Tanah longsor terjadi di Jalan Balekambang 9, RT 4 RW 7, Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan. Talud di lokasi itu ambrol hingga menutup badan jalan.
Pantauan detikJateng, talud tersebut ambrol di tengah perkampungan. Talud yang ambrol sudah ditutupi terpal berwarna oranye. Banyak pengendara motor kecele dan harus putar balik karena tak bisa melewati jalan kecil tersebut.
Salah satu warga setempat, Wondo (70) mengatakan longsor terjadi Minggu (26/10/2025) sekitar pukul 17.00 WIB. Warga sebenarnya sudah memprediksi longsor bakal terjadi, sebab tembok talud itu sudah retak sejak lama.
"Semua warga di sini sudah tahu bakal roboh, temboknya sudah menggelembung, di sudutnya itu juga sudah merekah, apalagi nggak ada besi penyangganya. Sudah lama retak, terus malah longsor kemarin," kata Wondo kepada detikJateng, Senin (27/10/2025) pagi.
Wondo menuturkan, saat kejadian hujan rintik-rintik. Ia yang sedang berada di rumah tiba-tiba mendengar suara keras.
"Saya dengar suara 'bruk'. Saya kira kucing jatuh, ternyata longsor. Untungnya nggak ada orang lewat. Kalau nggak hujan, biasanya banyak anak kecil main dan motor parkir," ucapnya.
Menurut Wondo, longsor itu terjadi pada lahan kosong milik warga yang rumahnya berada di bawah tebing. Dampak longsor hanya mengenai bagian teras rumah tersebut. Namun, material tanah menutup akses jalan kampung.
"Sekarang jalan ditutup. Warga harus muter jauh, soalnya ini jalan tikus, ke arah Veteran bisa, ke arah Pahlawan bisa," katanya.
Camat Semarang Selatan, Ronny Tjahjo Nugroho membenarkan bahwa longsor itu disebabkan talud penahan tanah yang ambrol. Pagi sebelum kejadian, warga sebenarnya sudah melihat adanya keretakan pada dinding talud tersebut.
"Yang longsor itu tanah kosong karena taludnya ambrol. Kemudian menutup jalan kampung. Pagi pas warga kerja bakti sudah diketahui adanya keretakan pada talud tersebut," kata Ronny saat dihubungi detikJateng.
Pihak kecamatan pun sudah berkoordinasi dengan BPBD, DPU, dan pihak kelurahan untuk penanganan darurat. Nantinya, akan dilakukan evakuasi oleh mini eskavator.
"Kami tetap menyampaikan bahwa kebencanaan ini tetap menjadi penggugah bagi warga untuk terus menjalin silaturahmi dengan bergotong royong dan berswadaya untuk pembersihannya, meskipun nanti dari DPU ada alat berat," tuturnya.
Baca juga: Kala Banjir Semarang Renggut 2 Nyawa |
Ronny juga mengimbau warga yang memiliki lahan di area berkontur tebing agar memperhatikan sistem drainase dan struktur penahan tanah. Terlebih, tanah di daerah tersebut cenderung berbentuk terasering.
"Kami sampaikan kepada Pak RT yang semalam juga ikut mendampingi di lapangan, bagi yang tanahnya masih kosong itu memang perlu adanya lubang untuk membuang air yang jatuh dari atas permukaan tanah," ujarnya.
"Di lokasi itu tanahnya memang urugan. Jadi kekuatannya kurang. Kami minta warga memperhatikan lubang-lubang pembuangan air di talut agar air tidak menekan dari dalam dan menyebabkan longsor susulan," lanjutnya.
Selain di Balekambang, Ronny menyebut talud di kawasan Kali Kanal, sekitar Pasar Peterongan, juga mengalami longsor pada Jumat sore (24/10). Beberapa pedagang kaki lima di atasnya terpaksa berhenti berjualan karena tanah di bawahnya ambles.
"Taludnya ambrol juga. Ada PKL di atasnya, belum sampai ambruk tapi sudah ndoyong. Sumber utamanya gorong-gorong yang di bawahnya tersumbat, tanah di atasnya nutup inlet-nya yang mau masuk ke sungai, kan ujungnya gorong-gorong, terus mendorong taludnya jadi ambrol," pungkasnya.
Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"
(dil/apl)