Siswa yang diduga mengalami keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) menu spageti di Desa Sudagaran, Kecamatan Banyumas bertambah. Dari hasil pendataan yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) per Selasa (30/9), jumlahnya mencapai 94 siswa.
Ketua Tim Kerja Surveilans, Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Kesehatan Haji, Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyumas, Chairul Hamdi, mengatakan dari hasil pemantauan yang dilakukan puskesmas setempat, masih ada sejumlah anak yang mengalami sakit.
"Data terbaru total ada 94 anak (dugaan siswa keracunan). Update laporan dari Puskesmas, saat ini yang masih sakit ada 28 anak," kata Chamdi saat dimintai konfirmasi, Selasa (30/9/2025) sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, jumlah tersebut tersebar dari beberapa sekolah dasar di satu desa. Di antaranya SDN Sudagaran 1, 2, dan 3 serta SD Muhammadiyah. Mereka tidak ada yang menjalani rawat inap.
"Dari jumlah tersebut tidak ada yang dirawat, tapi ada yang periksa ke klinik dan puskesmas," terangnya.
Chamdi menyebut, tim dinkes dibantu Puskesmas Banyumas telah turun ke lokasi untuk melakukan observasi sejak Minggu (28/9) kemarin. Pihaknya juga telah mengambil sampel air baku untuk dicek laboratorium.
"Sejak Minggu (28/9) kami sudah turun dengan mendatangi SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) Sudagaran dan mengambil sampel makanan serta air bahan baku. Terus kemarin kita telah mengunjungi sekolah untuk mendata anak yang mengalami gejala keracunan," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah siswa SDN Sudagaran, Kecamatan Banyumas mengalami muntah dan diare. Gejala tersebut terjadi usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Jumat (26/9) kemarin.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyumas, dr Dani Esti Novia menjelaskan siswa tersebut tidak ada yang sampai menjalani rawat inap. Mereka menjalani perawatan di rumah masing-masing.
"Yang di Sudagaran itu 12 siswa. Indikasinya sama (keracunan MBG). Tidak ada yang di rawat," kata Dani saat ditemui wartawan, Senin (29/9).
Menurut Dani usai mendapat laporan tersebut pihaknya baru akan terjun ke lokasi hari ini. Sampel makanan baru akan dicek untuk mengetahui penyebab siswa ini mengalami muntah dan diare.
"Hari ini kami turun ke lapangan, nanti laporan (lengkapnya) baru bisa didapatkan," terangnya.
Sementara itu, salah satu orangtua siswa sekolah setempat, Manda menjelaskan anaknya mengalami diare pada Jumat (26/9) sore, usai mengonsumsi MBG dengan menu spageti pada pagi harinya.
"Pagi harinya makan spageti, sorenya diare. Tapi infonya ada (siswa lain) yang muntah-muntah juga. Kemarin sempat ramai di grup WA juga," kata dia saat dihubungi wartawan.
(apu/aku)