Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyumas telah mengambil sampel menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diduga menjadi penyebab keracunan sejumlah siswa di wilayah Kecamatan Karanglewas. Sampel tersebut akan dikirim ke Laboratorium di Semarang pada hari ini.
"Dari Puskesmas juga mengambil sampel, ya. Mudah-mudahan hari ini terkirim ke Semarang," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Banyumas, Sito Hatmoko saat ditemui, Jumat (26/9/2025).
Menurut Sito hasil dari sampel tersebut paling cepat keluar dalam kurun waktu satu minggu. Jadi kejadian ini belum bisa disimpulkan penyebabnya dari MBG atau bukan.
"Kita nggak bisa, nggak bisa menentukan apakah itu keracunan karena ini, belum bisa, karena nanti hasil tetap di laporan. Rata-rata yang sudah itu paling cepat seminggu baru keluar hasilnya," terangnya.
Sejauh ini, langkah yang sudah diambil oleh Dinkes Banyumas masih fokus pada penanganan siswa yang masih bergejala. Mereka juga telah membuat formulir Google yang disebar ke wali murid untuk pendataan.
"Pada prinsipnya kita melakukan pertolongan dan jangan sampai ada yang keluhannya keluhan bertambah. Kita sedang memberikan Google Form ke orang tua untuk mencatat barangkali ada yang mengeluh yang sama, sakit perut, mual, kayak gitu. Kalau yang laporan masuk baru SD N Pangebatan saja, jumlahnya sekitar 70 siswa," jelasnya.
Lebih lanjut, Sito berharap agar masyarakat semakin waspada terhadap makanan yang akan dikonsumsi. Bukan hanya dari program MBG.
"Bukan hanya MBG, makanan dari siapapun, kalau mau dimakan itu, dilihat, dicium, dirasa, dipegang teksturnya. Kalau sudah tidak segar jangan dikonsumsi," pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan (Dindik) Banyumas, Taryono, mengungkapkan dari hasil pendataan yang dilakukan, ternyata siswa yang mengalami mual dan muntah berasal dari beberapa sekolah di wilayah Kecamatan Karanglewas. Di antaranya siswa TK, SDN Kediri, dan Pangebatan.
"Ini jumlahnya sekitar 115 lebih yang dilaporkan (siswa alami mual-muntah). Termasuk dari TK ada 30-an dan SDN Kediri ada juga datanya sekitar 20 dan 30 orang. Belum sekolah lain yang belum melaporkan," kata Taryono saat ditemui di SDN Pangebatan, Jumat (26/9/2025).
Simak Video "Video: Kasus Keracunan MBG Melonjak, Pemerintah Didesak Moratorium"
(afn/aku)