.webp)
Pemkab Klaten menggelar Klaten Lurik Night Carnival dalam rangka peringatan Hari Jadi ke-221 Klaten, Sabtu (26/7/2025) malam ini. Lantas apa kekhasan Lurik Klaten, ini penjelasannya.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten, Purwanto, menjelaskan kekhasan dari Lurik Klaten yakni kain tradisional tersebut dibuat menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM).
"Alat tenun bukan mesin yang menjadi keunggulan," jelas Purwanto saat ditemui detikJateng, di Alun-alun Klaten, malam ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lurik Klaten dibuat menggunakan alat bernama oglek. Dulunya, lurik tersebut biasa dikenakan oleh para pekerja seperti tukang parkir.
"Kalau motif tenun kekhasan Klaten yang dipakai juru parkir, surjan, ciri khasnya Klaten. Kalau surjan itu pakaian para pejuang rupiah," ungkap Purwanto.
 Gelaran Klaten Lurik Night Carnival di Alun-alun Klaten, Sabtu (26/7/2025). Foto: Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJateng |
Lebih lanjut, Purwanto mengungkapkan, Lurik Klaten terdaftar sebagai sebagai warisan budaya tak benda (WBTB).
"Jadi karena lurik ini sudah mendapatkan WBTB dari Kemendikbud dari cara pembuatannya dengan oglek. Dan karena jadi WBTB pemerintah melaksanakan carnival ini sebagai wujud pelestarian," katanya.
Adapun bedanya kain lurik yang dibuat menggunakan ATBM dan mesin, Purwanto menjelaskan, kain lurik menggunakan alat tradisional lebih terasa kasar. Sementara kain lurik yang diproduksi menggunakan alat modern lebih terasa halus.
"Bedanya oglek itu agak kasar. Bikin ukiran lurik itu ada dasarnya. Kalau mesin itu dicetak lewat digital," pungkasnya.
(rih/rih)
