Dalam video yang diunggah 16 jam yang lalu, hingga Jumat (30/5), pukul 15.46 WIB sudah disukai 46,3 ribu dan ditonton 1,3 juta kali.
"Terima kasih banyak! Sampai jumpa pada 14 Juli," tulis akun Instagram @emmanuelmacron seperti dilihat detikJateng, Jumat (30/5/2025).
Dalam video tersebut terlihat saat berada di puncak Candi Borobudur, Macron bertemu dengan para biksu, bhante, dan tokoh umat Buddha di Indonesia. Selain itu, Macron terlihat merogoh salah satu patung Buddha dalam stupa yang berada di puncak Candi Borobudur. Tangan kanan Macron terlihat merogoh melalui lubang stupa.
Saat berada di puncak Candi Borobudur itu, Macron bertemu dengan 105 biksu, bhante, suhu, rinpoche, dan sebagainya. Salah satunya yang ikut bertemu yakni Bhante Dhammavuddho Thera.
Saat dimintai konfirmasi, Bhante Dhammavuddho mengaku tidak mengetahui saat Macron merogoh patung Buddha. Pasalnya pada saat itu, para bhante tengah melakukan pradaksina atau mengelilingi puncak Candi Borobudur searah jarum jam.
"Ah itu, kami nggak lihat. Yang itu karena waktu itu kami sedang pradaksina. Jadi kami, hanya lihat di foto. Itu kan kita lagi pradaksina, kemudian beliau merogoh ya, itu kita nggak lihat," kata Dhammavuddho saat dihubungi detikJateng, Jumat (30/5/2025).
"Kalau kita lihat kan, kita bisa kasih tahu. Cuma karena waktu itu, kami lagi pradaksina lagi jalan. Mungkin inisiatif beliau atau mungkin tahu dari pemberitaan-pemberitaan di zaman dulu kalau ke Borobudur mesti merogoh. Itu kan mitos-mitos dulu kalau merogoh bisa balik Borobudur lagi," sambungnya.
Merogoh patung Buddha di Candi Borobudur, katanya, sekarang tidak diperbolehkan karena dianggap hal yang kurang bagus.
"Tapi, kalau misalnya beliau inisiatif, kita juga nggak bisa larang ya kan namanya beliau pemimpin negara. Bagaimana kita mau larang, jadi ya sudah lah nggak papa, kita maklumi aja. Cuman kalau misalnya pengunjung yang lain kan biasa di dampingi sama tim arkeolog, biasa ada tim dari kebudayaan. Kalau kemarin kan hanya Paspampres sama Protokoler, jadi memang beda gitu," ujarnya yang juga Ketua Umum DPP Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (KCBI).
"Kita biasanya kalau acara Waisak atau apa (ada pendamping dari kebudayaan), jadi kita sudah dikasih pemahaman. Kalau ini karena mungkin tamu kenegaraan, jadi mereka nggak ikut. Memang mungkin yang ngatur dari protokol istana yang ngatur mungkin. Jadi mungkin yang detail-detail gitu mereka nggak ngerti, jadi ya sudah. Jadi kita maklumi aja nggak usah dibesar-besarin itu," ujar Bhante Dhammavuddho yang juga Ketua Perkumpulan Sangha Theravada Dhammayut Indonesia (STDI) yang menaungi 52 vihara se-Indonesia, itu.
Bhante Mendoakan Macron dan Prabowo
Bhante Dhammavuddho menambahkan, saat berada di puncak Candi Borobudur para bhante mendoakan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Prabowo Subianto.
"Saat itu, ketika kita sedang melakukan upacara spiritual, beliau-beliau juga datang menghampiri kita. Kemudian dari kami para bhante inisiatif untuk mendoakan kedua presiden. Semoga dengan hal-hal yang baik, senantiasa berkembang, dengan kedamaian, keharmonisan. Kemudian bisa membawa berkah buat negara mereka dan juga buat masyarakatnya," pungkasnya.
(rih/ahr)