Adanya calon siswa jalur afirmasi SMAN I Klaten yang terindikasi anak aparatur sipil negara (ASN) di jurnal SPMB 2025 disoal orang tua calon siswa. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah mengaku telah menindaklanjuti temuan itu.
"Apakah sudah melihat hasil yang sekarang di jurnal? Kalau sudah hilang berarti sudah ditindaklanjuti, berarti sudah terverifikasi, kemudian kesalahan-kesalahan sudah dilakukan pembetulan," jelas Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Wilayah V, Agung Wijayanto saat dimintai konfirmasi detikJateng, Kamis (19/6/2025) siang.
Dijelaskan Agung, tindak lanjut yang dilakukan berupa verifikasi dan pembetulan itu merupakan upaya pemerintah menegakkan asas SPMB. Terutama asas-asas integritas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ini untuk menegakkan asas-asas dalam SPMB, di antaranya termasuk integritas yang harus kita tegakkan," kata Agung.
Saat disinggung penyebabnya, Agung menyatakan, aplikasi pendaftaran SPMB online itu dibangun dari data base. Sebab merupakan sebuah sistem aplikasi peran manusia tetap ada.
"Karena ini sebuah sistem aplikasi peran manusia juga tetap vital. Kesalahan klik bisa terjadi, karena terbukti kemarin ketika perpanjangan verifikasi sudah banyak kita lakukan pembetulan," terang Agung.
Pembetulan itu, lanjut Agung, bahkan dilakukan dengan mengundang siswa yang dipandang ada kekeliruan di proses ajuan. Aplikasi hanya menyinkronkan data.
"Aplikasi ini menyinkronkan data dari pihak dan instansi terkait, jadi potensi kesalahan ada, human error bisa pasti ada. Maka kita juga lakukan upaya-upaya perbaikan," kata Agung.
Agung mengatakan jika ada laporan masyarakat, media maupun Ombudsman ada indikasi yang perlu pembetulan pasti dilakukan. Bahkan tidak sedikit siswa yang dipanggil dan orang tua tanda tangan.
"Bahkan kami tidak sedikit melakukan pemanggilan siswa, tanda tangan orang tua untuk siap mengganti, mengubah atau menyesuaikan. Jadi langsung kita tindaklanjuti, kita sudah lakukan perbaikan, dan revisi," papar Agung.
"Kita itu responsif menindaklanjuti semua informasi melalui help desk di sekolah, di cabang dinas dan di induk," imbuhnya.
Orang tua calon siswa, Abdul Muslih, secara terpisah menyatakan nama calon siswa yang KK belum satu tahun dan orang tua ASN sudah hilang dari jurnal. Hilangnya dari jurnal Rabu (18/6) sore sebelum penutupan.
"Sore sebelum penutupan itu saya cek ternyata daftar itu sudah hilang dari jurnal. Kemungkinan ada upaya take down karena sudah ketahuan, dan temuan itu berarti benar," kata Muslih kepada detikJateng.
"Hari ini saya dapat informasi, anak yang bersangkutan di jalur afirmasi anak ASN sudah mendaftar di SMA swasta di Klaten," jelas Muslih.
Sebelumnya diberitakan, setelah KK belum satu tahun disorot, seorang calon siswa baru di SMAN 1 Klaten dari jalur afirmasi dicurigai merupakan anak seorang aparatur sipil negara (ASN). Yang bersangkutan merupakan warga Kalurahan Gergunung, Kecamatan Klaten Utara.
"Awalnya ada informasi anak seorang PNS/ASN bisa masuk di jalur afirmasi. Kemudian saya investigasi, kita cek rumahnya ternyata Kalurahan Gergunung," ungkap salah seorang orang tua calon siswa, Abdul Muslih, kepada detikJateng, Rabu (18/6) siang.
Menurut Muslih, setelah mengecek jurnal SPMB, dirinya juga mengonfirmasi ke kantor Kalurahan Gergunung. Perangkat Kelurahan kemudian mengecek ke alamat rumah siswa dan nama orang tuanya yang inisial B.
"Orang Kalurahan mendatangi RW dan menanyakan apakah benar informasi itu. Saya juga tanya tetangganya ternyata dia (ayah calon siswa) seorang ASN, juga mengajar ke kampus-kampus," jelas Muslih.
Lurah Gergunung, Maryadi, saat diminta konfirmasi detikJateng menyatakan siswa dan orang tua tersebut tidak masuk data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Pihaknya juga tidak menerbitkan surat apapun untuk yang bersangkutan.
"Untuk nama yang bersangkutan tidak masuk data di DTKS dan kelurahan tidak pernah membuatkan surat keterangan tidak mampu untuk yang bersangkutan. Tetapi kalau afirmasi dari jalur lain saya tidak tahu, sudah kita cek data yang ada di kelurahan," jelas Maryadi.
Terpisah Ketua panitia SPMB SMAN 1 Klaten, Bambang Budiyanto, menyatakan setelah dicek calon siswa tersebut melakukan verifikasi bukan di SMAN 1 Klaten.
"Anak itu verifikasi bukan di SMAN 1 Klaten, jadi kami tidak bisa melihat bukti fisiknya. Di aplikasi data lengkap siswa tidak muncul," jelas Bambang lewat pesan singkat setelah detikJateng.
(apu/afn)