Polres Klaten menerapkan pendekatan baru untuk menangani kasus kenakalan remaja yang masih marak di wilayah hukumnya. Jika sebelumnya penanganan dilakukan melalui jalur hukum dan pembinaan wajib lapor, kini pendekatan lebih humanis mulai diterapkan lewat skema Restorative Justice atau diversi anak.
Kapolres Klaten, AKBP Nur Cahyo Ari Prasetyo mengatakan pihaknya tak hanya fokus pada penegakan hukum, tetapi juga pada pembinaan moral dan keimanan anak-anak yang berhadapan dengan hukum.
"Karena mereka adalah generasi penerus bangsa, saya bersemangat untuk memperbaiki dan membimbing mereka agar kembali ke jalan yang benar," ujar AKBP Nur Cahyo, Rabu (23/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program pembinaan ini merupakan hasil kolaborasi antara Polres Klaten, Bapas, DP3A, Dinsos (Peksos), tokoh agama, pembina rohani, pihak sekolah, kepala desa dan orang tua. Anak-anak yang terlibat kenakalan dibina melalui program pesantren atau kegiatan serupa di bawah pengawasan tokoh agama.
"Kami tawarkan kepada orang tua, apakah bersedia anaknya mengikuti pembinaan di pondok pesantren, yakni di Pondok Pesantren Pancasila Sakti, yang juga bersemangat untuk mengasuh anak-anak ini. Termasuk dukungan tinggi dari pihak-pihak tersebut tadi," ungkapnya.
"Begitu juga dengan anak-anak yang nonmuslim, juga kami berikan pendampingan dengan tokoh agama sesuai keyakinannya," sambungnya.
![]() |
Selama proses pembinaan, penyidik Unit PPA Satreskrim Polres Klaten turut melakukan pemantauan rutin. Peninjauan juga melibatkan pihak sekolah dan orang tua.
Hasilnya, kata Cahyo, cukup menggembirakan. Anak-anak yang mengikuti pembinaan menunjukkan perubahan positif, dan sebagian besar tidak mengulangi perbuatan sebelumnya.
"Orang tua juga senang dan mengucapkan terima kasih. Anak-anak menjadi lebih sadar bahwa kenakalan mereka bisa merugikan diri sendiri, keluarga, dan masa depan mereka," terangnya.
Meski begitu, ada juga orang tua yang memilih melakukan pembinaan secara mandiri di rumah. Polres tetap menghormati pilihan tersebut selama pembinaan berjalan baik.
Lebih lanjut, Cahyo berpesan kepada para remaja agar menjaga diri dan tidak mudah terpengaruh pergaulan negatif.
"Kenakalan remaja bisa berdampak buruk, baik bagi diri sendiri maupun lingkungan. Jadi, mari bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban," ucapnya.
"Terpenting dari semua langkah tersebut adalah perubahan bagi mereka. Menjadi insan yang lebih baik dan berguna untuk sesama, bermasa depan cerah," tandasnya.
(apu/dil)