Kalau TPA hanya kita jadikan pembuangan tanpa pengolahan seperti ini, paling 2030 udah selesai itu (TPAnya penuh)," tambahnya.

Sudarwanto mengungkapkan saat ini sudah ada 1,7 hektare lahan di TPA Berahan Kulon yang digunakan sebagai lahan sanitary landfill. Lahan tersebut dibagi menjadi dua sel dan dapat menampung hingga 3000 ton sampah.

"TPA Berahan Kulon dengan luasan 25,03 hektare sekarang 1,7 hektarenya sudah dijadikan dua sel sanitary landfill. Jika nanti pengelolaannya dengan cara seperti ini terus, sampai RPJM 2050 juga lahan TPA masih banyak yang sisa," tutur Sudarwanto.

"Dua sel tersebut sekitar 3000 ton kapasitasnya. Sampah yang masuk dipilih yaitu organik dan plastik, kalau limbah B3 tidak bisa," imbuhnya.

Penerapan sanitary landfill diharapkan Sudarwanto dapat menjadi salah satu solusi untuk mengelola sampah secara lebih optimal. Tahun depan, DLH Demak akan menambah luasan lahan dan jumlah sel sanitary landfill di TPA Berahan Kulon.



Simak Video "Video: Menteri LH Beri 3 Bulan ke Hotel di Bali Selesaikan Masalah Limbah"

(akn/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork