Ribuan Umat Buddha dari Berbagai Negara Ikuti Tipitaka Chanting di Borobudur

Ribuan Umat Buddha dari Berbagai Negara Ikuti Tipitaka Chanting di Borobudur

Eko Susanto - detikJateng
Jumat, 04 Jul 2025 11:52 WIB
Umat Buddha mengikuti Indonesia Tipitaka Chanting (ITC) 2569/2025 di Taman Lumbini Candi Borobudur, Jumat (4/7/2025).
Umat Buddha mengikuti Indonesia Tipitaka Chanting (ITC) 2569/2025 di Taman Lumbini Candi Borobudur, Jumat (4/7/2025). Foto: Eko Susanto/detikJateng
Magelang -

Ribuan umat Buddha mengikuti Indonesia Tipitaka Chanting (ITC) dan Asalha Mahapuja 2569/2025 di Taman Lumbini Candi Borobudur. Kegiatan ini puncaknya dengan kirab dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur.

Rangkaian Indonesia Tipitaka Chanting 2569/2025 dimulai hari ini, Jumat (4/7) dan berakhir pada Minggu (6/7). Nantinya perjalanan puja akan berlangsung dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur.

Para umat Buddha dengan khusyuk membaca kitab suci Tipitaka. Dalam pembacaan ini dipimpin oleh para biksu dari Sangha Theravada Indonesia (STI) bersama keluarga Buddhis Theravada Indonesia (Astinda, Magabudhi, Wandani dan Patria).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Pelaksana Upasaka Silakumaro, Tonny Coason mengatakan, peserta Indonesia Tipitaka Chanting 2569/2025 ada 2.007 orang. Mereka tak hanya berasal dari Indonesia.

"Peserta ini datang dari seluruh Indonesia ditambah dari luar negeri, ada beberapa negara yang datang. Upasaka-upasika (umat) itu ada yang dari Inggris, Amerika, Australia, Singapura, Kamboja dan Malaysia," kata Tonny kepada wartawan di Candi Borobudur, Magelang, Jumat (4/7/2025).

ADVERTISEMENT
Ribuan umat Buddha mengikuti Indonesia Tipitaka Chanting (ITC) 2569/2025 di Taman Lumbini Candi Borobudur, Jumat (4/7/2025).Ribuan umat Buddha mengikuti Indonesia Tipitaka Chanting (ITC) 2569/2025 di Taman Lumbini Candi Borobudur, Jumat (4/7/2025). Foto: Eko Susanto/detikJateng

"Para biksu dari Kamboja, Srilangka, Thailand. Bertambah (animo dari luar negeri), tapi kita memang belum terlalu fokus ke luar negeri karena untuk pendaftar dalam negeri saja sudah kewalahan. Karena kita ingin menambah (kuota), tapi kapasitas lahan yang tidak cukup," sambung Tonny.

Rangkaian pada hari pertama, Jumat (4/7), kata Tonny, semua akan membaca sutta atau khotbah-khotbah Sang Buddha. Untuk hari kedua, Sabtu (5/7), juga masih sama dengan membata sutta-sutta dan sorenya dilakukan pradaksina atau mengelilingi Candi Borobudur searah jarum jam.

"Para biksu akan berada di puncak stupa candi (pradaksina) dan umat pradaksina di bawah (pelataran). Itu akan diikuti seluruh peserta ITC," imbuhnya.

"Kemudian di hari ketiga, Minggu (6/7), nanti ada prosesi perjalanan puja dari Candi Mendut ke Candi Borobudur. Itu akan dimulai dengan puja di Candi Mendut, ada prosesi puja yang diikuti oleh seluruh peserta ditambah umat Buddha yang lain total kira-kira ada 11.000 sudah mendaftar," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Umum ITC dan Asalha Mahapuja 2569/2025, Biksu Guttadhammo Mahathera mengatakan, ada 10 sutta yang dibaca dari Majjhimanikaya. Dalam pembacaan sutta ini umat pun dijelaskan uraian singkatnya.

"Sutta-sutta ini akan dibacakan. Kalau bahasa aslinya, bahasa Pali. Bagi umat Buddha ini akan diberikan penjelasan singkat, uraian singkat, apa makna sutta per masing-masing sutta. Jadi tidak hanya membeo, tidak hanya hafalan, tetapi ini dilakukan pendekatan secara analitis. Supaya umat juga bisa mengkritisi apa yang dibacakan. Bukan sekadar enak didengar suara menjadi dimunculkan dalam kesadaran, tapi juga mengandung makna bisa membawa perubahan secara batiniah," kata Biksu Guttadhammo.

Prosesi Indonesia Tipitaka Chanting (ITC) 2569/2025 di Taman Lumbini Candi Borobudur, Jumat (4/7/2025).Prosesi Indonesia Tipitaka Chanting (ITC) 2569/2025 di Taman Lumbini Candi Borobudur, Jumat (4/7/2025). Foto: Eko Susanto/detikJateng

"Jadi kualitas batin setidaknya bagi umat Buddha, dengan adanya kegiatan tidak hanya sekadar membaca, tapi ada uraian, ada diskusi dan lain-lain. Maka ini, saya kira bisa membawa angin segar meningkatan kualitas batin. Umat Buddha harus memahami supaya bisa dipakai dalam hidup keseharian. Jadi, pulang dari sini (ITC) bisa membawa oleh-oleh pengetahuan, praktek, kebajikan," tegasnya.

Untuk kirab pada hari, Minggu (6/7), kata Biksu Guttadhammo, satu prosesi bakti umat Buddha dari Candi Mendut ke Candi Borobudur dengan membawa empat kereta. Untuk keempat kereta yang dibawa terdiri Kereta Kencana Mahadhatu, Kereta Kencana Stamha Vijaya, Kereta Tipitaka dan Kereta Kencana Dhammacakka.

"Empat kereta di depan (saat kirab), itu simbol-simbol yang sebenarnya sangat melekat di dalam proses bakti umat Buddha. Simbol-simbol yang tadi Mahadhatu, relik Sanga Buddha, Tipitaka, Dhammacakka, Stamha Vijaya, itu semua simbol-simbol yang sekarang bisa hadirkan lengkap," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Bimas Buddha Kemenag, Supriyadi menambahkan, umat Buddha untuk acara ITC animonya sangat tinggi. Menurutnya, panitia sudah berupaya menambah tenda dan ruang lingkup untuk menampung animo umat.

"Situasi hari ini, teman-teman TWC, TWB, telah berusaha membuka ruang yang banyak, namun demikian ruang ini kan terpisah-pisah antara Lumbini, Gunadarma, Aksobya, Kenari dan sebagainya. Kalau mau dipisah-pisah tentu merepotkan, maka panitia berpikir menjadi satu kesatuan ya kapasitas 2.000 yang diberikan," tambah Supriyadi.




(afn/ahr)


Hide Ads