Seratusan siswa di wilayah Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas diduga keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Pemilik dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) wilayah Karanglewas Kidul, Sri Wiyono, akhirnya buka suara.
Menurut Sri, dugaan penyebab banyak siswa yang mengalami mual dan muntah karena menu MBG dibawa pulang oleh siswa. Ia mengklaim makanan dari dapur SPPG yang dikelolanya tidak pernah bermasalah sejak beroperasi tiga minggu lalu.
"Minggu pertama dan kedua normal, tidak ada siswa yang sakit.Baru minggu ketiga ini muncul masalah, setelah makanan dibawa pulang.Padahal makanan itu harusnya dimakan di sekolah," kata Sri saat dimintai konfirmasi wartawan, Sabtu (27/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri memandang menu MBG yang dibawa pulang bisa berpotensi merusak kualitas. Makanan yang dipindahkan ke wadah lain bisa terkontaminasi bakteri dari luar.
"Ketika makanan dipindah ke tempat lain, misalnya piring rumah atau plastik, itu bisa menjadi media pengurai. Udara itu juga pengurai.Makanan yang harusnya dimakan jam 11.00 WIB, tapi baru dimakan di rumah jam 16.00 WIB, ya sudah rusak.Ini yang menyebabkan kemungkinan sakit," terangnya.
Sri menduga anak-anak membawa menu MBG dengan berbagai alasan. Salah satunya adalah ingin dilihatkan kepada keluarganya di rumah.
"Mungkin ada nilai pamer.Anak ingin menunjukkan ke orang tua, 'ini lho Pak, makanan dari sekolah.' Tapi tanpa disadari itu merusak makanan," jelasnya.
Usai adanya kasus ini, pihaknya langsung menggelar pertemuan dengan kepala sekolah yang ada di bawah naungan SPPG miliknya. Dalam pertemuan ini, ia menekankan agar makanan dilarang dibawa pulang.
"Sejak Selasa saya kumpulkan kepala sekolah dan sampaikan makanan tidak boleh dibawa pulang.Hari Rabu, Kamis, dan Jumat tidak ada kasus baru.Itu menguatkan dugaan saya, bahwa variabel membawa pulang makanan sangat signifikan terhadap kejadian kemarin," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) di Desa Pangebatan, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas mengalami mual dan muntah. Mereka diduga mengalami keracunan makanan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) sehari sebelumnya.
Saat dimintai konfirmasi wartawan, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyumas dr Dani Esti Novia membenarkan ada peristiwa tersebut. Dari informasi yang didapat setidaknya ada 70 siswa yang mengalami gejala serupa.
"Benar, ada dugaan keracunan di Karanglewas. Tim kami baru akan turun ke lapangan besok. Sementara ada 70 anak," kata Dani melalui pesan tertulis, Kamis (25/9) malam.
Usai dilakukan pendataan jumlah siswa yang diduga keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas jumlahnya bertambah mencapai 100 lebih.
Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan (Dindik) Banyumas, Taryono mengungkapkan dari hasil pendataan yang dilakukan ternyata siswa yang mengalami mual dan muntah berasal dari beberapa sekolah di wilayah Kecamatan Karanglewas. Diantaranya siswa TK, SD N Kediri dan Pangebatan.
"Ini jumlahnya sekitar 115 lebih yang dilaporkan (siswa alami mual-muntah). Termasuk dari TK ada 30 an dan SD N Kediri ada juga datanya sekitar 20 dan 30 orang. Belum sekolah lain yang belum melaporkan," kata Taryono saat ditemui di SD N Pangebatan, Jumat (26/9).
(ams/ams)











































