Misteri Arca Berjajar di Pintu Kompleks Gedung Pandanaran Klaten, Ini Kisahnya

Misteri Arca Berjajar di Pintu Kompleks Gedung Pandanaran Klaten, Ini Kisahnya

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Minggu, 27 Jul 2025 17:38 WIB
Arca di pintu masuk kompleks Gedung Sunan Pandanaran atau RSPD Klaten.
Arca di pintu masuk kompleks Gedung Sunan Pandanaran atau RSPD Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng.
Klaten -

Di pintu masuk kompleks Gedung Sunan Pandanaran atau RSPD Klaten terdapat jajaran batu arca berbagai jenis. Namun tak banyak orang tahu jika arca itu usianya lebih tua dari Kabupaten Klaten yang baru berusia 221 tahun (terhitung berdirinya benteng Loji 1804).

Untuk menemukan lima arca yang berjajar di pintu masuk kompleks Gedung Sunan Pandanaran bukan hal yang sulit. Arca-arca berbahan batu andesit itu berdiri di taman tepat di pintu masuk kompleks.

Taman yang berada di tepi jalan Pemuda, persisnya di barat alun-alun Klaten itu tiap hari dilalui masyarakat. Di lihat dari depan, sosok arca yang pertama terlihat adalah Dwarapala memegang gada karena tingginya 1 meter lebih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di kanan dan kiri Dwarapala berdiri arca wanita yang diduga arca perempuan yang mulai rusak detail pahatannya. Di belakang sisi kiri Dwarapala, terlihat arca Durga bertangan delapan dan di sisi kanan sebuah arca Ganesha duduk yang relatif utuh.

Detail korosi pada batu sudah sulit dibaca karena kelimanya dicat minyak. Tidak ada papan atau plang di lokasi kelima arca yang ditanam di lantai bangunan taman.

ADVERTISEMENT

Penelusuran detikJateng, keberadaan lima arca itu pernah masuk catatan arkeolog Belanda N.W Hoepermans yang terbit tahun 1914. Di buku berjudul Hindoe-Oudheden Van Java (1864-1867) itu berbunyi "District Klaten: Ophet erf van den Assistent-Resident staan negen beelden: drie Durgi's,een Parwati, een Lakşmi, een Ganeca, een vierarmig beeldje, een siyha een groote Rakşasa, de laatste afkomstig van Tandi Sadjiwan 1 (No. 1338).Vroeger waren hier nog enkele andere beelden, waarvan een Γ‡iwa Gurueen Akşobhya in het Museum te Batavia zijn opgenomen. Van Tjandi Plaosanis een kidjing afkomstig, die vandaar ontvreemd, later te Klaten opgesteld is (Kabupaten Klaten.Di properti Asisten Residen terdapat sembilan arca: tiga Durgi,satu Parwati, dan Lakşmi, satu Gapega, satu arca berlenganempat, satu siyha, dansatu Rakşasa besar, yang terakhir berasal dari Tandi Sadjiwan 1. Beberapaarca lain pernah berada di sini, di antaranya seorang Γ‡iwa Guru danseorang Akşobhya yang kini disimpan di Museum di Batavia. Sebuah kidjing berasal dari Tjandi Plaosan, yang dicuri dari sana dan kemudian dipasang di Klaten)".

Arca di pintu masuk kompleks Gedung Sunan Pandanaran atau RSPD Klaten.Arca di pintu masuk kompleks Gedung Sunan Pandanaran atau RSPD Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Pegiat sejarah Klaten, Hari Wahyudi, menjelaskan arca di depan RSPD atau kompleks Gedung Sunan Pandanaran itu asli. Bahkan sudah masuk catatan N.W Hoepermans.

"Masuk catatan N.W Hoepermans, itu semua (arca) berasal dari kediaman asisten residen Belanda yang sekarang jadi rumah dinas Bupati Klaten. Ada yang bisa diidentifikasi, arca Dwarapala itu dari candi Sojiwan," ungkap Hari kepada detikJateng, Sabtu (26/7/2025) siang.

Dijelaskan Hari, selain dari Candi Sojiwan ada juga dari Candi Plaosan. Arca-arca tersebut sebelumnya pernah berpindah ke kompleks alun-alun Klaten.

"Tidak tahu ceritanya dari rumah asisten residen sempat berpindah ke alun-alun dan ke RSPD sampai sekarang. Tapi itu asli semua, meskipun sudah ada yang tidak utuh," jelas Hari.

"Dilihat dari jenis dan ikonografi yang ada arca-arca tersebut dibuat era Mataram kuno (8-9 M)," imbuhnya.

Analis Cagar Budaya dan Koleksi Museum Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata Pemkab Klaten, Wiyan Ari Tanjung, menyatakan semua arca tersebut sudah masuk database dinas. Arca Dwarapala berasal dari candi Sojiwan.

"Dwarapala berasal dari candi Sojiwan yang lainnya kita belum tahu dari mana. Dulu dari cerita sesepuh arca-arca itu sempat di alun-alun sebelum ke RSPD," kata Tanjung kepada detikJateng.

Arca di pintu masuk kompleks Gedung Sunan Pandanaran atau RSPD Klaten.Arca di pintu masuk kompleks Gedung Sunan Pandanaran atau RSPD Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Menurut Tanjung, sejumlah arca tersebut meskipun berada di pintu masuk sudah aman. Karena batunya ditanam bersama bangunan taman sehingga tidak mudah digeser.

"Menurut saya aman karena jadi satu dengan bangunan. Nanti rencananya kita pasang plang peringatan dan imbauan sehingga masyarakat paham itu cagar budaya," jelasnya.




(apl/apl)


Hide Ads