Jumlah siswa yang diduga keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas mencapai 100 lebih. Jumlah tersebut setelah dilakukan pendataan dari keseluruhan sekolah yang menerima MBG dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) wilayah Karanglewas Kidul.
Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan (Dindik) Banyumas, Taryono, mengungkapkan dari hasil pendataan yang dilakukan, ternyata siswa yang mengalami mual dan muntah berasal dari beberapa sekolah di wilayah Kecamatan Karanglewas. Di antaranya siswa TK, SDN Kediri, dan Pangebatan.
"Ini jumlahnya sekitar 115 lebih yang dilaporkan (siswa alami mual-muntah). Termasuk dari TK ada 30-an dan SDN Kediri ada juga datanya sekitar 20 dan 30 orang. Belum sekolah lain yang belum melaporkan," kata Taryono saat ditemui di SDN Pangebatan, Jumat (26/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Taryono, usai adanya kejadian ini, pihaknya berkoordinasi dengan koordinator BGN Kabupaten Banyumas. Untuk sementara kegiatan yang ada di SPPG Karanglewas Kidul akan dihentikan sementara.
"Tadi hasil koordinasi saya dengan koordinator BGN di Kabupaten Banyumas saat ini karena tidak bisa dihubungi lewat telepon, jadi nanti akan disidak untuk menghentikan operasional SPPG di Karanglewas Kidul, mulai Senin akan dilakukan evaluasi. Termasuk dilaporkan ke BGN regional Jawa Tengah," terangnya.
Taryono menambahkan ada beberapa sekolah yang menolak untuk dikirim MBG setelah adanya kejadian ini. Sebab hingga saat ini masih ada siswa kondisinya belum masuk sekolah.
"Yang menyatakan menolak langsung dikirim MBG ya dari SDN Pangebatan karena masih ada sebagian besar murid yang belum masuk sekolah dari kejadian kemarin. Kondisinya dari rumah sudah dipantau dari orang tua, katanya sudah membaik tapi memang masih ada yang pusing jadi tidak bisa masuk sekolah," jelasnya.
"Sehingga dari kepala sekolah sini memutuskan untuk menolak pengiriman MBG pada hari ini. SD Negeri Kediri juga sama menolak hari ini, sekolah lain sedang kita pantau," lanjut dia.
Taryono menyebut SPPG Karanglewas Kidul sendiri membuat sekitar 3.000 porsi makanan. Jumlah tersebut dibagikan dari tingkat PAUD hingga SMK.
"Yang sudah masuk ke kami ada juga SDN Kediri, terus SDN Pangebatan ada juga TK. Kalau MI tidak dilaporkan karena di bawah kewenangan Kemenag. Untuk SPPG ini melayani cukup banyak sekolah dari TK, Paud, SD, MI, SMP sampai SMK. Jumlahnya ada sekitar 3.000 lebih porsi yang mereka layani," ungkapnya.
Lebih lanjut, Taryono memerintahkan agar Korwilcam melakukan pemantauan bagi sekolah yang masih mendapat distribusi MBG pada hari ini. Hal ini agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Saya sudah perintahkan sama Korwilcam agar yang sudah telanjur dikirim hari ini untuk dipantau kondisi kelayakannya, apakah potensi berjamur atau berair dan bau kita minta untuk tidak dibagikan. Tapi kemudian setelah dicek kemudian aman jadi dibagikan dengan dipantau betul kondisi anak-anak setelah konsumsi itu, agar tidak ada lagi kejadian," pungkasnya.
Puluhan Siswa Belum Masuk
Kepala SD N Pangebatan, Riyadi menjelaskan jumlah siswa yang tidak berangkat sekolah sejak hari Rabu (24/6) sekitar 92 siswa. Namun ia tidak begitu mengetahui detil berapa yang mengalami mual dan muntah usai menyantap MBG.
"Yang tidak masuk itu saya laporkan 92 siswa. Tapi kan tidak semuanya (mengalami mual dan muntah). Kalau yang bergejala mungkin, sekitar 80-an lah," kata Riyadi saat ditemui, Jumat (26/9).
Menurut dia, saat ini masih ada sejumlah siswa yang tidak berangkat sekolah. Kondisinya saat ini sudah mulai membaik.
"Sekarang sekitar 90 yang masih belum masuk. Tapi itu seluruhnya ya, ada yang tidak masuk karena izin juga. Sebagian saya tanya tadi, sudah membaik, tapi masih belum hadir. Belum bisa berangkat karena kondisinya masih agak lemas, gitu kan. Tapi kalau mual-mualnya dan demam itu sudah tidak," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) di Desa Pangebatan, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas mengalami mual dan muntah. Mereka diduga mengalami keracunan makanan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) sehari sebelumnya.
Saat dimintai konfirmasi wartawan, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyumas, dr Dani Esti Novia, membenarkan ada peristiwa tersebut. Dari informasi yang didapat setidaknya ada 70 siswa yang mengalami gejala serupa.
"Benar, ada dugaan keracunan di Karanglewas. Tim kami baru akan turun ke lapangan besok. Sementara ada 70 anak," kata Dani melalui pesan tertulis, Kamis (25/9) malam.
Menurut Dani, dari informasi yang diterima, siswa tersebut mulai merasakan gejala keracunan Selasa dan Rabu (23-24/9). Mereka bahkan dilaporkan sempat tidak masuk sekolah.
"Informasinya hari Selasa dan Rabu banyak yang nggak masuk masuk sekolah. Tapi hari ini sudah masuk lagi," terangnya.
(apu/apl)











































