Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Temanggung, Seni (47) yang sempat dikabarkan hilang bisa ditemukan kembali di Malaysia. Keluarga besarnya di Temanggung berharap Seni bisa segera kembali dan berkumpul dengan pihak keluarganya.
Keluarga besar Seni di Dusun Letih, Desa Mergowati, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, telah puluhan tahun tak mengetahui kabar dan keberadaannya. Keluarga baru mengetahui jika Seni yang sempat dikabarkan hilang diketahui keberadaannya saat personel dari Polres Temanggung mendatangi rumahnya.
Saat berangkat menuju Malaysia, Seni meninggalkan seorang anak Riki Alfian yang berusia 3,5 tahun dan suaminya. Awalnya, Riki diasuh sama kakeknya, namun setelah kakeknya meninggal diasuh sama keluarga pakdenya.
"Seni berangkat ke Malaysia sekitar tahun 2004. Saat itu, Riki usianya 3,5 tahun. Dulu Riki dimomong kakeknya, terus setelah meninggal ikut saya," kata Walmi (60), kakak ipar Seni kepada wartawan di rumahnya, Senin (24/11/2025).
"Keluarga tahu (Seni) ditemukan dari personel Polres Temanggung. Dua orang datang menyampaikan kalau (polisi Malaysia) telepon ke Jakarta (Mabes Polri). Jakarta menelepon ke Temanggung (polres), terus mengirimkan dua personel ke sini (Dusun Letih)," sambung Walmi.
Saat polisi tiba di rumahnya beberapa waktu lalu, katanya, suaminya Iswandi (65) sedang ziarah. Menurutnya, kedatangan personel dari Polres Temanggung menyampaikan jika Seni bertemu dengan petugas dari Indonesia di Malaysia dan ingin kembali ke Temanggung.
"Dikabari, saya langsung nangis. Terus ingat saat berangkat anaknya masih kecil," sambungnya.
Walmi menambahkan, saat Seni berangkat ke Malaysia berpamitan untuk kerja mencari uang. Rencananya jika uang sudah terkumpul akan digunakan membangun rumah.
"Rencana yang mau bangun rumah, Seni. Dulunya berangkat ke Malaysia,'pamit yu, nyong arep kerja golek duit suk iso bangun' (Pamit mbak, saya mau kerja mencari uang biar bisa membangun). Saat itu bilang titip Riki," imbuhnya dengan Bahas Jawa khas Temanggung.
Dalam kesempatan yang sama, saudara sepupu suami Seni, Wartiyono (47) mengatakan, keinginan bekerja di luar negeri karena kondisi yang tergolong miskin.
"Kalau nggak salah tahun 2003, Seni berangkat ke luar negeri, ke Malaysia. Sejak itu, sampai awal 2008 sempat telepon ke keluarga (suami). Cuman saat itu, nada bicaranya seakan-akan didampingi (diawasi) harus pakai Bahasa Malaysia atau Indonesia (diduga sudah ada tekanan dari majikan)," kata Wartiyono.
Wartiyono yang juga sebagai Kasi Pelayanan Desa Mergowati menambahkan, keluarga sempat curiga dan sudah mencari informasi.
"Cuman waktu itu dari kalangan warga kampung, pengalaman kurang, termasuk kendala keuangan sehingga nggak bisa meneruskan untuk mencari informasi (keberadaannya)," kata dia.
Baca juga: Registrasi Nomor HP Bakal Wajib Rekam Wajah |
"Dari keluarga sangat senang, beliau masih ada (selamat) dan sudah diketahui keberadaannya serta posisinya insyaallah aman di KBRI. Harapan dari keluarga tentu bisa pulang dengan selamat dan sehat," ujar Wartiyono yang juga teman SD dengan Seni.
Wartiyono mengatakan, keluarga sempat kaget mendengar kabar ditemukannya Seni. Menurutnya, keluarga selama ini sudah menganggap Seni hilang.
"Kalau hidup harapan masih ada, tapi cuman nggak tahu keberadaannya. Hayo putus asa (keluarga)," katanya.
(afn/alg)