Pesta maut miras oplosan di gubuk Dusun Gedongan Kidul, Desa Bondowoso, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, diduga diikuti tujuh orang. Enam orang di antaranya tewas, sedangkan seorang lagi selamat bernama Bejo Susanto (57).
Lelaki yang berperawakan kurus ini tinggal di Perumahan Bumirejo, Desa Bumirejo, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Saat sejumlah awak media mendatangi rumahnya, Bejo baru saja pulang berobat dari Klinik Utama Mata Dr Yap Magelang.
Dia menceritakan ajakan pesta miras oplosan itu diterimanya pada Sabtu (4/10) malam. Kala itu dia ditelepon teman-temannya untuk ke Bondowoso, dan diminta datang sekitar pukul 21.00 WIB, namun baru bisa datang kurang lebih pukul 23.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sana ada namanya R, PI, JP, AS sama Y. Kemudian di sana, saya ditawari sama mereka minuman sebanyak dua kali, dua gelas," kata Bejo kepada wartawan saat ditemui di rumahnya, Jumat (10/10/2025).
Bejo mengatakan saat itu anaknya ada yang ikut dan minta pulang. Ia pun kemudian meminta maaf kepada teman-temannya untuk pulang.
"Sekitar jam 23.15 atau 23.30 WIB (pulang). Sebelum saya pulang dikasih sekali lagi (jadi tiga gelas). Mereka lanjut," sambung Bejo.
Saat itu Bejo belum merasakan efek apapun dari minum yang berlangsung di gubuk tersebut. Kemudian efek tersebut mulai dirasakan pada Minggu (5/10) sekitar pukul 13.00 WIB.
"Saya beli pakan ayam di Permitan itu. Terus waktu mau pulang kok pusing. Saya pulang tidur (tanpa makan dan minum)," ujarnya.
"Terus Senin (6/10) paginya, saya dibangunkan kakak suruh berangkat kerja. Tapi, saya nggak bisa lihat, gelap hitam itu. Saya nggak kerja sampai sekarang (Jumat). Terus tadi saya berobat ke dokter mata," lanjut Bejo.
Ia mengungkap salah satu korban tewas, R, sempat mengabarkan kematian sesama 'peserta' pesta miras oplosan. R saat itu datang dan memberi tahu jika AS serta JP sudah meninggal.
"Kalau dari teman-teman yang meninggal ada berita ke sini (datang memberi tahu). Yang namanya R, Selasa (7/10) ke sini (rumah) mengabarkan yang namanya JP sama AS, MD (meninggal dunia). Terus, Y masuk Merah Putih (RSUD Merah Putih)," bebernya.
Selain itu, ada teman lainnya (bukan ikut pesta miras) yang datang ke rumah Bejo untuk mengambil ayam jago. Teman tersebut menyampaikan jika Y sudah meninggal di RSUD Merah Putih pada Selasa (7/10) sore.
Ia juga mengetahui jika empat teman lainnya pada Rabu (8/10) dibawa menuju RSUD Merah Putih dalam kondisi meninggal. Dia pun kaget saat mendengar kabar teman-temannya yang ikut minum di gubuk meninggal.
"Sempat syok juga, sempat syok. Terus pemikirannya yang nggak-nggak. Saya membayangkan, 'waduh, aku bisa ikut', tetapi juga kok badan nggak apa-apa. Cuma habis itu hilang gitu. Pikirannya sudah kalut. Itu juga," tutur bapak lima putra tersebut.
"Itu teman-teman kerja di proyek. Kalau yang tiga orang itu ikut di proyek. Itu namanya S, terus R, sama yang terakhir itu AR. Terakhir meninggal AR nggak ikut (pesta). Waktu saya datang ke sana (gubuk) nggak ada," tambah Bejo.
Ia mengatakan untuk menawarkan efek yang dirasakan tersebut minum kelapa muda atau degan dengan susu steril.
"Setelah minum ya beda, nggak sesak (napas) nggak, nggak begitu pusing. Cuma tetap nggak bisa lihat," ujarnya.
![]() |
Ia lalu disarankan salah satu keponakannya untuk berobat ke rumah sakit. Kemudian pada Selasa (7/10), Bejo berobat ke RSUD Merah Putih, dan secara jujur menceritakan yang dialaminya.
"Saya keracunan kayak oplosan. Terus tadi yang bareng yang dua meninggal tersebut. Kemudian diinfus, habis diinfus, diperiksa lagi, suruh berobat jalan. (Lihat samar-samar berobat ke klinik mata) Dari dokter YAP dapat rujukan ke Sardjito (RSUP dr Sardjito) sama YAP Jogja," ujarnya.
Penyesalan Bejo bisa dibaca di halaman berikutnya:
Bejo mengaku teringat dengan anak-anaknya yang masih kecil. Dia pun kapok dan emoh ikut pesta miras lagi.
"Bisa 180 derajat tidak menyentuh barang tersebut (miras) atau istilahnya mulai belajar akan berhenti. Saya sudah ngalami, apa pusing yang mungkin kayak hampir pecah kepalanya. Ya (berobat seperti itu), kita berusaha untuk lebih baik ke depannya," kata dia.
Dia pun tidak mengetahui jenis oplosan dalam miras tersebut. Sebab, saat sampai di lokasi sudah ada minuman tersebut. Ia juga tidak tahu siapa yang mengoplosnya.
"Rasanya itu kayak rum pembuat roti, pengembang roti. Saya pernah tanya sama yang sering bikin itu. Katanya dia dulu pernah peracik itu. Kalau beli di Jogja, di mananya saya kurang-kurang tahu karena saya nggak begitu suka sama itu," tuturnya.
"Kalau saya lihat itu (dituang) di Aqua besar, kalau yang lainnya Coca-Cola, biasanya yang lainnya disembunyikan di pojok-pojok itu (gubuk). Mungkin kalau pas mau dibikin-dibikin," bebernya.
Ia pun menuturkan jika terkadang membeli dengan sistem COD (Cash on Delivery) yang ada labelnya. Bejo pun pernah juga menenggak miras oplosan yang dicampur dengan obat nyamuk sekitar tahun 1990-an saat masih menjadi kondektur bus.
"Tahun 90-an pernah diundang di Muntilan ternyata dicampur Autan. Dada panas sesak kepala pusing. Itu saya selamatnya (minum segelas) karena dari terminal Magelang pusing dulu. Datang sana, saya minumnya dikit karena pusing dulu. Penawarnya kelapa muda," jelasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, diduga pesta miras oplosan diikuti delapan orang di gubuk Dusun Gedongan Kidul, Desa Bondowoso, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Minggu (5/10) dini hari. Dari delapan orang, tujuh orang di antaranya menenggak dan seorang tidak.
Kemudian dari tujuh orang tersebut, enam di antaranya meninggal dunia yakni AS, JP, R, PI, S dan Y. Sedangkan korban meninggal terakhir AR diberi sisa miras oplosan dari salah satu korban sebelumnya meninggal dunia.